PARIS – Setidaknya 40% dari mereka yang disurvei di Perancis dan Jerman memandang Islam sebagai ancaman terhadap identitas nasional mereka, menurut sebuah survei yang dipublikasikan oleh koran Perancis Le Monde.
Survei yang dilakukan oleh IFOP menemukan bahwa 42% responden Perancis menganggap kaum Muslim sebagai ancaman. Sementara 22% responden Perancis mengatakan bahwa mereka melihat anggota komunitas Muslim sebagai faktor yang memperkaya budaya. Angka yang sama bagi responden Jerman yaitu 40% dan 24%.
Mayoritas responden di kedua negara mengatakan bahwa mereka merasa kaum Muslim telah gagal berintegrasi ke dalam masyarakat mereka. Total 68% responden Jerman memilih opsi "tidak semua" ketika menjawab pertanyaan tentang integrasi Muslim, sementara di kalangan partisipan Perancis angka itu mencapai 75%.
Total 55% responden Perancis dan 49% Jerman yang disurvei mengatakan bahwa pengaruh dan visibilitas Islam terlalu besar. Lebih dari 60% di kedua negara mengatakan bahwa alasan bagi kegagalan Muslim untuk berintegrasi adalah penolakan mereka sendiri untuk berintegrasi.
Perancis memiliki populasi Muslim yang besar di Eropa, diperkirakan sekitar 6 juta jiwa, berasal terutama dari bekas koloninya di Afrika Utara. Negara ini juga telah meloloskan hukum yang melarang pemakaian cadar di tempat umum.
Sementara Jerman telah menerima banyak pekerja migran, sebagian besar dari mereka berasal dari Turki, terutama dari tahun 1960an ke depan. Otoritas federal Jerman memperkirakan bahwa populasi Muslim di negara itu saat ini mencapai 4.3 juta jiwa.
Temuan dari studi itu melampaui pengaitan imigrasi dengan keamanan atau imigrasi dengan pengangguran, untuk mengaitkan Islam dengan ancaman terhadap identitas, ujar Jerome Fourquet dari IFOP, seperti dikutip oleh Le Monde.
Delapan belas persen dari mereka yang mengatakan bahwa kaum Muslim tidak berintegrasi di Perancis dan 15% di Jerman menyalahkannya pada rasisme dan kurangnya keterbukaan dari beberapa orang Perancis dan Jerman.
Baru-baru ini, Kanselir Jerman Angela Merkel, mengejutkan dunia ketika dia mengatakan bahwa model multibudaya yang diadopsi Jerman untuk mengakomodasi jutaan Muslim di negaranya telah gagal total. (rin/tz/n24/ex) www.suaramedia.com
Total 55% responden Perancis dan 49% Jerman yang disurvei mengatakan bahwa pengaruh dan visibilitas Islam terlalu besar. Lebih dari 60% di kedua negara mengatakan bahwa alasan bagi kegagalan Muslim untuk berintegrasi adalah penolakan mereka sendiri untuk berintegrasi.
Perancis memiliki populasi Muslim yang besar di Eropa, diperkirakan sekitar 6 juta jiwa, berasal terutama dari bekas koloninya di Afrika Utara. Negara ini juga telah meloloskan hukum yang melarang pemakaian cadar di tempat umum.
Sementara Jerman telah menerima banyak pekerja migran, sebagian besar dari mereka berasal dari Turki, terutama dari tahun 1960an ke depan. Otoritas federal Jerman memperkirakan bahwa populasi Muslim di negara itu saat ini mencapai 4.3 juta jiwa.
Temuan dari studi itu melampaui pengaitan imigrasi dengan keamanan atau imigrasi dengan pengangguran, untuk mengaitkan Islam dengan ancaman terhadap identitas, ujar Jerome Fourquet dari IFOP, seperti dikutip oleh Le Monde.
Delapan belas persen dari mereka yang mengatakan bahwa kaum Muslim tidak berintegrasi di Perancis dan 15% di Jerman menyalahkannya pada rasisme dan kurangnya keterbukaan dari beberapa orang Perancis dan Jerman.
Baru-baru ini, Kanselir Jerman Angela Merkel, mengejutkan dunia ketika dia mengatakan bahwa model multibudaya yang diadopsi Jerman untuk mengakomodasi jutaan Muslim di negaranya telah gagal total. (rin/tz/n24/ex) www.suaramedia.com
Posting Komentar