Go Ihsan-Lahir
dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga penganut Kristen Lutheran di Missouri,
Amerika Serikat, Kristin Szremski tidak pernah merasa puas dengan kehidupan
spiritualnya. Hal itu lantas mendorongnya untuk berpindah keyakinan ke agama
Katolik di usia 40 tahun.
Namun,
pada 2001, perempuan itu akhirnya memilih Islam sebagai tempat berlabuh. Sejak
itulah ia merasakan kebahagiaan yang sempurna dalam kehidupan ruhaninya.
Perkenalan Szremski dengan agama yang diwahyukan dari Nabi Muhammad SAW ini bermula pada 16 tahun silam. Ketika itu, dia yang masih bekerja sebagai jurnalis di salah satu surat kabar di Chicago, mendapat tugas dari kantornya untuk membuat liputan khusus tentang komunitas Arab.
“Ketika itu, saya tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang Islam. Yang saya tahu, semua agama dan nabi yang datang setelah Yesus (Isa AS) adalah palsu,” kata Szremski membuka kisah perjalanan rohaninya, seperti dikutip Huffington Post.
Untuk memenuhi tugas liputan dari kantornya tersebut, Szremski lalu melakukan penelitian terhadap komunitas Arab di AS selama enam pekan. Dia pun mewawancarai banyak Arab Muslim. Dalam proses liputan itulah, hatinya mulai terpesona dengan ajaran Islam.
“Saya menemukan bahwa agama Islam memiliki karakteristik yang mirip dengan yang disampaikan Bibel (kitab suci umat Nasrani),” tuturnya.
Perkenalan Szremski dengan agama yang diwahyukan dari Nabi Muhammad SAW ini bermula pada 16 tahun silam. Ketika itu, dia yang masih bekerja sebagai jurnalis di salah satu surat kabar di Chicago, mendapat tugas dari kantornya untuk membuat liputan khusus tentang komunitas Arab.
“Ketika itu, saya tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang Islam. Yang saya tahu, semua agama dan nabi yang datang setelah Yesus (Isa AS) adalah palsu,” kata Szremski membuka kisah perjalanan rohaninya, seperti dikutip Huffington Post.
Untuk memenuhi tugas liputan dari kantornya tersebut, Szremski lalu melakukan penelitian terhadap komunitas Arab di AS selama enam pekan. Dia pun mewawancarai banyak Arab Muslim. Dalam proses liputan itulah, hatinya mulai terpesona dengan ajaran Islam.
“Saya menemukan bahwa agama Islam memiliki karakteristik yang mirip dengan yang disampaikan Bibel (kitab suci umat Nasrani),” tuturnya.
Menurut
Szremski, pemahamannya tentang agama Lutheran dan Katolik cukup membantunya
dalam mempelajari Islam. Bahkan, pengetahuannya mengenai konteks sejarah Bibel,
justru membuka pikirannya untuk mempertanyakan kembali konsep keimanan
Kristiani yang ia anut.
Setelah mempelajari Islam selama 18 bulan lamanya, Szremski semakin yakin bahwa Alquran adalah firman Tuhan yang sebenarnya. Dia juga meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai rasul yang diutus oleh Allah SWT kepada umat manusia. Meskipun demikian, saat itu dia masih belum bisa melepaskan keyakinannya mengenai ketuhanan Yesus.
“Sampai akhirnya saya membaca Surah al-Ikhlas yang menyebutkan bahwa Allah itu tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Apa yang disampaikan oleh surah tersebut benar-benar menyadarkan saya, Yesus bukan Tuhan,” ungkapnya.
Keyakinan Szremski terhadap kebenaran Islam pun semakin kuat. Pada 21 Juli 2001, dia akhirnya mengikrarkan dua kalimat syahadat, menjadi seorang Muslimah. Kisahnya pun cukup unik.
Ketika itu, Szremski sedang berada di sebuah hotel di Washington DC untuk menghadiri rapat dengan pihak majalah tempat ia menulis. Di atas tempat tidur kamarnya, ada Alquran dalam posisi terbuka. Szremski lalu berlutut dan berdoa, meminta kepada Tuhan untuk membimbingnya kepada jalan kebenaran.
Setelah mempelajari Islam selama 18 bulan lamanya, Szremski semakin yakin bahwa Alquran adalah firman Tuhan yang sebenarnya. Dia juga meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai rasul yang diutus oleh Allah SWT kepada umat manusia. Meskipun demikian, saat itu dia masih belum bisa melepaskan keyakinannya mengenai ketuhanan Yesus.
“Sampai akhirnya saya membaca Surah al-Ikhlas yang menyebutkan bahwa Allah itu tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Apa yang disampaikan oleh surah tersebut benar-benar menyadarkan saya, Yesus bukan Tuhan,” ungkapnya.
Keyakinan Szremski terhadap kebenaran Islam pun semakin kuat. Pada 21 Juli 2001, dia akhirnya mengikrarkan dua kalimat syahadat, menjadi seorang Muslimah. Kisahnya pun cukup unik.
Ketika itu, Szremski sedang berada di sebuah hotel di Washington DC untuk menghadiri rapat dengan pihak majalah tempat ia menulis. Di atas tempat tidur kamarnya, ada Alquran dalam posisi terbuka. Szremski lalu berlutut dan berdoa, meminta kepada Tuhan untuk membimbingnya kepada jalan kebenaran.
“Tiba-tiba
dari bibir saya keluar kalimat, tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW
adalah utusan-Nya. Kemudian, saya mengulangi lagi pernyataan tersebut dalam
bahasa Arab. Sejak itu, saya sudah menjadi Muslimah,” kenangnya.
Demi menyempurnakan kewajibannya sebagai Muslimah, tahun lalu, Szremski akhirnya berangkat ke tanah suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Dia pun mengaku sangat gugup saat menjalani rukun Islam yang kelima tersebut.
“Haji merupakan perjalanan spiritual yang berat. Dengan segala keterbatasan fisik yang saya miliki, banyak ujian yang harus dihadapi selama berada di Makkah. Mulai dari kelelahan, kurang tidur, hingga kondisi ekstrem yang dapat memengaruhi kesehatan,” tuturnya.
Szremski mengungkapkan, tujuan perjalanan hajinya ke Makkah semata-mata untuk menemukan hubungan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta. Ketika berada di hadapan Kabah, dia mengaku merasakan kehadiran Allah dengan cara yang ia tidak pernah rasakan sebelumnya.
“Saya merasakan cinta yang luar biasa. Di sana (Makkah), saya bisa menyembah dan mencurahkan hati saya kepada Tuhan dengan lebih khusyuk,” akunya.
Demi menyempurnakan kewajibannya sebagai Muslimah, tahun lalu, Szremski akhirnya berangkat ke tanah suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Dia pun mengaku sangat gugup saat menjalani rukun Islam yang kelima tersebut.
“Haji merupakan perjalanan spiritual yang berat. Dengan segala keterbatasan fisik yang saya miliki, banyak ujian yang harus dihadapi selama berada di Makkah. Mulai dari kelelahan, kurang tidur, hingga kondisi ekstrem yang dapat memengaruhi kesehatan,” tuturnya.
Szremski mengungkapkan, tujuan perjalanan hajinya ke Makkah semata-mata untuk menemukan hubungan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta. Ketika berada di hadapan Kabah, dia mengaku merasakan kehadiran Allah dengan cara yang ia tidak pernah rasakan sebelumnya.
“Saya merasakan cinta yang luar biasa. Di sana (Makkah), saya bisa menyembah dan mencurahkan hati saya kepada Tuhan dengan lebih khusyuk,” akunya.
Selama
berada di Makkah, Szremski bergaul dengan banyak orang dari berbagai latar
belakang negara, budaya, dan ras. Ada 3 juta umat Islam yang pergi berhaji pada
tahun lalu. Dia pun memetik banyak hikmah dari perjalanan suci tersebut.
“Saya suka Islam karena kemurnian, kesederhanaan, dan kebenarannya. Kaum Muslimin yang saya jumpai benar-benar pribadi yang menyenangkan, sabar, dan sangat santun,” kata perempuan berumur 54 tahun itu lagi.
Szremski kini menetap di Palo Hills, Illinois, AS. Saat ini, ia sudah berhenti bekerja sebagai jurnalis.
“Saya suka Islam karena kemurnian, kesederhanaan, dan kebenarannya. Kaum Muslimin yang saya jumpai benar-benar pribadi yang menyenangkan, sabar, dan sangat santun,” kata perempuan berumur 54 tahun itu lagi.
Szremski kini menetap di Palo Hills, Illinois, AS. Saat ini, ia sudah berhenti bekerja sebagai jurnalis.
Posting Komentar