Go Ihsan - Menurut Kemenlu RI, sedikitnya tiga WNI yang menjadi korban
meninggal dalam tragedi terinjak-injak di Mina Kamis (24/9), yaitu Hamid
Atwitarji dan Syaisiyah Syahril Abdul Gafar, dan seorang pria yang belum
berhasil diketahui identitasnya.
Pejabat-pejabat
Arab Saudi mengatakan sedikitnya 717 jemaah haji tewas dan lebih dari 863
lainnya luka-luka hari Kamis (24/9) akibat terinjak-injak di rute menuju tempat
ritual melontar jumrah di Mina. Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan di
antara korban tewas terdapat tiga warga negara Indonesia.
Video amatir
menunjukkan kerumunan ratusan jemaah haji yang terinjak-injak di sebuah jalan
sempit yang terletak sepanjang barisan tenda jemaah haji.
Menteri
Kesehatan Arab Saudi Khaled Falah mengatakan kepada wartawan, insiden itu
terjadi ketika ada jemaah haji yang berupaya berjalan melawan arus di sebuah
jalan yang sempit, mengabaikan pembatasan waktu gerakan jemaah dari tiap arah.
Falah bertekad akan segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi.
Kementerian
Agama Indonesia menyampaikan keterangan yang lebih rinci melalui pernyataan
tertulis yang menyatakan, insiden itu terjadi di jalan Arab 204, sekitar jam
7.30 pagi waktu Arab Saudi ketika jemaah akan melempar jumrah. Insiden
diperkirakan terjadi ketika ada jemaah haji yang akan melempar jumrah tiba-tiba
berhenti, sementara jemaah yang berada di belakangnya terus maju dan mulai
saling mendorong.
Lebih jauh ditambahkan “tim PPIH (Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji) sudah turun ke tempat kejadian dan juga ke rumah sakit Mina Al Jisr
yang menjadi lokasi evakuasi sebagian besar korban. PPIH juga telah
berkoordinasi dengan petugas di lapangan dan Difa Madani atau semacam badan
penanggulangan bencana di Arab Saudi untuk mendapatkan keterangan yang lebih
akurat, terutama di daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau PPIH”.
Dalam
keterangan pers di New York – Amerika, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno
Marsudi memastikan sedikitnya tiga warga negara Indonesia tercatat menjadi
korban dalam musibah melempar jumrah di Mina hari Kamis (24/9).
“Jadi
informasi yang sudah kami terima ada tiga WNI yang menjadi korban, dua di
antaranya sudah diindetifikasi, yaitu Hamid Atwitarji dan Syaisiyah Syahril
Abdul Gafar, dan informasi ini masih terus kami konfirmasi,” ujar Retno
Marsudi, yang saat ini sedang mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla di New
York untuk mengikuti sidang Majelis Umum PBB.
Sementara,
Wakil Duta Besar Indonesia Untuk Arab Saudi Sunarko mengatakan korban ketiga
adalah seorang laki-laki yang belum bisa diidentifikasi karena tidak mengenakan
gelang identitas di tangan, tetapi diketahui berasal dari Probolinggo. Satu
korban luka serius juga diketahui berasal dari Indonesia tetapi belum diketahui
identitasnya dan kini sedang dirawat di rumah sakit Annur di Mekkah.
TV Arab Saudi
melaporkan Gubernur Mekkah Pangeran Khaled Al Faisal telah mendatangi lokasi
kejadian untuk melihat langsung operasi penyelamatan. Pangeran Khaled Al Faisal
menambahkan banyak jemaah asal Afrika yang menjadi korban dalam insiden
itu.
Insiden itu
terjadi sewaktu ribuan jemaah haji akan melakukan ritual melontar jumrah di
Mina.
Seorang
jemaah yang selamat dalam insiden itu menjelaskan, ia terjebak dalam kerumunan
massa sehingga ia tidak bisa bergerak ke arah mana pun. Ditambahkannya,
orang-orang di depannya mati terinjak-injak tetapi ia beruntung dan dilarikan
ke rumah sakit.
Ritual suci
melontar jumrah dalah salah satu wajib haji karena jemaah yang tidak melontar
dikenakan denda berupa seekor kambing atau jika tidak mampu maka diperkenankan
membayar fidyah atau berpuasa selama 10 hari, yaitu tiga hari di masa haji di
tanah suci dan sisanya di negara masing-masing.
Waktu
melontar jumrah dimulai setelah lewat tengah malam hingga terbenam matahari,
terutama pada waktu Dhuha. Jemaah haji hanya melontar satu jumrah saja pada
puncak haji yaitu 10 Zulhijah dan dilanjutkan pada hari-hari Tasyrik lain.
Jumrah pertama yang terletak paling dekat dengan kota Mekkah disebut sebagai
jumrah Aqobah, karena pilar yang dilempar para jemaah haji letaknya di atas
perbukitan Aqobah.
Ritual suci
jumrah merefleksikan tindakan Nabi Ibrahim ketika digoda setan agar tidak
melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya – Ismail.
Tiga kali
beliau digoda, tiga kali pula ia melontarkan batu ke arah setan, sebagaimana
diperintahkan dan dibimbing oleh para malaikat. Tiga tugu atau pilar kini
didirikan di tempat dimana Nabi Ismail diyakini melempar setan ini, dan diberi
nama : Ula, Wusta dan Aqobah.
PPIH Arab
Saudi sejak sejak awal mengantisipasi kepadatan jemaah yang akan melempar jumrah,
dengan melarang jemaah haji Indonesia melempar jumrah pertama pada tanggal 10
Zulhijah di pagi hari – yaitu pada jam 8 hingga 11 pagi – karena kepadatan yang
sangat luar biasa. Jemaah Indonesia disarankan melempar jumrah setelah jam 11
pagi. Sementara untuk melempar jumrah kedua dan ketiga pada tanggal 11 dan 12
Zulhijah, jemaah Indonesia dihimbau untuk tidak melempar jumrah pada jam 1
siang hingga 4 sore.
Ini adalah
musibah kedua dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2015, setelah insiden
jatuhnya derek (crane) di Masjidil Haram – Mekkah pada 12 September lalu, yang menewaskan 107
orang – termasuk 7 warga negara Indonesia. [VOA]
Posting Komentar