Go Ihsan - Hari itu terlihat pemandangan yang tak biasa di Kota Gaza. Lusinan penggemar berkuda berkumpul di timur Kota Gaza untuk menyaksikan satu-satunya kompetisi menunggang kuda yang masih tersisa di penjuru Jalur Gaza. Para penggemar mulai bertepuk tangan dan bersiul saat kuda-kuda dan para penunggangnya tiba di arena berlumpur dan berpasir, yang jauh dari wilayah permukiman penduduk.
Para penunggang kuda terlihat antusias mengikuti lomba, meski mereka berkompetisi bukan untuk meraih piala atau mahkota. Satu-satunya hadiah adalah si pemenang akan dijuluki sebagai penunggang kuda terbaik. Lalu, para pemenang akan bekerja keras untuk mempertahankan gelarnya sebagai juara. Hanya itu.
Para penunggang kuda terlihat antusias mengikuti lomba, meski mereka berkompetisi bukan untuk meraih piala atau mahkota. Satu-satunya hadiah adalah si pemenang akan dijuluki sebagai penunggang kuda terbaik. Lalu, para pemenang akan bekerja keras untuk mempertahankan gelarnya sebagai juara. Hanya itu.
Aktivitas menunggang kuda sudah menjadi tradisi bagi rakyat Gaza, namun seiring blokade Zionis tradisi itu kian pudar. Sejumlah penunggang kuda yang masih tersisa di Gaza selalu sibuk. Mereka seringkali diundang untuk menampilkan keahlian mereka saat perayaan pernikahan. Pengantin pria yang melihat pertunjukan seperti itu akan merasa terhormat dan bangga karena pernikahannya menyertakan tradisi Palestina.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)
Posting Komentar