Go Ihsan - Pengelola perusahaan otobus PO NPM Padang
Panjang, Angga bakal diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan
makar. Angga bakal diperiksa di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Rabu
(28/12) lusa.
Angga bakal diperiksa sebagai saksi terkait
apakah massa aksi 212 yang dibawa ke Jakarta tersebut dikerahkan untuk makar
atau tidak.
Atas pemanggilan pengelola bus PO NPM yang
turut berjasa mengangkut peserta Aksi 212 dari Padang Sumatera Barat ini, Ketua
Umum MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar tidak terima.
"Bila saudara-saudara telah menyatakan
bahwa aksi 212 itu adalah suatu yang indah dan super damai, jangan lagi dinodai
dengan berbagai tuduhan yang hanya akan menyakiti dan membuat kita kehilangan
kepercayaan kembali."
"Memanggil sebagian dari kami berarti
memanggil seluruh kami dan menuduh sebagian dari kami berarti menuduh seluruh
kami."
Berikut selengkapnya tanggapan Buya Gusrizal
(Ketua MUI Sumbar):
"Kembalilah Kepada Kesadaran
Berbangsa"
Kecintaan kepada tanah air merupakan
semangat yang mengalir dalam darah setiap putra-putri yang menyadari bahwa
pendahulunya telah berkorban jiwa dan raga untuk negeri ini
(Indonesia). Membela dan mempertahankannya
merupaka komitmen yang menjadi bahagian dari kecintaan dan syukur atas nikmat
Allah swt.
Masyarakat Minang yang turun dalam aksi 212
adalah orang-orang yang terpanggil keimanan mereka dan orang-orang yang penuh
harap kepada Allah swt agar para penegak hukum bisa dibukakan pintu hati mereka
untuk menegakkan keadilan.
Di hadapan jutaan orang saya katakan bahwa
"kami datang bukan untuk membuat rusuh".
Pernyataan itu telah kami buktikan dalam
sikap. Kami suarakan harapan itu pada 212 dan kami coba kembali membangun
harapan tersebut di dalam hati ketika pulang menuju ke ranah minang. Padahal
hati kami telah kehilangan kepercayaan terhadap penegakan hukum yang
berkeadilan di negeri ini dalam kasus penista agama.
Di saat kami menunggu seperti ini, janganlah
diusik lagi harapan itu sehingga membuat sebagian atau mungkin seluruh dari
kami yang turun ke Jakarta pada 212 seperti tertuduh akan membuat kerusuhan.
Bagi kaum muslimin, serigala pun kami
pandang tak bersalah walaupun darahnya telah melumuri pakaian seorang terhormat
seperti Nabi Yusuf as apatah lagi tak ada angin tak ada ribut tiba-tiba saja
gelombang jadi menggila.
Wahai para pemegang kekuasaan !
Bila saudara-saudara telah menyatakan bahwa
aksi 212 itu adalah suatu yang indah dan super damai, jangan lagi dinodai
dengan berbagai tuduhan yang hanya akan menyakiti dan membuat kita kehilangan
kepercayaan kembali.
Memanggil sebagian dari kami berarti
memanggil seluruh kami dan menuduh sebagian dari kami berarti menuduh seluruh
kami.
Pegangan masyarakat Minang dalam melangkah
bersama tak akan dilupakan:
"Tarandam samo basah, tarapuang samo
hanyuik, tatilungkuik samo makan tanah, tatilantang samo minum ambun".
Karena itu, dari lubuk hati yang paling
dalam, saya menghimbau: kembalilah kepada kesadaran berbangsa untuk tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia !
Pedomanilah firman Allah swt:
{فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ} [محمد : 22]
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan?" (QS. Muhammad 47:22) [beritaislam24h.net]
Posting Komentar