Halloween party ideas 2015

IMG_0059
Kehidupan di kota Metropolitan Jakarta memang banyak menyita waktu, dengan keadaan lalu lintas yang demikian padatnya pada waktu pagi dan sore hari menjelang berangkat dan pulang kantor. Untuk menghindari kemacetan tersebut, maka Aku harus segera meninggalkan rumah pagi pagi sekali mengingat jarak yang cukup jauh ketempat kerjaku.
Mungkin hal tersebut yang menyebabkan aku tidak ada waktu untuk melaksanakan shalat subuh dan Isya berjamaah di masjid Al-Ihsan, masjid di tempatku tinggal. Pelaksanaan shalat selalu aku kerjakan di rumah walaupun jarak Masjid ke rumah tidak terlampau jauh.
Begitu juga hari Minggu atau libur akupun segan untuk pergi ke masjid, rasanya badan ini terasa lelah dan bisanya waktu tersebut ku gunakan untuk kembali tidur selepas melaksanakan shalat di rumah, kecuali hari libur yang bertepatan dengan hari jumat. Aku berusaha untuk shalat di masjid Al Ihsan.

Tiap kali berangkat ke kantor sambil melintasi bangunan masjid yang disinari lampu lampu taman yang cantik, rasanya ingin sekali bergabung dengan para jamaah masjid, tetapi sampai kapankah aku harus terhukum oleh keadaan ini? Pikirku.
Suatu ketika aku cuti dari kerja, dalam menikmati waktu libur itu tiba tiba aku teringat seorang teman memberikan sebuah buku yang berjudul Memakmuran Masjid dan ini diantara isi bacaan tersebut terdapat beberapa hadits yang cukup menyentuh relung hatiku sebagai berikut:

•Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Nabi saw bersabda: “Barang siapa yang pada waktu pagi atau sore pergi ke masjid maka Allah menyediakan makanan yang lezat di dalam sorga setiap ia pergi pada waktu pagi atau sore hari.” (Riwayat Bukhari dan Muslim, periksa Kitab Terjemah Riyadlus Shalihin. Bab Tentang Keutamaan Pergi Ke Majid, hadits no 1) Betapa lezatnya makanan sorga, semoga kita dapat merasakannnya.

•Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Nabi saw bersabda: “Barang siapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban Allah (shalat) maka langkah-langkahnya yang satu dapat menghapus dosa dan yang lain dapat mengangkat derajatnya.” (Riwayat Muslim, periksa Kitab Terjemah Riyadlus Shalihin. Bab Tentang Keutamaan Pergi Ke Masjid, hadits no 2) Betapa banyak dosa kita dalam melangkahkan kaki menempuh perjalanan hidup. Tidakkah kita sangat mendambakan ampunan Allah dan terhapusnya dosa kita. Terlebih lebih diangkatnya derajat di sisi Allah. Mudah Mudahan senantiasa diringkankan langkah kita ke rumah Allah untuk meraihnya.

•Dari Ubay bin Ka’b r.a berkata: “Ada seorang sahabat Anshar, yang saya ketahui tidak ada seorang pun yang rumahnya lebih jauh menuju ke masjid daripada rumahnya, namun ia tidak pernah terlambat shalat. Kemudian ada seseorang berkata: “Seandainya kamu membeli seekor keledai niscaya kamu dapat menaikinya pada waktu gelap dan pada waktu panas”., Ia menjawab; “Saya tidak senang seandainya rumahku dekat dengan masjid, karena saya berharap agar setiap perjalananku ke masjid sewaktu saya pergi maupun pulang kembalki ke keluargaku itu dicatat sebagai amal kebaikan. Maka Rasulullah saw bersabda: “Allah telah mengumpulkan semua pahala perjalananmu itu.” (Riwayat muslim, periksa Kitab Terjemah Riyadlus Shalihin. Bab Tentang Keutamaan Pergi Ke Majid, hadits no 3)

Aku tersadar akan bacaan tersebut, siapa lagi yang akan memakmurkan masjid kalau bukan kita kita umat muslim yang berada di kompleks? Memang pada mulanya aku merasa canggung untuk melaksanakan shalat subuh di masjid, pandangan beberapa jamaah sepertinya mengatakan: “Hmm sekarang rupanya baru insyaf atau jangan jangan punya masalah di kantor atau rumah tangganya nih Bapak.” Tapi itu rupanya hanya perasaanku saja, suuzon kata orang Tenabang (minjam istilah majalah Tempo). Para jamaah bahkan mengajakku untuk aktif pada hari hari libur atau minggu, shalatku bukan saja hanya Subuh tetapi Isya pun aku kerjakan di masjid.
Ternyata di subuh hari Minggu jamaah masjid Al Ihsan bertambah banyak dibanding hari kerja, Nah! Di hari Minggu ba’da Subuh itulah aku mendapat banyak pelajaran yang sangat berharga, bukan saja masalah masalah Agama tetapi antara lain bagaimana sifat kekeluargaan antara jamaah itu terbina dengan eratnya, satu per satu jamaah secara sukarela bersedia membawa makanan untuk menemani mereka bercengkerama ba’da subuh minggu, mereka membicarakan dari masalah Agama hingga sampai ke masalah lingkungan tempat tinggal bahkan kadang diselingi dengan canda tawa.. Dikala seorang jamaah misalnya ada yang tidak hadir, pasti mereka bertanya tanya kemana bapak itu. Dan apabila jamaah itu sakit, maka kami bersama sama memanjatkan do’a agar penyakitnya segera diangkat oleh Allah SWT atau kami berkunjung kerumah yang bersangkutan.
Kini waktu cuti ku habis, aku kembali kepada rutinitas kerja, dan kembali aku harus berangkat pagi pagi. Tetapi sekarang selalu mengatur waktu, sebelum berangkat kerja aku sempatkan shalat berjamaah di masjid Al Ihsan. Rasanya kalau belum ke masjid masih ada yang kurang dalam diri ku. Subhanallah, Allahu Akbar apakah ini hidayah yang Allah berikan kepadaku dikala cuti? Tetapi yang jelas telah membukakan pintu hatiku untuk shalat berjamaah, terimakasih Ya Allah.
Apakah Anda pembaca harus menunggu cuti dulu baru dapat bergabung dengan kami untuk Memakmurkan Masjid Al Ihsan? Insyaallah. (emhaes)

Posting Komentar

  1. -Memang sholat berjamaah di mushola atau masjid besar manfaatnya sebagaimana hadist diatas.
    -namun sayangnya masih banyak saudara-saudara kita yang enggan pergi,mungkin harus segera berangkat kerja,mengantuk dan alasan2 lain.
    -maju terus dengan artikel2 yang bermanfaat.
    -salam

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.