Go Ihsan - Fajar
Abdulrokhim Wahyudiono, bocah yang lahir pada 2 Oktober 2003 ini adalah seorang
hafidz Alquran. Ini bukan hal yang biasa, karena Fajar adalah penderita
cerebral palsy (lumpuh otak).
Namun
kemampunnya menjadi hafidz membuktikan kepada dunia bahwa tidak ada satupun
halangan untuk menjadi seorang penghafal Alquran.
Fajar kecil lahir pada usia kandungan 7,5 bulan dengan berat badan 1,6 kg. Dia sempat masuk Neonatal Intensif Care Unit (NICU) selama kurang lebih 20 hari. Pada saat itu juga ayahnya, Joko Wahyudiono rutin membacakan Alquran satu juz per hari.
Fajar kecil lahir pada usia kandungan 7,5 bulan dengan berat badan 1,6 kg. Dia sempat masuk Neonatal Intensif Care Unit (NICU) selama kurang lebih 20 hari. Pada saat itu juga ayahnya, Joko Wahyudiono rutin membacakan Alquran satu juz per hari.
Bahkan jika
dia sedang tidak sempat ke rumah sakit, dia sudah menitipkan rekaman murottal
kepada perawat rumah sakit untuk didengarkan ke bayi Fajar.
Hal itu dikisahkan oleh ahli fisioterapis yang membantu Fajar selama tumbuh kembangnya. Dia adalah Rizky Aulia, fisioterapis pediatri dari Kids Learning Center Bandung. "Karena dari bayi sudah terbiasa didengarkan Alquran, maka dia bisa menghafal Alquran. Dia kuat di hafalan namun lemah di matematis," ujarnya kepada Republika, Rabu (7/10).
Menurut dia, Fajar menderita Cerebral Palsy tipe spastik mixed, emiparese kanan dan diplegia. Dalam kondisi itu, fajar secara fisik hanya kuat di tubuh bagian kirinya saja, sedangkan tubuh bagian kanannya belum berfungsi dengan baik. Namun demikian, Fajar tetap mampu bersekolah di sekolah umum. Dia kini bersekolah di salah satu sekolah Islam di Solo, Jawa Tengah.
Dia juga menjelaskan bahwa Fajar sangat gemar mendengarkan kajian. Oleh karena itulah, setiap usai terapi ibunya, Heny Sulistiowati selalu mengajaknya ke tempat kajian Islam. Hal itu agar membuat Fajar tetap senang dan bersemangat. Mengingat Fajar saat itu dalam kondisi yang sering moody, meskipun dia termasuk semangat dalam mengikuti terapi.
Dia menjelaskan Fajar menghafal sekitar 80-90 persen Alquran pada usia 4,5 tahun. Kemudian tercatat hafal secara sistematis dan terstruktur pada usia sembilan tahun. (Rol)
Hal itu dikisahkan oleh ahli fisioterapis yang membantu Fajar selama tumbuh kembangnya. Dia adalah Rizky Aulia, fisioterapis pediatri dari Kids Learning Center Bandung. "Karena dari bayi sudah terbiasa didengarkan Alquran, maka dia bisa menghafal Alquran. Dia kuat di hafalan namun lemah di matematis," ujarnya kepada Republika, Rabu (7/10).
Menurut dia, Fajar menderita Cerebral Palsy tipe spastik mixed, emiparese kanan dan diplegia. Dalam kondisi itu, fajar secara fisik hanya kuat di tubuh bagian kirinya saja, sedangkan tubuh bagian kanannya belum berfungsi dengan baik. Namun demikian, Fajar tetap mampu bersekolah di sekolah umum. Dia kini bersekolah di salah satu sekolah Islam di Solo, Jawa Tengah.
Dia juga menjelaskan bahwa Fajar sangat gemar mendengarkan kajian. Oleh karena itulah, setiap usai terapi ibunya, Heny Sulistiowati selalu mengajaknya ke tempat kajian Islam. Hal itu agar membuat Fajar tetap senang dan bersemangat. Mengingat Fajar saat itu dalam kondisi yang sering moody, meskipun dia termasuk semangat dalam mengikuti terapi.
Dia menjelaskan Fajar menghafal sekitar 80-90 persen Alquran pada usia 4,5 tahun. Kemudian tercatat hafal secara sistematis dan terstruktur pada usia sembilan tahun. (Rol)
Posting Komentar