Go Ihsan - Persatuan
Tionghoa Indonesia Raya (Petir) meminta calon petahana Basuki Tjahaja Purnama
berhenti mengomentari soal isi Alquran.
Menurut
Ketua Umum Petir, Budi Prawiro, tindakan Ahok-sapaan- Basuki menukil salah satu
ayat Alquran terkait Pilgub DKI sangat tidak etis dan bisa memecah belah
masyarakat.
"Tidak
pantas dan bisa menimbulkan konflik SARA (suku, agama, ras dan antar golongan),"
ujar dia kepada awak media, Jumat malam (30/9).
Sebelumnya,
Ahok sempat berujar agar publik tidak menjadikan Alquran Surat Al-Maidah ayat
51 sebagai alasan untuk tidak memilih dirinya.
Dijelaskan
Budi, sebagai orang yang tidak menganut agama Islam, Ahok tidak boleh
mengomentari ajaran dalam Al Qur'an.
"Itu
namanya menista agama Islam. Sama seperti kalau orang Islam mengkritik ajaran
Kristen atau kitab Injil, pasti orang-orang yang beragama Kristen juga akan
tersinggung," ujar Budi
Pernyataan
Ahok yang meminta umat Islam tidak melaksanakan surat Al-Maidah ayat 51 dengan
konteks tidak tepat itu merupakan pernyataan yang sangat provokatif.
"Itu
pernyataan berbahaya sekali. Dan bisa memicu timbulnya konflik SARA di
masyarakat, terutama di DKI Jakarta," kata Budi Prawiro yang juga anggota
Dewan Pembina Partai Gerindra.
Ditegaskannya,
Ahok bukan orang yang memiliki kompetensi untuk mengutip ayat suci umat Islam
dan mengajarinya tentang agama.
"Ahok
itu orang Kristen. Tidak boleh dia mengkritik atau mengomentari ajaran
Islam," tandasnya.
Budi
Prawiro meminta Ahok menghormati ajaran agama Islam.
"Ahok
jangan mencampuri ajaran atau akidah agama orang lain. Kalau mencampuri akan
dianggap kegiatan SARA. Cobalah belajar menegakkan prinsip agamaku adalah
agamaku, agamamu adalah agamamu," tutup Budi Prawiro.(Jawapos-JPG)
Posting Komentar