Secara historis, sesudah abad kedua Hijriyah tidak pernah timbul lagi dalam sejarah individu atau jama'ah yg mengaku dirinya Islam tetapi mereka membuang As-Sunnah. Sesudah berlalu 12 abad, zaman berubah dan Daulah Islam telah lenyap, maka mulai muncul masa imperialisme, dan para penjajah mulai menyebarkan fitah mereka yg jelek & kotor untuk menghancurkan prinsip2 Islam. Dalam situasi & kondisi seperti ini muncullah penentang2 As-Sunnah di Iraq, Mesir, dan beberapa negara jajahan lainnya.
Adapun di Mesir, timbul fitnah pada masa Muhammad 'Abduh sebagaimana disebutkan oleh Abu Rayyah dalam kitabnya, yg kemudian setelah itu diikuti oleh Dr. Taufik Sidqi dengan artikelnya yg berjudul Al-Islam huwal Qur'anu Wahdah dalam al-Manar no. 7 & 12, tahun VII di Mesir. Kemudian Ahmad Amin menulis dalam kitabnya Fajrul Islam tahun 1929 H, yg di dalamnya mencampur-adukkan antara yg haq dg yg bathil, dan ia tetap berpendirian demikian hingga datang ajalnya.
Adapun di Mesir, timbul fitnah pada masa Muhammad 'Abduh sebagaimana disebutkan oleh Abu Rayyah dalam kitabnya, yg kemudian setelah itu diikuti oleh Dr. Taufik Sidqi dengan artikelnya yg berjudul Al-Islam huwal Qur'anu Wahdah dalam al-Manar no. 7 & 12, tahun VII di Mesir. Kemudian Ahmad Amin menulis dalam kitabnya Fajrul Islam tahun 1929 H, yg di dalamnya mencampur-adukkan antara yg haq dg yg bathil, dan ia tetap berpendirian demikian hingga datang ajalnya.
Begitu pula halnya Ismail Ad-ham, ia menulis risalah tahun 1353 H tentang sejarah As-Sunnah, yg katanya, "Hadits2 yg terdapat dalam Shahih Bukhari & Shahih Muslim tidak kuat dasarnya (tidak kuat sanadnya, bahkan diragukan dan umumnya adalah maudhu' (palsu)!"
Jadi, ada orang yg menolak As-Sunnah secara keseluruhan dan ada pula yg menolaknya sebagian saja, yakni mereka yg menolak hadits ahad sebagai hujjah dalam masalah 'aqidah. Dalil2 yg mereka pakai hampir sama dg dalil2 yg dipakai oleh orang2 yg menolak As-Sunnah pada abad ke-2 Hijriyah.
LARANGAN HANYA BERPEGANG PADA AL-QUR'AN SAJA
Dari Miqdam bin Ma'di Kariba radhiyallahu 'anhu, ia berkata, tlh bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ketahuilah, ssghnya aku diberikan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yg seperti Al-Qur'an bersamanya (As-Sunnah). Ketahuilah, nanti AKAN ADA org yg kenyang di atas kursinya sambil berkata, 'Cukuplah bagimu utk berpegang dg Al-Qur'an (saja), apa2 yg kalian dapati hukum halal di dlmnya maka halalkanlah dan apa2 yg kalian dapati hukum haram di dlmnya, maka haramkanlah'. (Ketahuilah) Ssghnya apa2 yg diharamkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam SAMA seperti yg diharamkan Allah.." (Hadits shahih riwayat Abu Daud no. 4606 dan lafazh ini miliknya, Ahmad IV/131, Ibnu Hibban no. 12, Ath-Thabrani dlm Mu'jamul Kabir XX/no. 669-670, Ath-Thahawy dlm Syarah Ma'anil Atsaar IV/209, dan Al-Baihaqy IX/332)
Jadi, ada orang yg menolak As-Sunnah secara keseluruhan dan ada pula yg menolaknya sebagian saja, yakni mereka yg menolak hadits ahad sebagai hujjah dalam masalah 'aqidah. Dalil2 yg mereka pakai hampir sama dg dalil2 yg dipakai oleh orang2 yg menolak As-Sunnah pada abad ke-2 Hijriyah.
LARANGAN HANYA BERPEGANG PADA AL-QUR'AN SAJA
Dari Miqdam bin Ma'di Kariba radhiyallahu 'anhu, ia berkata, tlh bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ketahuilah, ssghnya aku diberikan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yg seperti Al-Qur'an bersamanya (As-Sunnah). Ketahuilah, nanti AKAN ADA org yg kenyang di atas kursinya sambil berkata, 'Cukuplah bagimu utk berpegang dg Al-Qur'an (saja), apa2 yg kalian dapati hukum halal di dlmnya maka halalkanlah dan apa2 yg kalian dapati hukum haram di dlmnya, maka haramkanlah'. (Ketahuilah) Ssghnya apa2 yg diharamkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam SAMA seperti yg diharamkan Allah.." (Hadits shahih riwayat Abu Daud no. 4606 dan lafazh ini miliknya, Ahmad IV/131, Ibnu Hibban no. 12, Ath-Thabrani dlm Mu'jamul Kabir XX/no. 669-670, Ath-Thahawy dlm Syarah Ma'anil Atsaar IV/209, dan Al-Baihaqy IX/332)
Posting Komentar