Halloween party ideas 2015

 TEHERAN  – Menghapus apa yang mereka lihat sebagai "teori Barat" dan menggantikannya dengan teori Islam, Iran berencana untuk merombak keseluruhan sistem pendidikannya untuk menjadi konsisten dengan jalur Republik Islam.

"Pelajaran-pelajaran ini terdiri atas pandangan-pandang dari para pemikir seluruh dunia," Ali Asghar Harandi, seorang mahasiswa filosofi di Universitas Teheran, mengatakan kepada kantor berita Washington Post pada Minggu (02/01) waktu setempat.

"Anda tidak bisa mengubah ilmu pengetahuan."

Pada September, peajaran-pelajaran baru akan diperkenalkan ke dalam semua sekolah menengah atas Iran yang memperingatkan para siswa menentang "pergerakan politik sesat" dan mendorong para gadis untuk menikah pada usia dini.

Para siswa akan mendapatkan pelajaran-pelajaran yang memajukan kemampuan politik mereka dan mencegah mereka "terjebak oleh pergerakan sesat dan plot-plot musuh atau terpenjara oleh saluran-saluran satelit, Internet dan dunia maya," menurut sebuah dokumen kementerian pendidikan internal.

Rencana tersebut, bertajuk "Program untuk Evolusi Fundamental dalam Pendidikan dan Pelatihan," membayangkan sekolah menjadi "lingkungan yang berbasis kebudayaan" di mana para guru akan menyediakan panduan "kehidupan", dibantu oleh para ulama terpilih dan para anggota parlementer pasukan Basij."

"Akan ada pelatihan resmi dan pendidikan kebudayaan di tempat dan sebuah penekanan pada olah raga, membaca buku dan Al-Qur-an," Menteri Pendidikan, Hamid-Reza Haji-Babaei telah mengatakan pada Mei.

Di banyak universitas, kurikulumnya, akan juga secara keseluruhan diubah, pejabat pendidikan mengatakan.

Sekolah anak-anak juga akan menerima buku-buku baru yang menjelaskan bahwa pernikahan pada usia dini akan melindungi para wanita dari masalah-masalah sosial.

Para pejabat mengatakan bahwa gerakan tersebut bertujuan untuk menyingkirkan "teori-teori Barat" dan menggantikan teori tersebut dengan teori Islam.

"Akan ada lebih banyak fokus dan perhatian pada moralitas kemanusiaan," Mojtaba Samareh Hashemi, seorang ajudan papan atas Presiden Mahmoud Ahmadinejad, telah mengatakan pada bulan November.

"Kami harus fokus pada pengembangan nilai-nilai kemanusiaan," seperti "kejujuran, kemurnian, dan kebenaran."

Para pejabat Iran telah secara terus-terusan mengeluhkan tentang apa yang mereka katakan sebagai "pengaruh barat" di dalam proses pendidikan.

Pimpinan Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada bulan Agustus menggambarkan kemanusiaan sebagai "secara fundamental beracun" untuk ketergantungan kuat mereka pada teori-teori Barat.

"Mengajarkan para muda kita tepat apa yang para orang Barat telah katakan atau tulis – dalam kenyataan, memindahkan keraguaan dan ketidakpercayaan dan ketidakyakinan terhadap nilai-nilai dan ajaran-ajaran suci dan Islami – hal ini tidak dapat diterima," ia mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan para profesor universitas.

Namun para profesor tersebut mencela rencana perombakan tersebut sebagai "salah arah", memperingatkan bahwa gerakan tersebut akan merusak standar akademis pendidikan tinggi Iran secara tradisional.

"Teknis kebudayaan semacam itu tidak akan berhasil," Sadegh Zibakalam, seorang profesor ilmu politik di Universitas Tehran mengatakan.

"Mereka berpikir bahwa mereka dapat mendidik anak-anak di sekolah menjadi manusia sempurna namun lupa bahwa puluhan dari faktor yang lainnya – orang tua, teman, satelit, internet – membentuk pemikiran mereka." (ppt/oi) www.suaramedia.com

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.