Go Ihsan - Para
pengamat hubungan Palestina-‘Israel’ memperingatkan skenario berbahaya Zionis
untuk menguasai seluruh tempat suci ummat Islam, Masjidil Aqsha. Belakangan
ini, penjajah Zionis kian memperketat kontrolnya terhadap kaum Muslim dengan
melarang mereka memasuki Masjid al-Aqsha untuk beribadah, serta mengambil kartu
identitas mereka di pintu masuk.
Selasa(25/08/2015) lalu, para serdadu
penjajah Zionis menetapkan syarat bahwa jamaah Muslim harus meninggalkan kartu
identitas mereka di pintu masuk dan tidak berlama-lama di dalam masjid.
Penjajah menegaskan, siapapun yang melanggar batas waktu yang ditentukan maka
kartu identitas mereka akan diserahkan ke markas militer Qashla, menjalani
pemeriksaan dan dikenakan sanksi.
Menurut para
pengamat, langkah-langkah penjajah Zionis melanggar hak jamaah Muslim untuk
beribadah kian meningkat. Kemarin (27/8), sejumlah besar pasukan Zionis masih
berjaga-jaga di seluruh pintu masuk Masjid al-Aqsha. Para saksi mata
mengatakan, penjajah Zionis membarikade seluruh gerbang masjid serta melarang
wanita, pelajar, dan para pemuda Palestina masuk.
Itu berarti empat hari
berturut-turut, Zionis melarang mereka masuk masjid. Kepala Sekolah Agama
Al-Aqsha Ihad Sabri mengatakan, penjajah Zionis terus menerus menghalangi para
siswi masuk. Kalau pun boleh masuk kompleks masjid, hanya melalui gerbang Hatta
dan As-Silsila.
Lusinan
wanita Palestina yang dilarang masuk tetap berada di luar masjid. Para jamaah diberitahu
bahwa mereka dilarang masuk masjid sebelum pukul 11 pagi. Karena, sejak pukul 7
pagi hingga 11 pagi hanya orang Yahudi yang diperbolehkan masuk masjid. Para
pria lansia memang diperbolehkan masuk, tapi harus meninggalkan kartu identitas
mereka pada penjajah. Sementara itu, kaum Yahudi garis keras malah bebas
mengelilingi kompleks masjid dengan pengawalan ketat petugas penjajah Zionis.
Orang-orang Yahudi bebas masuk ke dalam kompleks Masjid al-Aqsha melalui
gerbang Maroko.
Pengamat Dr Jamal Amrou
memperingatkan bahwa Masjidil Aqsha kini sedang menghadapi “skenario
berbahaya”. Karena, penjajah Zionis terus membuka jalan bagi para pemukim
ilegal Yahudi untuk menyerbu dan menajiskan Masjidil Aqsha.Dr Amrou mengatakan,
langkah-langkah yang dilakukan Zionis saat ini atas Masjidil Aqsha menyerupai
pembagian waktu dan tempat yang diterapkan di Masjid Ibrahimi di Al-Khalil.
“Zionis menyeret kita ke jurang pergolakan sekte,” katanya. Ia juga mendesak
kaum Muslim dan Arab segera bertindak dan membawa pelaku penodaan Masjidil
Aqsha ke hadapan pengadilan internasional.
Kriminalisasi Ribath
Senin (24/8) lalu, media Zionis
melaporkan bahwa Menteri Keamanan Publik Zionis Gilad Erdan meminta Menteri
Pertahanan Zionis Moshe Yalon melarang kelompok warga Palestina memasuki
kompleks masjid. Kelompok yang dikenal sebagai Murabithiin (laki-laki) dan
Murabithah (wanita) merupakan para relawan yang bersiaga di dalam kompleks
masjid untuk mencegah kelompok Yahudi garis keras mengelilingi kompleks
Mengenai upaya kriminalisasi ribath (bersiaga), anggota biro politik
Hamas Ezzat al-Resheq menyatakan itu merupakan kejahatan terhadap syiar Islam.
Karena, ribath di Al-Aqsha merupakan ibadah dan keutamaan dalam syariat yang
tidak boleh dinistakan. Ia menegaskan, upaya Zionis mengendalikan Al-Aqsha
dengan mengkriminalisasi ribath tak akan berhasil.Karena, rakyat Palestina akan
melawannya dengan segala upaya.* (Sahabat Al-Aqsha)
Posting Komentar