Go Ihsan - Meningkatnya
eskalasi penistaan terhadap Masjid Al-Aqsha dengan membagi tempat dan waktu,
tepatnya pada Ahad (13/9) lalu oleh pihak keamanan zionis Israel dan pemukim
yahudi, memicu kemarahan dunia Islam internasional.
Dalam aksi tersebut, salah satu pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim mengatakan, MIUMI menolak keras adanya penistaan Masjid Al-Aqsha oleh penjajah Israel.
“MIUMI menolak keras atas pembagian tempat dan waktu pada Masjid Al-Aqsha,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan penggagas acara, Ketua Asia Pacific Community for Palestine (Aspac for Palestine) Saiful Bahri. Dalam orasinya, Saiful menyampaikan, secara waktu, zionis Israel memberlakukan jam kunjungan warganya dari pukul 07.00 hingga 11.00 waktu setempat di Masjid Al-Aqsha.
“Khusus hari Sabtu yang merupakan hari besar Yahudi, Masjid Al Aqsha akan dialihfungsikan. Serta hari-hari besar Yahudi. Di hari-hari tersebut Yahudi akan menyerang Masjid Al Aqsha dan mengusir jama'ah yang berada di dalamnya,” jelas Saiful.
Kemudian, masih menurut Saiful, secara tempat, umat Muslim kedepannya hanya diperbolehkan untuk mengelola bagian internal Masjid Kubah ash Shakhrah dan Mushalla Al-Marwani.
Tidak
terkecuali sejumlah tokoh dari Indonesia dari berbagai elemen yang mengutuk
keras atas penistaan kiblat pertama kaum muslimin di dunia dengan menghasilkan
Risalah Al-Azhar, Jumat (18/9) di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan.
Dalam aksi tersebut, salah satu pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim mengatakan, MIUMI menolak keras adanya penistaan Masjid Al-Aqsha oleh penjajah Israel.
“MIUMI menolak keras atas pembagian tempat dan waktu pada Masjid Al-Aqsha,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan penggagas acara, Ketua Asia Pacific Community for Palestine (Aspac for Palestine) Saiful Bahri. Dalam orasinya, Saiful menyampaikan, secara waktu, zionis Israel memberlakukan jam kunjungan warganya dari pukul 07.00 hingga 11.00 waktu setempat di Masjid Al-Aqsha.
“Khusus hari Sabtu yang merupakan hari besar Yahudi, Masjid Al Aqsha akan dialihfungsikan. Serta hari-hari besar Yahudi. Di hari-hari tersebut Yahudi akan menyerang Masjid Al Aqsha dan mengusir jama'ah yang berada di dalamnya,” jelas Saiful.
Kemudian, masih menurut Saiful, secara tempat, umat Muslim kedepannya hanya diperbolehkan untuk mengelola bagian internal Masjid Kubah ash Shakhrah dan Mushalla Al-Marwani.
“Sedangkan
bagi Zionis, seluruh tempat pelataran Masjid Al Aqsha dan kawasan yang tidak
beratap. Zionis Israel berencana membangun proyek besar sinagog di dalam Masjid
Al Aqsha, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Masjid Ibrahim di Hebron,”
ungkapnya.
Sekretaris Umum KNRP Heri Efendi menyerukan kepada kaum muslimin untuk terus mendoakan para penjaga Masjid Al-Aqsha yang setiap hari terjadi pengusiran, pemukulan bahkan penembakan.
“Lalu, mengutip pernyataan Syaikh Raid Shalah, apakah
kita akan menunggu sampai Masjid Al-Aqsha rata dengan tanah?” tegasnya yang
langsung disambut hadirin dengan teriakan, tidak dan bertakbir (Rol)Sekretaris Umum KNRP Heri Efendi menyerukan kepada kaum muslimin untuk terus mendoakan para penjaga Masjid Al-Aqsha yang setiap hari terjadi pengusiran, pemukulan bahkan penembakan.
Posting Komentar