Go Ihsan - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak
bertemu dengan Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor, Nusron Wahid. Dahnil
didampingi Sekretaris Jenderal, Syaharudin Al-Arif dan wakil komandan Kokam
(Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah),
Nusron Wahid bersama 25 pengurus GP Ansor menyambut kedatangan Dahnil di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (18/9) malam. Dalam silahturahim yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut, Dahnil mengungkapkan kekhawatirannya dengan kecenderungan memburuknya dialog intra-agama belakangan ini. Hal ini ditengarai adanya usaha provokasi yang mulai terasa untuk merusak keharmonisan umat Islam. Menurutnya, masalah-Masalah khilafiyah (perbedaan pandangan berkaitan dengan ibadah) mulai dibesar-besarkan melalui media sosial dan pidato-pidato kebencian yang dilakukan oleh sekelompok orang.
"Paham takfiri mulai mengkhawatirkan, belakangan di Aceh sekelompok ulama merasa paling berhak dan paling benar telah mengganggu kehidupan beragama Islam di Aceh. Bahkan menjadi tantangan buat wajah penerapan syariat Islam di sana," kata Dahnil.
Oleh sebab itu, lanjut dia, Muhammadiyah dan NU sebagai kelompok Islam terbesar di indonesia harus lebih aktif membangun dialog intra-agama Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah. "Jangan sampai umat Islam diadu domba seperti di Timur Tengah. Pemuda Muhammadiyah dan GP Anshor Sebagai dua sayap utama muhammadiyah dan NU harus bergerak secara harmonis, saling melengkapi agar Umat Islam di Nusantara mampu menjaga karakter berkemajuan dan tetap bersatu," ujarnya.
Nusron Wahid mengaku sepakat dengan fakta mulai adanya upaya provokasi agar hubungan intra-agama di Indonesia menjadi rusak. Tetapi tidak kalah penting juga hubungan antaragama, dengan umat di luar Islam yang harus tetap dijaga.
Menurut Nusron, Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor sangat penting untuk bekerjasama secara terus-menerus mengawal Ukhuwah Islamiyah di Indonesia, juga hubungan dengan umat beragama lain. Nusron dan jajarannya juga berencana akan melakukan kunjungan balasan ke kantor PP Pemuda Muhammadiyah di Menteng Raya 62 Jakarta Pusat, pada 29 September 2015.(Rol)
Nusron Wahid bersama 25 pengurus GP Ansor menyambut kedatangan Dahnil di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (18/9) malam. Dalam silahturahim yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut, Dahnil mengungkapkan kekhawatirannya dengan kecenderungan memburuknya dialog intra-agama belakangan ini. Hal ini ditengarai adanya usaha provokasi yang mulai terasa untuk merusak keharmonisan umat Islam. Menurutnya, masalah-Masalah khilafiyah (perbedaan pandangan berkaitan dengan ibadah) mulai dibesar-besarkan melalui media sosial dan pidato-pidato kebencian yang dilakukan oleh sekelompok orang.
"Paham takfiri mulai mengkhawatirkan, belakangan di Aceh sekelompok ulama merasa paling berhak dan paling benar telah mengganggu kehidupan beragama Islam di Aceh. Bahkan menjadi tantangan buat wajah penerapan syariat Islam di sana," kata Dahnil.
Oleh sebab itu, lanjut dia, Muhammadiyah dan NU sebagai kelompok Islam terbesar di indonesia harus lebih aktif membangun dialog intra-agama Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah. "Jangan sampai umat Islam diadu domba seperti di Timur Tengah. Pemuda Muhammadiyah dan GP Anshor Sebagai dua sayap utama muhammadiyah dan NU harus bergerak secara harmonis, saling melengkapi agar Umat Islam di Nusantara mampu menjaga karakter berkemajuan dan tetap bersatu," ujarnya.
Nusron Wahid mengaku sepakat dengan fakta mulai adanya upaya provokasi agar hubungan intra-agama di Indonesia menjadi rusak. Tetapi tidak kalah penting juga hubungan antaragama, dengan umat di luar Islam yang harus tetap dijaga.
Menurut Nusron, Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor sangat penting untuk bekerjasama secara terus-menerus mengawal Ukhuwah Islamiyah di Indonesia, juga hubungan dengan umat beragama lain. Nusron dan jajarannya juga berencana akan melakukan kunjungan balasan ke kantor PP Pemuda Muhammadiyah di Menteng Raya 62 Jakarta Pusat, pada 29 September 2015.(Rol)
Posting Komentar