Go Ihsan - Partai Buruh Australia menuding bekas perdana menteri Tony Abbott sama dengan bakal calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump, terkait komentar mereka tentang Islam.
Jika Trump menyatakan akan melarang umat Muslim datang ke Amerika, Abbott dalam wawancara dengan kelompok media milik Ruppert Murdoch Sky News menyatakan "Islam perlu melakukan revolusi keagamaan".
Wawancara Abbott dimuat dalam berita TV Selasa (8/12/2015) malam dan disusul artikel opini yang dimuat di website kelompok media tersebut hari Rabu (9/12/2015).
Menurut bekas perdana menteri yang terjungkal oleh rivalnya Malcolm Turnbull ini, "Islam tidak pernah mengalami reformasi, pencerahan, dan tidak mengenal konsep pemisahan urusan agama dan negara".
"Semua hal yang tidak pernah terjadi dalam dunia Islam ini, perlu dilakukan sekarang," kata Abbott.
Pernyataan Abbott itu langsung memicu tanggapan. Politisi Partai Buruh Andrew Leigh menyebut pernyataan Abbott itu sebagai "hal yang aneh".
"Saya tidak percaya kalau Abbott sekarang mengambil peranan seperti yang dimainkan Donald Trump," kata Leigh.
"Saya kira sekarang orang tidak percaya lagi bahwa dialog dengan masyarakat Islam di Australia bisa dipimpin oleh perdana menteri," tambahnya.
Ed Husic, politisi Partai Buruh lainnya, dan satu-satunya anggota DPR Australia yang beragama Islam, menilai pernyataan Abbott ini merupakan bagian dari upaya "menjadikan politik Australia senada dengan Donald Trump".
Pemimpin Partai Buruh yang juga pemimpin oposisi Bill Shorten bahkan menyatakan komentar Abbott itu mengandung unsur "penghinaan".
"Membuat pernyataan mengenai keunggulan budaya dan agama tertentu sangat tidak produktif. Bahasa penghinaan seperti ini justru merusak upaya kohesi sosial dan saling menghargai dalam masyarakat Australia," kata Shorten.
Ucapan-ucapan senada dengan yang dilontarkan Abbott ini, kata Shorten, berpotensi mengganggu upaya pihak keamanan dalam menjaga keamanan nasional.
Sebelumnya Trump di AS menyatakan perlunya melarang semua pendatang Muslim ke negara itu karena menurut dia "sebagian besar masyarakat Islam benci orang Amerika".
Komentar Trump itu langsung menuai kecaman bahkan dari Dick Cheney yang bekas politisi Partai Republik, yang menyatakan larangan semacam itu bertentangan dengan nilai-nilai yang dibela oleh Amerika sendiri.( Australia Plus ABC/Komp)
Jika Trump menyatakan akan melarang umat Muslim datang ke Amerika, Abbott dalam wawancara dengan kelompok media milik Ruppert Murdoch Sky News menyatakan "Islam perlu melakukan revolusi keagamaan".
Wawancara Abbott dimuat dalam berita TV Selasa (8/12/2015) malam dan disusul artikel opini yang dimuat di website kelompok media tersebut hari Rabu (9/12/2015).
Menurut bekas perdana menteri yang terjungkal oleh rivalnya Malcolm Turnbull ini, "Islam tidak pernah mengalami reformasi, pencerahan, dan tidak mengenal konsep pemisahan urusan agama dan negara".
"Semua hal yang tidak pernah terjadi dalam dunia Islam ini, perlu dilakukan sekarang," kata Abbott.
Pernyataan Abbott itu langsung memicu tanggapan. Politisi Partai Buruh Andrew Leigh menyebut pernyataan Abbott itu sebagai "hal yang aneh".
"Saya tidak percaya kalau Abbott sekarang mengambil peranan seperti yang dimainkan Donald Trump," kata Leigh.
"Saya kira sekarang orang tidak percaya lagi bahwa dialog dengan masyarakat Islam di Australia bisa dipimpin oleh perdana menteri," tambahnya.
Ed Husic, politisi Partai Buruh lainnya, dan satu-satunya anggota DPR Australia yang beragama Islam, menilai pernyataan Abbott ini merupakan bagian dari upaya "menjadikan politik Australia senada dengan Donald Trump".
Pemimpin Partai Buruh yang juga pemimpin oposisi Bill Shorten bahkan menyatakan komentar Abbott itu mengandung unsur "penghinaan".
"Membuat pernyataan mengenai keunggulan budaya dan agama tertentu sangat tidak produktif. Bahasa penghinaan seperti ini justru merusak upaya kohesi sosial dan saling menghargai dalam masyarakat Australia," kata Shorten.
Ucapan-ucapan senada dengan yang dilontarkan Abbott ini, kata Shorten, berpotensi mengganggu upaya pihak keamanan dalam menjaga keamanan nasional.
Sebelumnya Trump di AS menyatakan perlunya melarang semua pendatang Muslim ke negara itu karena menurut dia "sebagian besar masyarakat Islam benci orang Amerika".
Komentar Trump itu langsung menuai kecaman bahkan dari Dick Cheney yang bekas politisi Partai Republik, yang menyatakan larangan semacam itu bertentangan dengan nilai-nilai yang dibela oleh Amerika sendiri.( Australia Plus ABC/Komp)
Posting Komentar