Halloween party ideas 2015

Go Ihsan - Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta Prof Nasaruddin Umar menganalogikan, pemimpin seperti halnya imam dalam shalat. Islam menyadari tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, imam hendaknya dipilih dari orang terbaik yang ada dalam satu jamaah, di antara manusia yang memiliki kekurangan tersebut. 

Menurut Nasaruddin, seorang pemimpin dipilih untuk menyelamatkan dunia kemanusiaan yang ada dalam satu komunitas. Oleh karena itu, dalam memilih pemimpin hendaknya mempertimbangkan orang terbaik yang dapat mengantarkan manusia sebagai hamba dan khalifah yang baik bagi kehidupan.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, imam shalat maupun pemimpin lainnya yang dipilih dari kalangan manusia biasa yang tidak bebas dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu, Islam mengenal konsep imamah. Ini merupakan adat atau aturan untuk mengatur orang yang dipimpin dan memberikan peringatan kepada pemimpin yang keliru.

Nasaruddin mengatakan, seorang pemimpin juga hendaknya tak kebal terhadap kritik. Pemimpin tak boleh otoriter. Ia menceritakan, pada masa hidup Rasulullah SAW, Umar bin Khattab RA merupakan salah satu sahabat yang sering menginterupsi kebijakan Beliau.

Sering kali terjadi perdebatan seru di antara mereka. Dalam kondisi ini, Allah SWT terkadang menurunkan ayat yang justru membenarkan pendapat Umar bin Khattab RA dan tidak memihak kepada Nabi Muhammad SAW.

Tak hanya menerima kritik dari para sahabat, Nasaruddin juga menceritakan, Rasulullah pernah menerima interupsi dari umat Muslim lainnya. Ketika di Madinah, ia bertemu dengan petani kurma yang mengawinkan benih kurma.

Rasulullah SAW mempertanyakan mengapa benih kurma itu harus dikawinkan dan tidak dibiarkan tumbuh secara alami. Petani kurma yang sangat menghormati Rasullah SAW itu lalu mengikuti kata Sang Nabi.

Ketika masa panen, ia mendapati produksi kurma yang dihasilkan menurun. Ia lalu melaporkan hal ini kepada Rasulullah SAW. Beliau akhirnya menyadari keterbatasan pengetahuannya tentang menanam kurma dan mengatakan, "Kamu sekalian lebih mengetahui urusan duniamu." (HR ath-Thabrani).

Nasaruddin menegaskan, melalui hadis di atas, Rasulullah SAW memberikan hak-hak kepada masyarakat untuk mengambil keputusan sepanjang itu berkaitan dengan urusan duniawi. Jika suatu perkara menyangkut urusan akhirat, itu menjadi hak prerogatif Allah SWT dan Rasul-Nya.(Rol)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.