Go Ihsan - Hampir 70.000 ulama Muslim India
menandatangani sebuah fatwa yang isinya melawan ISIS dan organisasi teroris
lainnya. Lewat fatwa tersebut para ulama ingin menyatakan bahwa ISIS bukanlah
organisasi Islam.
Selain itu, sekitar 1,5 juta umat Islam yang berziarah ke makam seorang ulama sufi India di Ajmer, negara bagian Rajasthan, untuk memperingati Hari Raya Urs, juga menandatangani sebuah petisi yang isinya menentang serangan teroris.
"Mulai hari Minggu dan seterusnya, saat fastival tahunan Urs dimulai, anggota Dargah Aala Hazrat telah membagikan formulir kepada jamaah untuk memberikan tanda tangan bahwa mereka menentang terorisme," kata Mufti Mohammed Saleem Noori, salah satu ulama yang menandatangani fatwa seperti dikutip Times of India.
"Hampir 1,5 juta Muslim telah menandatangani petisi tersebut. Sekitar 70.000 ulama dari berbagai belahan dunia, yang hadir dalam acara tersebut, menyebarkan fatwa," sambung Saleem.
Saleem mendesak organisasi media untuk berhenti menyebut kelompok-kelompok teror tersebut, termasuk ISIS, Taliban, dan al Qaeda, sebagai kelompok Islam.
Seorang ulama lainnya, Hazrat Subhan Raza Khan, mengatakan bahwa fatwa tersebut dibuat menyusul terjadinya serangan di Paris. Tujuannya, untuk menyebarkan pesan bahwa komunitas Muslim mengutuk ekstrimisme sempit para pelaku teror.
"Tertulis dalam Quran (Al Quran,red) bahwa membunuh satu orang tak berdosa sama saja membunuh seluruh kemanusiaan," kata kepala tempat ziarah di Ajmer, Mohammed Ehsan Raza Khan.
Kendati demikian, para ulama juga menentang serangan udara dan pengeboman yang digaungkan oleh beberapa negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), termasuk Inggris dan Jerman yang memutuskan ikut ambil bagian dalam perang melawan ISIS di Suriah. Pasalnya, serangan mematikan tersebut juga menelan korban perempuan dan anak-anak tak berdosa.
Mereka menegaskan, negara-negara Barat seharusnya fokus pada upaya menjegal pergerakan teroris, namun tanpa memakan korban nyawa warga sipil. (The Independent)(Suara)
Selain itu, sekitar 1,5 juta umat Islam yang berziarah ke makam seorang ulama sufi India di Ajmer, negara bagian Rajasthan, untuk memperingati Hari Raya Urs, juga menandatangani sebuah petisi yang isinya menentang serangan teroris.
"Mulai hari Minggu dan seterusnya, saat fastival tahunan Urs dimulai, anggota Dargah Aala Hazrat telah membagikan formulir kepada jamaah untuk memberikan tanda tangan bahwa mereka menentang terorisme," kata Mufti Mohammed Saleem Noori, salah satu ulama yang menandatangani fatwa seperti dikutip Times of India.
"Hampir 1,5 juta Muslim telah menandatangani petisi tersebut. Sekitar 70.000 ulama dari berbagai belahan dunia, yang hadir dalam acara tersebut, menyebarkan fatwa," sambung Saleem.
Saleem mendesak organisasi media untuk berhenti menyebut kelompok-kelompok teror tersebut, termasuk ISIS, Taliban, dan al Qaeda, sebagai kelompok Islam.
Seorang ulama lainnya, Hazrat Subhan Raza Khan, mengatakan bahwa fatwa tersebut dibuat menyusul terjadinya serangan di Paris. Tujuannya, untuk menyebarkan pesan bahwa komunitas Muslim mengutuk ekstrimisme sempit para pelaku teror.
"Tertulis dalam Quran (Al Quran,red) bahwa membunuh satu orang tak berdosa sama saja membunuh seluruh kemanusiaan," kata kepala tempat ziarah di Ajmer, Mohammed Ehsan Raza Khan.
Kendati demikian, para ulama juga menentang serangan udara dan pengeboman yang digaungkan oleh beberapa negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), termasuk Inggris dan Jerman yang memutuskan ikut ambil bagian dalam perang melawan ISIS di Suriah. Pasalnya, serangan mematikan tersebut juga menelan korban perempuan dan anak-anak tak berdosa.
Mereka menegaskan, negara-negara Barat seharusnya fokus pada upaya menjegal pergerakan teroris, namun tanpa memakan korban nyawa warga sipil. (The Independent)(Suara)
Posting Komentar