Go Ihsan - Kementerian
Agama merespons banyaknya Alquran digital dengan mengembangkan Alquran versi
resmi Kemenag sejak Mei 2015 yang kini hampir rampung atau masih 80 persen.
Kepala
Bidang Pentahsihan Mushaf Alquran Kemenag Abdul Azis Siqdi mengatakan hingga
saat ini tersebar ratusan aplikasi Alquran digital di dunia maya dan belum ada
yang diverifikasi isinya sehingga berisiko terhadap kesalahan. Kementerian
Komunikasi dan Informatika mencatat pada November 2015 ada 251 aplikasi Alquran
di Playstore.
Kehadiran
Alquran versi Kemenag, kata dia, diharapkan dapat memberi pilihan kepada
masyarakat terhadap Alquran digital yang telah diverifikasi. Azis mengatakan
terdapat tiga jenis mushaf standar yang beredar di Indonesia yaitu mushaf
Utsmani, mushaf Bahriah (untuk penghapal Alquran) dan mushaf tunanetra/braile.
Untuk
Alquran digital saat ini ada dua jenis yaitu format pdf dan ketikan ulang
dengan jenis font Arab tertentu. Untuk Alquran digital versi pdf, kata dia,
relatif aman untuk digunakan karena dibuat dari pemindaian Alquran cetak biasa.
Sementara jenis mushaf digital yang ditulis ulang cukup rentan dipakai karena
terdapat risiko kesalahan.
Menurut dia,
terdapat Alquran digital yang tidak bekerja optimal di jenis telepon genggam
cerdas tertentu (tidak kompatibel) sehingga menyebabkan kesalahan urutan huruf,
tanda baca dan ketidakbenaran lainnya. Aziz menargetkan Alquran digital Kemenag
dapat selesai sebelum bulan puasa 2016 sehingga saat Ramadhan dapat dipakai
masyarakat.(Rol)
Posting Komentar