Go Ihsan - Ka’bah merupakan kiblat
shalat bagi seluruh umat muslim di dunia. Ka’bah terdapat dalam area Masjidil
Haram yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi. Namun meski begitu, sangat
sedikit dari kita yang mengetahui fakta tentang keajaiban Ka’bah ini.
Ka’bah berada di Makkah, Makkah sebagai Pusat Bumi
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
Awal penelitiannya hanya untuk mengetahui arah kiblat di kota-kota besar dunia dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah yang disebut “spherical triangle” ia mulai menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebuah titik pusatnya, dan garis luar lingkaran adalah benua-benuanya. Dia dibantu dengan topografi tahun 90-an yang telah menjadi teori yang mapan bahwa secara ilmiah lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab.
Lempengan-lempengan itu secara terus-menerus memusat ke arah Makkah. Berdasarkan hasil penelitian ini, Arab Saudi meresponsnya dengan memulai proyek besar untuk mengganti rujukan waktu dunia dari GMT (Greenwich Mean Time) menjadi Makkah Mukarromah Time ( MMT). Dengan demikian, Kota Makkah bukan hanya sekadar arah kiblat, tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu. Jika waktu MMT ini diterapkan, akan memudahkan bagi setiap Muslim untuk mengetahui waktu shalat. Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.
Ka’bah berada di Makkah, Makkah sebagai Pusat Bumi
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’
berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan
Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di
sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di
dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.
The Egyptian Scholar of
the Sun and Space Reserch Center yang berpusat di Kairo mempublikasikan hasil
penelitian Prof Hussain Kamel yang menemukan sebuah fakta bahwa Makkah adalah
pusat bumi. Dalam penelitiannya, ia menyimpulkan kedudukan Makkah betul-betul
berada di tengah-tengah dataran bumi.
Awal penelitiannya hanya untuk mengetahui arah kiblat di kota-kota besar dunia dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah yang disebut “spherical triangle” ia mulai menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebuah titik pusatnya, dan garis luar lingkaran adalah benua-benuanya. Dia dibantu dengan topografi tahun 90-an yang telah menjadi teori yang mapan bahwa secara ilmiah lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab.
Lempengan-lempengan itu secara terus-menerus memusat ke arah Makkah. Berdasarkan hasil penelitian ini, Arab Saudi meresponsnya dengan memulai proyek besar untuk mengganti rujukan waktu dunia dari GMT (Greenwich Mean Time) menjadi Makkah Mukarromah Time ( MMT). Dengan demikian, Kota Makkah bukan hanya sekadar arah kiblat, tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu. Jika waktu MMT ini diterapkan, akan memudahkan bagi setiap Muslim untuk mengetahui waktu shalat. Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.
Ka’bah memiliki rahasia
tersembunyi, bahkan tempat-tempat sekitar ka’bah termasuk depan pintu Multazam
merupakan tempat mustajab untuk berdoa
1. Planet bumi mengeluarkan semacam radiasi,
Radiasi yang kemudian
diketahui sebagai medanmagnet. Penemuan ini sempat mengguncang National Aeronautics and Space Administration (NASA), badan antariksa Amerika
Serikat, dan temuan ini sempat dipublikasikan melalui internet. Namun entah mengapa,
setelah 21 hari tayang, website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari
dunia maya.
Namun demikian,
keberadaan radiasi itu tetap diteliti, dan akhirnya diketahui kalau radiasi
tersebut berpusat di kota Makkah, tempat di mana Ka’bah berada. Yang lebih
mengejutkan, radiasi tersebut ternyata bersifat infinite (tidak berujung). Hal ini terbuktikan ketika para astronot
mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih tetap terlihat. Para
peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan
menghubungkan antara Ka’bah di planet bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
2. Zero Magnetism Area
Di tengah-tengah antara
kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism
Area’, artinya adalah apabila seseorang mengeluarkan kompas di area tersebut,
maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik
yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika
seseorang tinggal di Makkah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan
gravitasi. Oleh sebab itu, ketika mengelilingi Ka’ah, maka seakan-akan fisik
para jamaah haji seperti di-charge ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah
dibuktikan secara ilmiah.
3. Tekanan Gravitasi
Tinggi
Ka’bah dan sekitarnya
merupakan sebuah area dengan gaya gravitasi yang tinggi. Ini menyebabkan
satelit, frekuensi radio ataupun peralatan teknologi lainnya tidak dapat
mengetahui isi di dalam Ka’bah. Selain itu, tekanan gravitasi tinggi juga
menyebabkan kadar garam dan aliran sungai bawah tanah tinggi. Inilah yang
menyebabkan shalat di Masjidil Haram tidak akan terasa panas meskipun tanpa
atap di atasnya.
Tekanan gravitasi yang
tinggi memberikan kesan langsung kepada sistem imun tubuh untuk bertindak
sebagai pertahanan dari segala macam penyakit.
4. Tempat ibadah tertua
Pembangunan Ka’bah telah
dilakukan sejak zaman Nabi Adam AS. Ada pula sumber yang menyebutkan, Ka’bah
telah dibangun semenjak 2000 tahun sebelum Nabi Adam diturunkan. Pembangunannya
pun memerlukan waktu yang lama karena dilakukan dari masa ke masa.
Menurut sebagian
riwayat, Ka’bah sudah ada sebelum Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, karena sudah
dipergunakan oleh para malaikat untuk tawwaf dan ibadah. Ketika Adam dan Hawa
terusir dari Taman Surga, mereka diturunkan ke muka bumi, diantar oleh malaikat
Jibril. Peristiwa ini jatuh pada tanggal 10 Muharam.
5. Ka’bah memancarkan energi positif
5. Ka’bah memancarkan energi positif
Ka’bah dijadikan sebagai
kiblat oleh orang yang shalat di seluruh dunia, karena orang shalat di seluruh
dunia memancarkan energi positif apalagi semua berkiblat kepada Ka’bah. Jadi
dapat Anda bayangkan energi positif yang terpusat di Ka’bah, dan juga menjadi
pusat gerakan shalat sepanjang waktu karena diketahui waktu shalat mengikuti
pergerakan matahari. Itu artinya, setiap waktu sesuai gerakan matahari selalu
ada orang yang sedang shalat. Jika sekarang seseorang di sini melakukan shalat
Dhuhur, demikian pula wilayah yang lebih barat akan memasuki waktu Dhuhur dan
seterusnya atau dalam waktu yang bersamaan orang Indonesia shalat Dhuhur orang yang lebih timur melakukan shalat Ashar
demikian seterusnya.
Memandang Ka’bah dengan
ikhlas akan mendatangkan ketenangan jiwa. Aturan untuk tidak mengenakan topi
atau kepala saat beribadah haji juga memiliki banyak manfaat. Rambut yang ada
di tubuh manusia dapat berfungsi sebagai antena untuk menerima energi postif
yang dipancarkan Ka’bah.
*Dari berbagai sumber
Posting Komentar