Halloween party ideas 2015

 WASHINGTON (Berita SuaraMedia) - Doktrin keamanan nasional Presiden Barack Obama yang baru akan menegaskan bahwa AS tidak menganggap dirinya sedang berperang dengan Islam, ujar seorang penasihat kenamaan.

Pada hari Kamis (27/5), Gedung Putih berencana akan mengumumkan deklarasi resmi pertama tujuan keamanan nasional Obama, yang diharapkan akan menyimpang jauh dari pendekatan unilateral era Bush yang termasuk pembenaran perang pre-emptive dan mengasingkan banyak pihak dalam dunia Muslim.

Meninjau sebagian dari dokumen, John Brennan, penasihat kontraterorisme Obama, mengatakan, “Kami belum pernah dan tidak akan pernah berperang dengan Islam.”
“Strategi presiden tegas terkait sikap kami bahwa AS sedang dalam perang. Kami sedang dalam perang melawan Al Qaeda dan afiliasi terorisnya,” ujarnya ketika berbicara di Center for Strategic and International Studies di Washington.

Kata-kata Brennan pas dengan jangkauan Obama ke dunia Muslim, di mana citra AS di bawah mantan Presiden George W. Bush rusak oleh invasi AS ke Irak, skandal pelecehan tahanan Abu Ghraib, dan penggunaan frase-frase seperti “perang melawan teror” dan “Islamofasisme”.

Di West Point pada hari Sabtu, Obama membeberkan prinsip-prinsip luas dari Strategi Keamanan Nasionalnya, sebuah dokumen yang diwajibkan oleh undang-undang atas setiap pemerintah, yang menekankan keterlibatan internasional alih-alih “diplomasi koboi” Bush.

Bergulat dengan perekonomian AS yang rapuh dan defisit yang menumpuk, Obama juga mensinyalir bahwa dia akan menempatkan penekanan baru pada kaitan antara kekuatan ekonomi AS dan disiplin di dalam negeri dengan mengembalikan pendirian Amerika di dunia.

Obama telah banyak dipuji karena memperbaiki nada kebijakan luar negeri AS namun masih bergelut dengan perang Afghanistan dan Irak yang tak kunjung usai, ketegangan nuklir dengan Iran dan Korea Utara, dan upaya perdamaian Timur Tengah yang berjalan lambat.

Kritikus mengatakan bahwa beberapa upayanya menjangkau secara diplomatis memperlihatkan kelemahan AS.

Brennan mengatakan bahwa mengendalikan perkembangan ancaman terorisme dalam negeri akan menjadi prioritas utama, bersama dengan peningkatan pertahanan terhadap rekrutmen Al Qaeda pemegang paspor asing yang memungkinkan mereka masuk ke AS dengan sedikit atau tanpa pemeriksaan.
Hal ini dilakukan menyusul gagalnya pengeboman sebuah pesawat AS di hari Natal tahun lalu dan upaya pengeboman Times Square awal bulan ini, insiden-insiden yang oleh Brennan disebut sebagai “fase baru” dalam perjuangan menangkal terorisme.
“Strategi keamanan nasional presiden secara eksplisit mengakui ancaman terhadap AS yang dihadirkan oleh individu-individu yang diradikalisasi di dalam negeri,” ujarnya.

Pendekatan baru Obama diharapkan akan secara implisit menolak Doktrin Bush tahun 2002 yang menyatakan hak untuk melakukan perang pre-emptive melawan negara-negara dan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi AS. Itu adalah bagian dari kebijakan yang disebut Bush sebagai “internasionalisme Amerika” yang dibentuk setelah serangan 11 September. Yang kemudian menyusul adalah invasi Irak tahun 2003 yang diperintahkan oleh Bush meskipun tidak ada kewenangan resmi dari PBB.

Namun Brennan meyakinkan tidak akan ada pembiaran dalam pergulatan menangkal terorisme, mengatakan bahwa AS akan membutuhkan sebuah kampanye luas yang memanfaatkan setiap alat kekuasaan Amerika, militer dan sipil, kinetik dan diplomatik. “Kami akan melawan Al Qaeda dan afiliasi ekstrimisnya di mana pun mereka berencana dan berlatih – di Afghanistan, Pakistan, Yaman, Somalia, dan di luar itu,” ujarnya. (rin/aby) www.suaramedia.com

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.