CIKARANG - Jelang bulan suci Ramadhan 1431 H, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi resahkan umat Islam Bekasi dengan agenda mengadakan pentas dangdut Trio Macan di arena Pekan Raya Bekasi 2010. Berbagai elemen umat Islam menuntut pembatalan pentas dangdut artis seronok pengumbar syahwat itu. Akankah Pemkab Bekasi yang dipimpin Bupati Ustadz Sa’duddin itu nekad suguhkan pentas dangdut seronok?
Keresahan mulai merebak ketika panitia Pekan Raya Bekasi memajang berbagai spanduk dan baliho Pekan Raya Bekasi 2010 (Bekasi Festival 2010) di berbagai sudut kota Jababeka Cikarang. Disebutkan dalam baliho tersebut bahwa acara yang digelar di lapangan Tarum Barat pintu 11 Kota Jababeka II, Cikarang Baru Bekasi, selama sepekan hingga 1 Agustus 2010.
Ironinya, salah satu acara hiburan yang disuguhkan dalam agenda itu adalah pentas dangdut Trio Macan yang kesohor lewat goyang seronoknya. Dalam baliho tersebut, nampak jelas bahwa sebagai daya pikat terhadap pengunjung, panitia sangat menonjolkan gambar Trio Macan yang sedang beraksi liar di panggung. Ketiga artis wanita –astaghfirullah– berpose seronok dan menantang dengan pakaian ala kadarnya, tidak utuh seperti tercabik-cabik dan hanya menutupi sebagian kecil auratnya.
Di bawah foto Trio Macan berpose seronok itu, dipampang logo para penyelenggara, pendukung dan sponsor acara. Di pojok paling kiri terpampang logo Pemkab Bekasi sebagai pendukung acara.
Di laman Bekasi Festival 2010 disebutkan bahwa acara ini dipersembahkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada masyarakat Kabupaten Bekasi pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Event ini dimaksudkan sebagai penguat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi.
Tema pentas akbar yang diikuti oleh 23 kecamatan sekabupaten Bekasi itu sangat bagus, yaitu "Bekasi Membangun Potensi dan Berorientasi Kompetensi." Namun berbagai pihak menyayangkan, rencana pentas dangdut seronok Trio Macan. Goyang erotis Trio Macan yang terkenal seronok dinilai tidak ada relevansinya dengan spirit Kabupaten Bekasi untuk membangun potensi yang berorientasi kompetensi. Tak jelas pula, apakah goyang seronok Trio Macan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi seperti yang ditargetkan dalam Pekan Raya Bekasi?
Penolakan keras warga Muslim Bekasi terhadap rencana pentas dangdut seronok Trio Macan jelang Ramadhan itu tertuang dalam selebaran bertajuk “Maklumat Masyarakat Muslim Kabupaten Bekasi.” Dalam maklumat itu disebutkan bahwa umat Islam Bekasi menolak pentas Trio Macan karena dikhawatirkan merusak moral generasi muda, terutama jika acara itu disaksikan anak-anak di bawah umur.
“Trio Macan yang notabene mengumbar aurat dan gerakan erotisme serta pornoaksi di panggung jelas-jelas akan mengundang preseden buruk dan berakibat fatal bagi generasi muda kabupaten Bekasi,” demikian kutipan selembar maklumat itu.
Kecaman keras juga diungkapkan oleh KH Imam Mulyana Al-Budry. Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Cikarang ini mendesak Pemkab Bekasi agar membatalkan pentas seronok Trio Macan karena menyakitkan hati umat Islam.
“Pentas grup erotis jelang Ramadhan di Bekasi ini sungguh sangat menyakitkan hati umat Islam Bekasi, karena bisa merusak moral generasi muda Islam,” ujarnya di Cikarang, Kamis (22/7/2010).
Imam Mulyana yang juga pengasuh Pesantren Al-Qur'an Al-Furqan ini mengimbau agar Pemkab Bekasi menghormati bulan suci Ramadhan yang akan datang beberapa pekan lagi.
“Pemkab kudu perhatian bener nih, apalagi jelang Ramadhan. Berbagai kemaksiatan kudu di bongkar, bukan malah didukung,” tegasnya.
Keberatan senada juga diungkapkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bekasi. Sekretaris Umum PDM Kabupaten Bekasi, Ustadz Sudarno Soemodimedjo menilai pentas Trio Macan jelang Ramadhan di Pekan Raya Bekasi itu bertentangan dengan budaya masyarakat Bekasi yang agamis.
“Lebih baik tampilkan budaya Bekasi yang jauh dari seronok,” kata Sudarno dalam pesan singkatnya kepada voa-islam.com. “Yang penting, acara Pekan Raya Bekasi harus disesuaikan dengan motto Bekasi yang mandiri, berwibawa dan agamis. Pentas Trio Macan jelas tidak ada nilai agamisnya,” tegasnya.
Kecaman lainnya disampaikan oleh Agus Trisundani, tokoh masyarakat Bekasi yang tinggal di Bekasi Regency Cibitung. Ia menolak keras rencana pentas dangdut Trio Macan di Pekan Raya Bekasi 2010 karena dinilai banyak madhorotnya.
Bagi Agus, yang semakin memprihatinkan, dalam baliho disebutkan bahwa pentas seronok Trio Macan itu didukung oleh Pemkab Bekasi yang bupatinya notabene seorang ustadz terkenal dari sebuah partai yang dikenal dengan julukan ‘partai dakwah.’ Lebih jauh, Agus yang narasumber tetap salah satu acara Radio Dakta FM ini menilai bahwa pentas dangdut Trio Macan hanya mengambur-hamburkan dana. “Lebih baik Trio Macan dibatalkan, dananya dialihkan untuk pemberdayaan ekonomi umat,” jelasnya.
Keresahan dan keberatan terhadap pentas Trio Macan di Bekasi juga disampaikan oleh warga biasa. Silum, warga Mangunjaya Tambun misalnya, ia menyayangkan rencana pentas seronok Trio Macan yang didukung Pemkab Bekasi. Menurutnya, pentas dangdut seronok ini bertentangan dengan ruh Kabupaten Bekasi yang memiliki slogan ‘Swatantra Wibawa Mukti’ (mandiri, berwibawa dan makmur).
“Kabupaten Bekasi ini berlogo sebilah golok putih yang teracung ke atas. Ini adalah lambang ketabahan dan kesucian. Pentas erotis Trio Macan menurut saya jelas menginjak-injak kesucian Bekasi,” kecamnya. [taz, bayu, hasan]/(voa-islam.com)
Di bawah foto Trio Macan berpose seronok itu, dipampang logo para penyelenggara, pendukung dan sponsor acara. Di pojok paling kiri terpampang logo Pemkab Bekasi sebagai pendukung acara.
Di laman Bekasi Festival 2010 disebutkan bahwa acara ini dipersembahkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada masyarakat Kabupaten Bekasi pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Event ini dimaksudkan sebagai penguat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi.
Tema pentas akbar yang diikuti oleh 23 kecamatan sekabupaten Bekasi itu sangat bagus, yaitu "Bekasi Membangun Potensi dan Berorientasi Kompetensi." Namun berbagai pihak menyayangkan, rencana pentas dangdut seronok Trio Macan. Goyang erotis Trio Macan yang terkenal seronok dinilai tidak ada relevansinya dengan spirit Kabupaten Bekasi untuk membangun potensi yang berorientasi kompetensi. Tak jelas pula, apakah goyang seronok Trio Macan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi seperti yang ditargetkan dalam Pekan Raya Bekasi?
Penolakan keras warga Muslim Bekasi terhadap rencana pentas dangdut seronok Trio Macan jelang Ramadhan itu tertuang dalam selebaran bertajuk “Maklumat Masyarakat Muslim Kabupaten Bekasi.” Dalam maklumat itu disebutkan bahwa umat Islam Bekasi menolak pentas Trio Macan karena dikhawatirkan merusak moral generasi muda, terutama jika acara itu disaksikan anak-anak di bawah umur.
“Trio Macan yang notabene mengumbar aurat dan gerakan erotisme serta pornoaksi di panggung jelas-jelas akan mengundang preseden buruk dan berakibat fatal bagi generasi muda kabupaten Bekasi,” demikian kutipan selembar maklumat itu.
Kecaman keras juga diungkapkan oleh KH Imam Mulyana Al-Budry. Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Cikarang ini mendesak Pemkab Bekasi agar membatalkan pentas seronok Trio Macan karena menyakitkan hati umat Islam.
“Pentas grup erotis jelang Ramadhan di Bekasi ini sungguh sangat menyakitkan hati umat Islam Bekasi, karena bisa merusak moral generasi muda Islam,” ujarnya di Cikarang, Kamis (22/7/2010).
Imam Mulyana yang juga pengasuh Pesantren Al-Qur'an Al-Furqan ini mengimbau agar Pemkab Bekasi menghormati bulan suci Ramadhan yang akan datang beberapa pekan lagi.
“Pemkab kudu perhatian bener nih, apalagi jelang Ramadhan. Berbagai kemaksiatan kudu di bongkar, bukan malah didukung,” tegasnya.
Keberatan senada juga diungkapkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bekasi. Sekretaris Umum PDM Kabupaten Bekasi, Ustadz Sudarno Soemodimedjo menilai pentas Trio Macan jelang Ramadhan di Pekan Raya Bekasi itu bertentangan dengan budaya masyarakat Bekasi yang agamis.
“Lebih baik tampilkan budaya Bekasi yang jauh dari seronok,” kata Sudarno dalam pesan singkatnya kepada voa-islam.com. “Yang penting, acara Pekan Raya Bekasi harus disesuaikan dengan motto Bekasi yang mandiri, berwibawa dan agamis. Pentas Trio Macan jelas tidak ada nilai agamisnya,” tegasnya.
Kecaman lainnya disampaikan oleh Agus Trisundani, tokoh masyarakat Bekasi yang tinggal di Bekasi Regency Cibitung. Ia menolak keras rencana pentas dangdut Trio Macan di Pekan Raya Bekasi 2010 karena dinilai banyak madhorotnya.
Bagi Agus, yang semakin memprihatinkan, dalam baliho disebutkan bahwa pentas seronok Trio Macan itu didukung oleh Pemkab Bekasi yang bupatinya notabene seorang ustadz terkenal dari sebuah partai yang dikenal dengan julukan ‘partai dakwah.’ Lebih jauh, Agus yang narasumber tetap salah satu acara Radio Dakta FM ini menilai bahwa pentas dangdut Trio Macan hanya mengambur-hamburkan dana. “Lebih baik Trio Macan dibatalkan, dananya dialihkan untuk pemberdayaan ekonomi umat,” jelasnya.
Keresahan dan keberatan terhadap pentas Trio Macan di Bekasi juga disampaikan oleh warga biasa. Silum, warga Mangunjaya Tambun misalnya, ia menyayangkan rencana pentas seronok Trio Macan yang didukung Pemkab Bekasi. Menurutnya, pentas dangdut seronok ini bertentangan dengan ruh Kabupaten Bekasi yang memiliki slogan ‘Swatantra Wibawa Mukti’ (mandiri, berwibawa dan makmur).
“Kabupaten Bekasi ini berlogo sebilah golok putih yang teracung ke atas. Ini adalah lambang ketabahan dan kesucian. Pentas erotis Trio Macan menurut saya jelas menginjak-injak kesucian Bekasi,” kecamnya. [taz, bayu, hasan]/(voa-islam.com)
Posting Komentar