Manusia
dalam hidupnya selalu merindukan Kebahagiaan. Banyak orang menduga
bahwa manusia itu tidak akan pernah mencapai kabahagiaan selama ia
terikat pada aturan hukum tertentu. Namun perjalanan waktu ternyata
membantah paham ini. Fakta sejarah menunjukkan, kebahagian hakiki
ternyata bukanlah berasal dari pola hidup bebas seperti burung
sebagaimana kaum nudist, melainkan justru diperoleh melalui konsistensi
mentaati suatu aturan buah karya dari Sang Pencipta langit dan Bumi ini.
Orang menyebut aturan ini adalah agama. Agama ini pulalah yang
merupakan sebuah alat untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki baik
didunia maupun diakhirat nanti. Sebagai langkah awal dalam pencarian
Kebahagiaan adalah manusia harus menyadari terlebih dahulu tentang makna
keberadaannya didunia ini. Al Quran sebagai pedoman hidup yang diyakini
berasal dari Tuhan Pencipta Langit dan Bumi sekaligus sebagai Penguasa
jagat raya ini menjelaskan tentang kosepsi manusia dengan amat gamblang
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Annissa 13- 14 :
- (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
- Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
Manusia
adalah makhluk yang diberi kebebasan penuh dalam bertindak, apakah ia
mau taat pada aturan main yang sudah ditetapkan Allah atau ia mau
membangkang. Bagi yang taat akan diberi ganjaran Syurga serta didunia
mendapatkan pertolongan- pertolongan Allah dan bagi yang membangkang
diberi ganjaran Neraka. Adapun kebahagiaan Hakiki itu akan dapat
tercapai menakala orang mampu untuk taat secara TOTAL menjalani perintah
Allah dan Rasulnya yang dituangkan didalam Al Quran dan Sunnah. Hanya
sayangnya dalam Prakteknya ternyata tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan
adanya dorongan Hawa Nafsu serta Syaitan yang selalu menggoda manusia
dan lebih parah lagi adalah bahwa tidak adanyanya kesadaran bahwa kita
sedang mengikuti keinginan dari Hawa Nafsu atau sedang mengikuti Godaan
atau ajakan Syaitan. Bila manusia mampu mengendalikan hawa nafsu serta
terhindar dari godaan syaitan maka ia akan selalu dapat taat dalam
menjalankan perintah Tuhan. Adapun untuk bisa taat Membutuhkan keyakinan illahiyah.
Manusia
tanpa kecuali pasti akan mati. Bila demikian lalu apa sebenarnya yang
akan dituju oleh manusia dialam dunia ini ? Apakah manusia hidup semata-
mata hanya untuk bekerja, berumah tangga, bersenang- senang dengan
harta yang dimiliki atau berkeluh kesah dalam kemiskinan dan akhirnya
Mati…??? Apakah setelah mati itu kita hilang seperti asap yang mengepul
lalu kemudian sirna ? Apakah keberadaan manusia ini adalah sesuatu yang
sia- sia ? Jelas Bukan..! Manusia akan menjalani kehidupan yang kekal
nanti diakhirat. Jadi sangat jelas bahwa yang dituju oleh manusia itu
adalah Akhirat, baik suka atau terpaksa, cepat atau lambat semua manusia
akan menuju kesana.
- Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? ( Al mukminuun 115 )
- Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?( Al Qiyamah 36 )
- Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. ( Tahaa 15 )
- Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. ( Al Ankabut 64)
- dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.( Al Isra 10 )
- Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.( Isra 18 )
- Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. ( Isra 19)
Keberadaan manusia melalui proses
Allah
selalu menciptakan segala sesuatu itu secara bertahap melalui proses
yang berkesinambungan. Manusia misalnya, ia ciptakan tidak langsung
dewasa. Tetapi melalui proses yang dimulai dari air, lalu menjadi janin,
kemudian menjadi bayi, lalu anak- anak dan akhirnya menjadi dewasa lalu
menjadi tua. Dari mulai tidak tahu apa- apa kemudian kembali kepada
tidak tahu apa- apa lagi setelah tua atau disebut juga dengan pikun.
Baik atau buruknya kualitas manusia sangat ditentukan oleh proses
pemeliharaan atau bekal yang diterimanya sejak dini. Kualitas manusia
ditentukan mulai dari ia berada didalam perut ibunya. Si calon ibu ini
memakan makanan yang bergizi agar kelak bayinya sehat dan dapat tumbuh
dengan baik. Juga yang tak kalah pentingnya yaitu makanan yang
dikonsumsi itu diperoleh dengan cara yang diredhai Tuhankah atau dengan
kata lain halal atau haramkah uang yang dipakai untuk membeli makanan
yang akan dikonsumsi. Selanjutnya anak dilengkapi dengan gizi serta
bekal pendidikan hingga sampai ke perguruan tinggi pada akhirnya ia
menjadi orang.
Tumbuhan
pun demikian. Pemeliharaan dari sejak kecil, diberi pupuk, disiram,
disiangi, dilindungi dari hama akan menentukan kualitasnya pada saat ia
berbuah nanti.
Kualitas
manusia diakhirat nanti akan ditentukan setelah ia melalui suatu proses
yang panjang ujian demi ujian terhadap ketaatan selama ia hidup didunia
ini. Jadi sangat jelas bahwa kualitas manusia itu sangat tergantung
dari keberhasilan diri untuk bisa sabar menghadapi ujian demi ujian yang
dihadapi. Apakah mampu taat mengikuti perintahnya atau membangkang
sebagaimana yang dilakukan iblis ketika diperintahkan sujud kepada Adam.
- · Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. ( Al Baqarah 34)
Tujuan Hidup
Setelah
memahami apa yang akhirnya akan dituju dalam hidup ini serta kualitas
yang berasal dari sebuah proses yang sangat menentukan untuk diakhirat
nanti. Kesadaran akan hal inilah yang sangat penting Karena bila
seseorang yang tidak mengetahui bahwa untuk apa ia hidup didunia ini
maka pastilah ia tidak akan mengerti siapa dirinya, dari mana ia datang
dan akan kemana ia setelah dari dunia ini. Akibatnya ia akan melangkah
kepada jalan yang keliru. Kehidupan dialam dunia ini adalah awal dari
kehidupan kekal manusia kelak. Bukankah awal dari sesuatu yang baik akan
membuahkan hasil yang baik pula.
Selanjutnya
dengan memperhatikan firman- firman Allah yang sudah dikutip, jelas
sekali bahwa tujuan hidup manusia didunia ini pada hakekatnya adalah
untuk mencari serta mengumpulkan bekal sebanyak- banyaknya bagi
kehidupan diakhirat nanti. Tingkat kemuliaan manusia diakhirat nanti
sangat ditentukan sedikit atau banyaknya bekal yang sudah disiapkan,
semakin banyak bekal maka akan semakin tinggi pulalah tingkat
kemuliaannya. Apakah yang dimaksud dengan bekal itu ? Yaitu ilmu yang
dipelajari sehingga dapat memahami apa yang semestinya untuk dikerjakan
serta dapat mengumpulkan pahala sebanyak- banyaknya. Analoginya :
Apabila kita hendak mendapat kedudukan yang terhormat disisi manusia
maka hendaklah kita belajar hingga keperguruan tinggi. Bumi ini adalah
lahan yang sangat subur untuk bercocok tanam hingga terkumpul pahala
yang sangat banyak pula.
Allah
mengelompokkan manusia itu dalam 3 (tiga) kelompok yaitu Mukmin ,
munafik dan Kafir. Maka orang mukmin akan menjadikan hidup didunia ini
untuk mengerjakan amal- amal shaleh sebanyak- banyaknya, orang munafik
menjadikan dunia ini perhiasan dan orang kafir menjadikan dunia ini
syurga tempatnya bersenang- senang.
Dalam
penciptaaannya Allah telah melengkapi manusia dengan akal untuk dapat
membedakan mana yang Haq dan mana yang Bathil, mata untuk melihat tanda-
tanda kebesaran Allah, telinga untuk mendengar ayat- ayat Allah atau
mendengar perintah dan larangan serta hati untuk memahami apa yang
dilihat dan apa yang didengar.
- Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.( Al A’raaf 179 )
- Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. ( Insan 2-3)
- dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,( Asy syams 7-8)
Bahwa
setiap masalah baik hubungan dengan Allah ( patuh dan taat ) maupun
hubungan dengan sesama manusia ( menghadapi orang yang banyak berjanji
atau bersumpah ) pada dasarnya adalah ujian yang diberikan buat kita,
apabila kita bisa patuh atau bisa sabar dalam menghadapinya maka berarti
kita lulus untuk satu session dan begitu pulalah pada session
berikutnya, ketika bencana atau musibah datang atau ketika sedang
mendapatkan berita yang menggembirakan atau mengharukan maka itu semua
adalah ujian yang datang dari Allah. Begitulah liku- liku perjalanan
yang harus kita lalui untuk mendapatkan Syurga dimana disetiap langkah
pasti akan kita temui halangan atau rintangan yang kesemuanya itu adalah
ujian yang datang dari Allah, apakah kita mampu mengatasinya atau
tidak. Tidak ada seseorangpun yang akan memperoleh syurga itu tanpa
rintangan bahkan para nabiullah mendapat ujian yang jauh lebih sulit
dari manusia biasa. Nabi Yunus ujiannya masuk kedalam perut ikan, Nabi
Yusuf dibuang oleh saudaranya, Nabi Ayyub dengan Kustanya, Nabi Ibrahim
diuji dengan menyemblih anak satu- satunya serta nabi Muhammad yang
diusir dari tanah kelahirannya.
- Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.( annissa 124)
- Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.(Azzukruf 72)
- Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.( Al A’raaf 42)
Mudah-
mudahan dengan mengetahui ayat – ayat tersebut kita akan dapat mencegah
diri dari bujukan hawa nafsu serta bisikan syaitan sehingga tidak
menyimpang dari aturan main yang sudah ditetapkan Allah dan
Rasulnya.Sehingga tetap berada dalam fitrah. Salam
Posting Komentar