Halloween party ideas 2015

Manusia dalam hidupnya selalu merindukan Kebahagiaan. Banyak orang menduga bahwa manusia itu tidak akan pernah mencapai kabahagiaan selama ia terikat pada aturan hukum tertentu. Namun perjalanan waktu ternyata membantah paham ini. Fakta sejarah menunjukkan, kebahagian hakiki ternyata bukanlah berasal dari pola hidup bebas seperti burung sebagaimana kaum nudist, melainkan justru diperoleh melalui konsistensi mentaati suatu aturan buah karya dari Sang Pencipta langit dan Bumi ini. Orang menyebut aturan ini adalah agama. Agama ini pulalah yang merupakan sebuah alat untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki baik didunia maupun diakhirat nanti. Sebagai langkah awal dalam pencarian Kebahagiaan adalah manusia harus menyadari terlebih dahulu tentang makna keberadaannya didunia ini. Al Quran sebagai pedoman hidup yang diyakini berasal dari Tuhan Pencipta Langit dan Bumi sekaligus sebagai Penguasa jagat raya ini menjelaskan tentang kosepsi manusia dengan amat gamblang sebagaimana dinyatakan dalam Surat Annissa 13- 14 :
  • (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.


  • Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.

Manusia adalah makhluk yang diberi kebebasan penuh dalam bertindak, apakah ia mau taat pada aturan main yang sudah ditetapkan Allah atau ia mau membangkang. Bagi yang taat akan diberi ganjaran Syurga serta didunia mendapatkan pertolongan- pertolongan Allah dan bagi yang membangkang diberi ganjaran Neraka. Adapun kebahagiaan Hakiki itu akan dapat tercapai menakala orang mampu untuk taat secara TOTAL menjalani perintah Allah dan Rasulnya yang dituangkan didalam Al Quran dan Sunnah. Hanya sayangnya dalam Prakteknya ternyata tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan adanya dorongan Hawa Nafsu serta Syaitan yang selalu menggoda manusia dan lebih parah lagi adalah bahwa tidak adanyanya kesadaran bahwa kita sedang mengikuti keinginan dari  Hawa Nafsu atau sedang mengikuti Godaan atau ajakan Syaitan. Bila manusia mampu mengendalikan hawa nafsu serta terhindar dari godaan syaitan maka ia akan selalu dapat taat dalam menjalankan perintah Tuhan. Adapun untuk bisa taat Membutuhkan keyakinan illahiyah.
Manusia tanpa kecuali pasti akan mati. Bila demikian lalu apa sebenarnya yang akan dituju oleh manusia dialam dunia ini ? Apakah manusia hidup semata- mata hanya untuk bekerja, berumah tangga, bersenang- senang dengan harta yang dimiliki atau berkeluh kesah dalam kemiskinan dan akhirnya Mati…??? Apakah setelah mati itu kita hilang seperti asap yang mengepul lalu kemudian sirna ? Apakah keberadaan manusia ini adalah sesuatu yang sia- sia ? Jelas Bukan..! Manusia akan menjalani kehidupan yang kekal nanti diakhirat. Jadi sangat jelas bahwa yang dituju oleh manusia itu adalah Akhirat, baik suka atau terpaksa, cepat atau lambat semua manusia akan menuju kesana.
  • Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? ( Al mukminuun 115 )
  • Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?( Al Qiyamah 36 )
  •  Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.             ( Tahaa 15 )
  • Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. ( Al Ankabut 64)
  • dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.( Al Isra 10 )
  • Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.( Isra 18 )
  • Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.      ( Isra 19)
Keberadaan manusia melalui proses

Allah selalu menciptakan segala sesuatu itu secara bertahap melalui proses yang berkesinambungan. Manusia misalnya, ia ciptakan tidak langsung dewasa. Tetapi melalui proses yang dimulai dari air, lalu menjadi janin, kemudian menjadi bayi, lalu anak- anak dan akhirnya menjadi dewasa lalu menjadi tua. Dari mulai tidak tahu apa- apa kemudian kembali kepada tidak tahu apa- apa lagi setelah tua atau disebut juga dengan pikun. Baik atau buruknya kualitas manusia sangat ditentukan oleh proses pemeliharaan atau bekal yang diterimanya sejak dini. Kualitas manusia ditentukan mulai dari ia berada didalam perut ibunya. Si calon ibu ini memakan makanan yang bergizi agar kelak bayinya sehat dan dapat tumbuh dengan baik. Juga yang tak kalah pentingnya yaitu makanan yang dikonsumsi itu diperoleh dengan cara yang diredhai Tuhankah atau  dengan kata lain halal atau haramkah uang yang dipakai untuk membeli makanan yang akan dikonsumsi. Selanjutnya anak dilengkapi dengan gizi serta bekal pendidikan hingga sampai ke perguruan tinggi pada akhirnya ia menjadi orang.
Tumbuhan pun demikian. Pemeliharaan dari sejak kecil, diberi pupuk, disiram, disiangi, dilindungi dari hama akan menentukan kualitasnya pada saat ia berbuah nanti.
Kualitas manusia diakhirat nanti akan ditentukan setelah ia melalui suatu proses yang panjang ujian demi ujian terhadap ketaatan selama ia hidup didunia ini. Jadi sangat jelas bahwa kualitas manusia itu sangat tergantung dari keberhasilan diri untuk bisa sabar menghadapi ujian demi ujian yang dihadapi. Apakah mampu taat mengikuti perintahnya atau membangkang sebagaimana yang dilakukan iblis ketika diperintahkan sujud kepada Adam.
  • ·   Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.               ( Al Baqarah 34)

Tujuan Hidup
Setelah memahami apa yang akhirnya akan dituju dalam hidup ini serta kualitas yang berasal dari sebuah proses yang sangat menentukan untuk diakhirat nanti. Kesadaran akan hal inilah yang sangat penting Karena bila seseorang yang tidak mengetahui bahwa untuk apa ia hidup didunia ini maka pastilah ia tidak akan mengerti siapa dirinya, dari mana ia datang dan akan kemana ia setelah dari dunia ini. Akibatnya ia akan melangkah kepada jalan yang keliru. Kehidupan dialam dunia ini adalah awal dari kehidupan kekal manusia kelak. Bukankah awal dari sesuatu yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula.
Selanjutnya dengan memperhatikan firman- firman Allah yang sudah dikutip, jelas sekali bahwa tujuan hidup manusia didunia ini pada hakekatnya adalah untuk mencari serta mengumpulkan bekal sebanyak- banyaknya bagi kehidupan diakhirat nanti. Tingkat kemuliaan manusia diakhirat nanti  sangat ditentukan sedikit atau banyaknya bekal yang sudah disiapkan, semakin banyak bekal maka akan semakin tinggi pulalah tingkat kemuliaannya. Apakah yang dimaksud dengan bekal itu ? Yaitu ilmu yang dipelajari sehingga dapat memahami apa yang semestinya untuk dikerjakan serta dapat mengumpulkan pahala sebanyak- banyaknya. Analoginya : Apabila kita hendak mendapat kedudukan yang terhormat disisi manusia maka hendaklah kita belajar hingga keperguruan tinggi. Bumi ini adalah lahan yang sangat subur untuk bercocok tanam hingga terkumpul pahala yang sangat banyak pula.
Allah mengelompokkan manusia itu dalam 3 (tiga) kelompok yaitu Mukmin , munafik dan Kafir. Maka orang mukmin akan menjadikan hidup didunia ini untuk mengerjakan amal- amal shaleh sebanyak- banyaknya, orang munafik menjadikan dunia ini perhiasan dan orang kafir menjadikan dunia ini syurga tempatnya bersenang- senang.
Dalam penciptaaannya Allah telah melengkapi manusia dengan akal untuk dapat membedakan mana yang Haq dan mana yang Bathil, mata untuk melihat tanda- tanda kebesaran Allah, telinga untuk mendengar ayat- ayat Allah atau mendengar perintah dan larangan serta hati untuk memahami apa yang dilihat dan apa yang didengar.
  • Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.( Al A’raaf 179 )
  • Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. ( Insan 2-3)
  • dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,( Asy syams 7-8)
Bahwa setiap masalah baik hubungan dengan Allah ( patuh dan taat ) maupun hubungan dengan sesama manusia ( menghadapi orang yang banyak berjanji atau bersumpah ) pada dasarnya adalah ujian yang diberikan buat kita, apabila kita bisa patuh atau bisa sabar dalam menghadapinya maka berarti kita lulus untuk satu session dan begitu pulalah pada session berikutnya, ketika bencana atau musibah datang atau ketika sedang mendapatkan berita yang menggembirakan atau mengharukan maka itu semua adalah ujian yang datang dari Allah. Begitulah liku- liku perjalanan yang harus kita lalui untuk mendapatkan Syurga dimana disetiap langkah pasti akan kita temui halangan atau rintangan yang kesemuanya itu adalah ujian yang datang dari Allah, apakah kita mampu mengatasinya atau tidak. Tidak ada seseorangpun yang akan memperoleh syurga itu tanpa rintangan bahkan para nabiullah mendapat ujian yang jauh lebih sulit dari manusia biasa. Nabi Yunus ujiannya masuk kedalam perut ikan, Nabi Yusuf dibuang oleh saudaranya, Nabi Ayyub dengan Kustanya, Nabi Ibrahim diuji dengan menyemblih anak satu- satunya serta nabi Muhammad yang diusir dari tanah kelahirannya.
  • Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.( annissa 124)
  • Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.(Azzukruf 72)
  • Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.( Al A’raaf 42)
Mudah- mudahan dengan mengetahui ayat – ayat tersebut kita akan dapat mencegah diri dari bujukan hawa nafsu serta bisikan syaitan sehingga tidak menyimpang dari aturan main yang sudah ditetapkan Allah dan Rasulnya.Sehingga tetap berada dalam fitrah. Salam

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.