Halloween party ideas 2015


Benci dan rindu. Begitulah sikap publik di Amerika Serikat (AS) terhadap Islam setelah terjadinya peristiwa 11 September 2001.

Kebencian dan ketakutan terhadap agama Islam melanda sebagian masyarakat di negeri Adidaya itu. Mereka menuding Islam sebagai agama teroris yang telah melahirkan orang-orang jahat dan berhati pembunuh.

Berbeda dengan sebagian masyarakat yang dilanda Islamofobia, Angela Collins, seorang aktris di AS, justru tertarik untuk mempelajari Islam setelah peristiwa runtuhnya gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York itu.

Tak perlu lama bagi Angela untuk meyakini kebenaran ajaran Islam. Dua bulan setelah peristiwa 9/11, ia mengucap dua kalimat syahadat.

”Islam adalah satu-satunya agama yang menyuruh kita melakukan penyerahan total kepada Sang Pencipta kita, Pencipta semua orang dan segala sesuatu,”
ujar bintang televisi yang membintangi ”Laguna Beach’‘ itu. Angela pun haqqul yaqin, Al-Quran adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ”Ini (Al-Quran) hanya bisa datang dari pencipta saya.”

Angela dibesarkan dalam keluarga Katolik tradisional. Setiap pekan ia pergi ke gereja bersama keluarganya, membaca dan memahami kitab sucinya, dan berdoa kepada Yesus. Secara fisik, Angela adalah seorang gadis California tulen yang diberkahi kesempurnaan fisik. Matanya biru, rambutnya pirang, dan bentuk tubuh yang menandakannya sebagai gadis pantai California.

Sebagai bintang televisi, Angela cukup populer. Tak sedikit anak gadis yang mencoba meniru atau ingin menjadi seperti dirinya. Angela adalah pribadi yang unik. Ia mulai mencari jati dirinya ketika berusia 14 tahun. Saat itu, ia sudah mulai menolak konsep Trinitas. Sepanjang hidupnya, ia berusaha untuk mencari dan memahami segala sesuatu. Namun ketika sampai pada konsep ketuhanan, Angela benar-benar bingung. ”Terutama mengenai mengapa Tuhan datang sebagai manusia dan membiarkan dirinya mati demi dosa-dosa umatnya,” ungkapnya dalam laman turn to Islam.

Jika memikirkan hal itu, hatinya selalu gundah. Ada rasa ketidakyakinan. Angela pun memutuskan untuk membicarakan masalah-masalah seperti itu dengan pastornya.

Angela pun sering bertanya, ”Mengapa agamanya begitu kompleks.” Ketika beranjak dewasa, ia memutuskan untuk membuatnya lebih sederhana. Hanya ada satu, yaitu Sang Pencipta. Ya, hanya itu.
Menurutnya, tak ada penjelasan lain yang masuk akal dari itu. Dan, setiap orang tidak bisa mengendalikan peristiwa yang terjadi pada diri masing-masing, termasuk dia. ”Ada yang mengendalikan itu semua, Dialah Pencipta (Allah Subhanahu Wa Ta’ala),” ujarnya.

Hingga akhirnya, Angela mengenal Islam. ”Saya mencari kebenaran dan saya menemukannya di dalam Islam. Kini saya memiliki keyakinan itu dan saya menyukainya,” paparnya.

Ia memandang Islam sebagai agama yang datang untuk memperbaiki kesalahan manusia. Menurut Angela, Islam adalah agama sederhana. ”Allah adalah Allah. Dia menciptakan manusia dan manusia menyembah Allah. Itu saja,” ucapnya.

Tuhan, kata dia, mengutus Musa, Yesus (Isa), dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menyampaikan pesan-Nya dan membimbing manusia melalui firman-Nya.
”Dalam Islam, Yesus adalah satu-satunya nabi yang tidak mati, dan karena itulah ia menjadi utusan yang akan datang kembali pada Hari Penghakiman,” papar Angela.

Ia berpendapat, agama adalah pedoman hidup bagi setiap orang untuk berperilaku baik melalui spiritualitas. Esensi Allah Subhanahu Wa Ta’ala (satu-satunya Tuhan) telah membuka hatinya.

Islam memberinya arah dan kini Angela hidup dengan panduan Al-Quran yang dipinjamkan oleh Penciptanya untuk kebahagiaan di bumi dan di akhirat nanti. Menurutnya, Islam tidak memberikan jalan ke surga hanya karena seseorang mengatakan dia adalah seorang Muslim. Ia menilai, seseorang juga tidak mungkin langsung masuk surga hanya karena mempercayai Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersifat monoteis.

”Anda pergi ke surga berdasarkan niat dan tindakan Anda untuk mengikuti pesan yang diajarkan kepada kita oleh para nabi. Dan, semua itu dapat dikonfirmasi dalam kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan (Al-Quran).”

Pilihan Angela untuk menjadi seorang Muslimah yang dinilai sebagai agama kontroversial, membuat keluarga dan teman-temannya heran.

”Saya melihat Muslim secara umum di mata masyarakat Amerika Serikat. Namun mereka harus tahu, itu bukanlah Muslim yang sebenarnya. Muslim tidak bertindak seperti apa yang mereka pikirkan,”
Angela mengemukakan pendapatnya dalam wawancara dengan NBC.
Setelah menjadi bagian dari Islam, ia dapat mematuhi ajaran di dalam Al-Quran dan Hadis. Baginya, Islam adalah agama yang multibudaya dan merupakan sistem yang dapat diadopsi dalam lingkungan apa pun di setiap titik waktu.

Kini, Angela telah menjadi seorang Muslimah. Tidak terlihat lagi gerai rambut pirangnya. Rambutnya yang indah itu telah ditutup oleh hijab (jilbab) yang membuatnya jauh lebih memesona dari penampilan sebelumnya.

Awalnya, tidak mudah untuk memakai hijab. Menurut dia, orang-orang di sekitarnya banyak berpikir bahwa apa yang dipakainya bukanlah sebuah aksesori keagamaan, tetapi justru sebuah mode pakaian terbaru. Namun, dengan niat yang tulus, Angela menunaikan kewajibannya sebagai seorang Muslimah; berjilbab.
Ia pun memutuskan untuk meninggalkan dunia keartisan yang gemerlap dan glamor. Kini, Angela berkhidmat di dunia pendidikan, sebagai direktur di Islamic School. Angela mencoba untuk memberi kontribusi bagi pengembangan pendidikan Islam di Amerika Serikat.
Source : Republika

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.