Go Ihsan - Iman Reza Mohammed hamil ketika si suami meninggalkannya. Namun, Reza berniat mempertahankan bayinya apapun konsekuensinya. "Saya tidak peduli, saya tidak akan pernah membunuh bayi karena hanya menjadi ibu tunggal. Saya punya tanggung jawab,"kenang dia seperti dilansir onislam.net, Kamis (25/9).
Memang suaminya itu akhirnya tidak jadi meninggalkan Reza. Namun, Reza terlanjur hidup mandiri, sehingga ia tidak mempedulikan apa yang dilakukan suaminya itu. Reza fokus merawat anaknya.
Suatu hari, Reza harus ke kota setelah mengetahui suaminya jatuh sakit. Diperjalanan, ia merasa panik. "Saya berucap, Tuhan bersama syaa, Tuhan bersama saya, Tuhan bersama saya," kata dia.
Sebagai penganut Katolik yang taat, Reza coba berusaha yang terbaik merawat suami. Namun, pilihan itu tersisip konsekuensi. Reza harus menahan pil pahit ketika banyak perempuan menghubungi suaminya. Hanya si bayi yang mampu menghiburnya dari situasi yang tidak menyenangkan itu.
"Berulang kali anak saya meletakan tangan kecilnya ke bahu, lalu dia mencium saya," kenang Reza.
Reza semakin tidak tahan setelah 15 hari merawat suaminya. Ia merasa ingin bunuh diri lantaran tak sanggup lagi menghadapi situasi itu. Namun, ada seorang temannya yang meminta Reza untuk sabar. "Kamu harus sabar, Anda masih muda, memiliki bayi," kata Reza menirukan perkataan temannya itu.
Lagi-lagi, si bayi meletakan tangan mungilnya ke bahunya. Bayi itu mencium pipi Reza dengan penuh kasih sayang. "Saya terkejut. Saya percaya, Tuhan menenangkan saya melalui bayiku," ucap dia.
Sepanjang waktu, Reza bertanya-tanya soal kejadian itu. Setelah ia menjadi Muslim, ia banyak belajar tentang Islam dan Muslim. Islam diakuinya telah membawa hidupnya semakin membaik. "Saya seperti menerima banyak anugerah dari Allah," kata dia.
Saat menjadi Muslim, banyak kerabatnya yang berujar bangga telah menjadi temannya. Ini hal yang tidak pernah dialaminya saat belum menjadi Muslim. "Saya belajar Islam dari internet," kata dia.
Saat itu, Reza berdialog dengan seorang Muslim. Reza bertanya apakah itu Islam dan Muslim. Sepanjang pengetahuannya, Islam adalah agama teroris. Ketika mendapat jawaban, ia mengaku terkejut. Pemahamannya tentang Islam dan Muslim sangat keliru.
Suatu hari, seorang teman dari Palestina mengirimkan ajakan untuk jadi anggota Muslimspace.com. Saat itu, Reza berpikir dua kali untuk menerima ajakan itu. Tapi pada akhirnya, ia menerima ajakan itu.
Ketika bergabung, ia bertemu dengan Muslim asal Guatemala. Rasa tertarik untuk berdialog muncul. Reza ingin mengenalnya, dengan harapan bisa mendapatkan informasi lebih banyak tentang Islam dan Muslim.
"Hari berikutnya saya bersyahadat, Alhamdulillah," kata dia.
Usai bersyahadat, Reza berniat menyambangi masjid. Untuk kali pertama, ia begitu merasa nyaman dan damai. Reza merasa terheran-heran dengan apa yang dialaminya. Di sana ia bertemu dengan saudara seiman dan mulai mendalami ajaran Islam.
Kabar keislaman Reza rupanya diketahui keluarganya. Reza pun dicap teroris. "Beberapa teman menyebut saya kafir. Jujur, saya sedih. Tapi saya lebih sedih ketika Allah menutup hatiku sehingga tidak bisa menerima kebenaran Islam," kata dia.
"Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan kedua untuk memiliki kehidupan yang lebih baik," katanya lagi.
Memang suaminya itu akhirnya tidak jadi meninggalkan Reza. Namun, Reza terlanjur hidup mandiri, sehingga ia tidak mempedulikan apa yang dilakukan suaminya itu. Reza fokus merawat anaknya.
Suatu hari, Reza harus ke kota setelah mengetahui suaminya jatuh sakit. Diperjalanan, ia merasa panik. "Saya berucap, Tuhan bersama syaa, Tuhan bersama saya, Tuhan bersama saya," kata dia.
Sebagai penganut Katolik yang taat, Reza coba berusaha yang terbaik merawat suami. Namun, pilihan itu tersisip konsekuensi. Reza harus menahan pil pahit ketika banyak perempuan menghubungi suaminya. Hanya si bayi yang mampu menghiburnya dari situasi yang tidak menyenangkan itu.
"Berulang kali anak saya meletakan tangan kecilnya ke bahu, lalu dia mencium saya," kenang Reza.
Reza semakin tidak tahan setelah 15 hari merawat suaminya. Ia merasa ingin bunuh diri lantaran tak sanggup lagi menghadapi situasi itu. Namun, ada seorang temannya yang meminta Reza untuk sabar. "Kamu harus sabar, Anda masih muda, memiliki bayi," kata Reza menirukan perkataan temannya itu.
Lagi-lagi, si bayi meletakan tangan mungilnya ke bahunya. Bayi itu mencium pipi Reza dengan penuh kasih sayang. "Saya terkejut. Saya percaya, Tuhan menenangkan saya melalui bayiku," ucap dia.
Sepanjang waktu, Reza bertanya-tanya soal kejadian itu. Setelah ia menjadi Muslim, ia banyak belajar tentang Islam dan Muslim. Islam diakuinya telah membawa hidupnya semakin membaik. "Saya seperti menerima banyak anugerah dari Allah," kata dia.
Saat menjadi Muslim, banyak kerabatnya yang berujar bangga telah menjadi temannya. Ini hal yang tidak pernah dialaminya saat belum menjadi Muslim. "Saya belajar Islam dari internet," kata dia.
Saat itu, Reza berdialog dengan seorang Muslim. Reza bertanya apakah itu Islam dan Muslim. Sepanjang pengetahuannya, Islam adalah agama teroris. Ketika mendapat jawaban, ia mengaku terkejut. Pemahamannya tentang Islam dan Muslim sangat keliru.
Suatu hari, seorang teman dari Palestina mengirimkan ajakan untuk jadi anggota Muslimspace.com. Saat itu, Reza berpikir dua kali untuk menerima ajakan itu. Tapi pada akhirnya, ia menerima ajakan itu.
Ketika bergabung, ia bertemu dengan Muslim asal Guatemala. Rasa tertarik untuk berdialog muncul. Reza ingin mengenalnya, dengan harapan bisa mendapatkan informasi lebih banyak tentang Islam dan Muslim.
"Hari berikutnya saya bersyahadat, Alhamdulillah," kata dia.
Usai bersyahadat, Reza berniat menyambangi masjid. Untuk kali pertama, ia begitu merasa nyaman dan damai. Reza merasa terheran-heran dengan apa yang dialaminya. Di sana ia bertemu dengan saudara seiman dan mulai mendalami ajaran Islam.
Kabar keislaman Reza rupanya diketahui keluarganya. Reza pun dicap teroris. "Beberapa teman menyebut saya kafir. Jujur, saya sedih. Tapi saya lebih sedih ketika Allah menutup hatiku sehingga tidak bisa menerima kebenaran Islam," kata dia.
"Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan kedua untuk memiliki kehidupan yang lebih baik," katanya lagi.
Posting Komentar