Halloween party ideas 2015

Go Ihsan - Indonesia melalui Duta Besar di Australia, Nadjib Riphat Kesoema, mengkritik keras mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang menyerukan “reformasi” Islam. Dubes Nadjib menyebut retorika Abbott itu bukan membantu menyatukan umat manusia melawan terorisme tapi justru memecah belah.
 
”Ini adalah saat ketika semua bangsa harus bersatu untuk mengalahkan momok terorisme,” kata Dubes Nadjib, Rabu (9/12/2015). ”Sebuah bualan retorika superioritas budaya dan agama yang merasa lebih dari agama-agama dan budaya lain tidak membantu untuk solusi dari penyebab dan justru memecah belah,” lanjut kritik diplomat Indonesia itu.
 
Dubes Nadjib juga menyerukan kerjasama yang kuat Indonesia dengan Australia dalam melawan terorisme. ”Sangat penting bagi kita termasuk masyarakat multikultural Australia dan Indonesia untuk menjaga fokus kami pada upaya untuk menciptakan solusi jangka panjang guna menghadapi tantangan ekstremisme dan kekerasan,” imbuh dia.
 
”Ekstremisme dan kekerasan adalah tantangan umum dari semua agama. Budha, Kristen, Hindu, Islam dan semua agama,” sambung dia, seperti dikutip ABC.
  Tony Abbott dalam wawancara dengan Sky News dan menulis kolom opini di News Corp memperdebatkan perihal ”revolusi agama”. Secara khusus, dia menyerukan reformasi bahkan revolusi di agama Islam.
 
”Kita harus bekerja sama dengan membiarkan kaum Muslim hidup karena perlu ada, seperti Presiden Mesir (Abdel Fattah) Al-Sisi Mesir katakan, perlunya sebuah revolusi agama di dalam Islam,” kata Abbott. ”Semua hal-hal terkait Islam yang tidak pernah dimiliki--reformasi, pencerahan, sebuah konsep yang dikembangkan dengan baik dari pemisahan gereja dan negara--, itu yang perlu terjadi,” lanjut Abbott.
 
Sedangkan dalam tulisan di kolom opini, Abbott menulis bahwa budayanya lebih unggul dari yang lain. ”Budaya tidak semua sama. Kami harus siap untuk memberitakan keunggulan yang jelas dari budaya kita ke salah satu (budaya) yang membenarkan untuk membunuh orang atas nama Tuhan,” bunyi tulisan Abbott.
 
Sejumlah perwakilan masyarakat Muslim di Australia telah menafsirkan pernyataan Abbott bahwa seolah-olah Islam kalah dengan budaya agama lain. Juru bicara Dewan Islam Victoria, Kuranda Seyit, mengatakan bahwa posisi itu "terlalu tidak sopan terhadap orang-orang Islam". (Sindo)




Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.