Halloween party ideas 2015

Go Ihsan - Muslim Indonesia dan Pakistan kecam pernyataan Donald Trump yang mau melarang orang Islam ke Amerika Serikat. Bakal calon presiden Partai Republik ini memang terkenal dengan provokasi anti islam dan anti imigrannya.

Donald Trump memang terkenal dengan pernyataan-pernyataan kontroversialnya. Karena kubu Republik di Amerika Serikat tidak punya agenda politik yang jelas selain mengecam Presiden Obama, isu kontroversial anti ras dan anti Islam langsung saja laku dan menjadi salah satu dagangan para kandidat Republik.

Pernyataan terakhir Donald Trump lagi-lagi membangkitkan reaksi sumir, tidak hanya di Amerika Serikat saja, melainkan juga di kalangan dunia Islam. Donald Trump memang menjadikan kotroversi sebagai strategi kampanyenya. Dia tidak segan-segan mengeluarkan slogan anti perempuan, jika itu bisa mendongkrak popularitasnya. Tapi untuk memuluskan jalan menjadi calon presiden dari kubu Republik, yang paling sering dia garap, adalah isu anti imigran dan anti Islam. Dan dia punya cukup uang untuk membiayai kampanye media tentang isu-isu yang sedang diusungnya.

Menanggapi aksi penembakan yang dilakukan suami istri muslim di San Bernardino, California minggu lalu, Donald Trump langsung muncul dengan pernyataan kontroversial yang sudah dia perhitungkan akan menjadi tema perdebatan besar.


Donald Trump menyerukan pemberlakukan larangan kunjungan bagi warga muslim ke Amerika Serikat "sampai aparat negara kita tahu betul dapat mengetahui apa yang sedang terjadi".

Kebetulan nama Donald Trump sudah dikenal luas di Indonesia, setelah tokoh teras parlemen Indonesia, Setya Novanto dan Fadli Zon, berkunjung ke acara kampanyenya di New York City dan dengan bangga menyebarkan foto-foto mereka dengan Trump lewat media sosial.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Armanatha Nasir menyatakan, pemerintah Indonesia tidak akan mengomentari kampanye pemilu di negara lain.

"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanya di dunia, Indonesia menegaskan bahwa Islam mengajarkan perdamaian dan toleransi, "kata dia kepada kantor berita Reuters." Aksi teror tidak punya kaitan dengan agama atau negara atau ras."

Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut pernyataan Donald Trump sebagai lelucon.
"Ini menggelikan, bahwa ada seseorang di era modern ini, era globalisasi ini, yang begitu sempit pikirannya dan ingin melarang sebagian orang memasuki Amerika," katanya.

Di Pakistan, reaksi terhadap pernyataan anti Islam Donald Trump lebih keras lagi.
"Ini adalah jenis terburuk fanatisme yang bercampur dengan kebodohan. Aku membayangkan seseorang yang berharap untuk menjadi presiden AS, seharusnya tidak bersaing dengan para mullah kriminal bodoh dari Pakistan yang hanya mencela bisa mencela agama orang lain. Meskipun kami tidak semaju AS, kami tidak akan pernah memilih orang-orang seperti itu berkuasa di Pakistan," kata 
Tahir Ashrafi, Ketua Majelis Ulama Pakistan.

"Jika beberapa pemimpin Muslim mengatakan ada perang antara Kristen dan Muslim, kita juga akan mengecam dia. Jadi mengapa kita tidak emngecam orang Amerika yang menyatakan hal serupa?, tambahnya.

Pernyataan Trump pada acara kampanye hari Senin (07/08) waktu setempat di South Carolina itu bahkan menundang kritik dari kubu Partai Republik sendiri, antara lain dari mantan Wakil Presiden Dick Cheney dan kandidat presiden yang lain, Jeb Bush. (DW)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.