Go Ihsan - Muslim Indonesia dan Pakistan kecam pernyataan Donald Trump yang mau
melarang orang Islam ke Amerika Serikat. Bakal calon presiden Partai Republik
ini memang terkenal dengan provokasi anti islam dan anti imigrannya.
Donald Trump memang terkenal dengan pernyataan-pernyataan
kontroversialnya. Karena kubu Republik di Amerika Serikat tidak punya agenda
politik yang jelas selain mengecam Presiden Obama, isu kontroversial anti ras
dan anti Islam langsung saja laku dan menjadi salah satu dagangan para kandidat
Republik.
Pernyataan terakhir Donald Trump lagi-lagi membangkitkan reaksi sumir,
tidak hanya di Amerika Serikat saja, melainkan juga di kalangan dunia Islam.
Donald Trump memang menjadikan kotroversi sebagai strategi kampanyenya. Dia
tidak segan-segan mengeluarkan slogan anti perempuan, jika itu bisa mendongkrak
popularitasnya. Tapi untuk memuluskan jalan menjadi calon presiden dari kubu
Republik, yang paling sering dia garap, adalah isu anti imigran dan anti Islam.
Dan dia punya cukup uang untuk membiayai kampanye media tentang isu-isu yang
sedang diusungnya.
Menanggapi aksi penembakan yang dilakukan suami istri muslim di San
Bernardino, California minggu lalu, Donald Trump langsung muncul dengan
pernyataan kontroversial yang sudah dia perhitungkan akan menjadi tema
perdebatan besar.
Donald Trump menyerukan pemberlakukan larangan kunjungan bagi warga
muslim ke Amerika Serikat "sampai aparat negara kita tahu betul dapat
mengetahui apa yang sedang terjadi".
Kebetulan nama Donald Trump sudah dikenal luas di Indonesia, setelah
tokoh teras parlemen Indonesia, Setya Novanto dan Fadli Zon, berkunjung ke
acara kampanyenya di New York City dan dengan bangga menyebarkan foto-foto
mereka dengan Trump lewat media sosial.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Armanatha Nasir
menyatakan, pemerintah Indonesia tidak akan mengomentari kampanye pemilu di
negara lain.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanya di dunia, Indonesia
menegaskan bahwa Islam mengajarkan perdamaian dan toleransi, "kata dia
kepada kantor berita Reuters." Aksi teror tidak punya kaitan dengan agama
atau negara atau ras."
Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut pernyataan Donald Trump
sebagai lelucon.
"Ini menggelikan, bahwa ada seseorang di era modern ini, era
globalisasi ini, yang begitu sempit pikirannya dan ingin melarang sebagian
orang memasuki Amerika," katanya.
Di Pakistan, reaksi terhadap pernyataan anti Islam Donald Trump lebih
keras lagi.
"Ini adalah jenis terburuk fanatisme yang bercampur dengan
kebodohan. Aku membayangkan seseorang yang berharap untuk menjadi presiden AS,
seharusnya tidak bersaing dengan para mullah kriminal bodoh dari Pakistan yang
hanya mencela bisa mencela agama orang lain. Meskipun kami tidak semaju AS,
kami tidak akan pernah memilih orang-orang seperti itu berkuasa di
Pakistan," kata
Tahir Ashrafi, Ketua Majelis Ulama Pakistan.
"Jika beberapa pemimpin Muslim mengatakan ada perang antara Kristen dan Muslim, kita juga akan mengecam dia. Jadi mengapa kita tidak
emngecam orang Amerika yang menyatakan hal serupa?, tambahnya.
Pernyataan Trump pada acara kampanye hari Senin (07/08) waktu setempat
di South Carolina itu bahkan menundang kritik dari kubu Partai Republik
sendiri, antara lain dari mantan Wakil Presiden Dick Cheney dan kandidat
presiden yang lain, Jeb Bush. (DW)
Posting Komentar