Go Ihsan - Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton
menolak untuk menggunakan kata "Islam radikal" kepada pelaku aksi
teror di Barat. Karena hal ini, dia menuai kecaman dari berbagai pihak.
Dalam wawancara dengan acara "This Week" di stasiun
televisi ABC yang dikutip CNN, Senin (6/12), Clinton mengaku tidak akan
menggunakan kata tersebut karena "terdengar seperti sedang berperang
melawan sebuah agama."
"Ini tidak adil kepada sebagian besar Muslim di negara
kita dan seluruh dunia yang cinta damai," ujar Clinton.
Selain itu, lanjut dia, kata tersebut hanya akan memicu
perpecahan yang justru menjadi bahan bakar kelompok radikal seperti ISIS.
"Kedua, kata itu membantu menciptakan bentrokan
peradaban yang menjadi alat rekrutmen bagi ISIS dan kelompok jihadis radikal
lainnya yang mengatakan 'Kami berperang melawan Barat -- kalian harus
bergabung'," lanjut dia.
Sikap Clinton sama seperti kebanyakan politisi Partai
Demokrat lainnya, begitu pula dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, terhadap
berbagai serangan teror, salah satunya penembakan di Paris.
Salah satu pengecam sikap mereka adalah para politisi dari
Partai Republik yang merasa perlu membedakan antara kelompok Islam radikal dan
Muslim yang cinta damai.
Clinton berharap Obama dalam pidatonya Minggu malam waktu
setempat dapat menjelaskan strategi baru AS dalam menghadapi serangan teror.
Obama rencananya akan pidato di ruang Oval Gedung Putih, menyusul penembakan di
San Bernardino yang menewaskan 14 orang pekan lalu.
Clinton mendukung rencana Obama melancarkan serangan udara
ke Suriah dan Irak untuk menghancurkan ISIS. Namun dia menegaskan perlunya
kampanye online di sosial media untuk mencegah rekrutmen para penyerang tunggal
atau lone wolf.
"Kita perlu bantuan dari Facebook, Youtube dan Twitter.
Mereka tidak boleh membiarkan rekrutmen dan perayaan kekerasan oleh para pengguna
internet," tegas Clinton. (cnn/gi)
Posting Komentar