Halloween party ideas 2015

Go Ihsan - Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton menolak untuk menggunakan kata "Islam radikal" kepada pelaku aksi teror di Barat. Karena hal ini, dia menuai kecaman dari berbagai pihak.

Dalam wawancara dengan acara "This Week" di stasiun televisi ABC yang dikutip CNN, Senin (6/12), Clinton mengaku tidak akan menggunakan kata tersebut karena "terdengar seperti sedang berperang melawan sebuah agama."

"Ini tidak adil kepada sebagian besar Muslim di negara kita dan seluruh dunia yang cinta damai," ujar Clinton.

Selain itu, lanjut dia, kata tersebut hanya akan memicu perpecahan yang justru menjadi bahan bakar kelompok radikal seperti ISIS.

"Kedua, kata itu membantu menciptakan bentrokan peradaban yang menjadi alat rekrutmen bagi ISIS dan kelompok jihadis radikal lainnya yang mengatakan 'Kami berperang melawan Barat -- kalian harus bergabung'," lanjut dia.

Sikap Clinton sama seperti kebanyakan politisi Partai Demokrat lainnya, begitu pula dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, terhadap berbagai serangan teror, salah satunya penembakan di Paris.

Salah satu pengecam sikap mereka adalah para politisi dari Partai Republik yang merasa perlu membedakan antara kelompok Islam radikal dan Muslim yang cinta damai.

Clinton berharap Obama dalam pidatonya Minggu malam waktu setempat dapat menjelaskan strategi baru AS dalam menghadapi serangan teror. Obama rencananya akan pidato di ruang Oval Gedung Putih, menyusul penembakan di San Bernardino yang menewaskan 14 orang pekan lalu.

Clinton mendukung rencana Obama melancarkan serangan udara ke Suriah dan Irak untuk menghancurkan ISIS. Namun dia menegaskan perlunya kampanye online di sosial media untuk mencegah rekrutmen para penyerang tunggal atau lone wolf.

"Kita perlu bantuan dari Facebook, Youtube dan Twitter. Mereka tidak boleh membiarkan rekrutmen dan perayaan kekerasan oleh para pengguna internet," tegas Clinton. (cnn/gi)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.