Go Ihsan - Peneliti
Islam dari Georgetown University Amerika Serikat Norbani Ismail mengatakan,
Muslim Indonesia perlu bekerja ekstra untuk menyebarkan paham Islam di
Indonesia ke seluruh dunia.
Ismail mengatakan, hal itu diperlukan untuk lebih mengenalkan Islam dengan corak Indonesia secara lebih intensif. "Jika sepakat ada nilai yang bagus untuk disebarkan maka muslim Indonesia perlu kerja keras," ujar Ismail pada Rabu (2/12).
Ismail mengatakan, banyak timbul pertanyaan tentang perbedaan karakter Islam Indonesia. Ia pun mendorong para cendekiawan Muslim Indonesia untuk mengupasnya dan menggali kontribusinya untuk disampaikan secara global.
Selain itu, Ismail mengatakan, umat Islam Indonesia perlu pro aktif memberikan pemahaman kepada dunia dan mengajak untuk memelajari Islam di Tanah Air.
Ismail meyakini Islam di Indonesia mampu berkontribusi secara global. Peneliti yang pernah mengkaji tafsir Al Azhar karya Buya Hamka itu menilai karya intelektual Muslim Indonesia dapat memberikan respons terhadap berbagai persoalan.
Tafsir Al Azhar, ujarnya, merupakan karya yang ditulis secara komprehensif dan masih relevan hingga saat ini. "Sayangnya, tafsir ini tidak memiliki terjemahan dalam bahasa lain. Padahal nilainya sejajar dengan tafsir-tafsir lain yang beredar di dunia Islam," ujar Ismail menambahkan. (Rol)
Ismail mengatakan, hal itu diperlukan untuk lebih mengenalkan Islam dengan corak Indonesia secara lebih intensif. "Jika sepakat ada nilai yang bagus untuk disebarkan maka muslim Indonesia perlu kerja keras," ujar Ismail pada Rabu (2/12).
Ismail mengatakan, banyak timbul pertanyaan tentang perbedaan karakter Islam Indonesia. Ia pun mendorong para cendekiawan Muslim Indonesia untuk mengupasnya dan menggali kontribusinya untuk disampaikan secara global.
Selain itu, Ismail mengatakan, umat Islam Indonesia perlu pro aktif memberikan pemahaman kepada dunia dan mengajak untuk memelajari Islam di Tanah Air.
Ismail meyakini Islam di Indonesia mampu berkontribusi secara global. Peneliti yang pernah mengkaji tafsir Al Azhar karya Buya Hamka itu menilai karya intelektual Muslim Indonesia dapat memberikan respons terhadap berbagai persoalan.
Tafsir Al Azhar, ujarnya, merupakan karya yang ditulis secara komprehensif dan masih relevan hingga saat ini. "Sayangnya, tafsir ini tidak memiliki terjemahan dalam bahasa lain. Padahal nilainya sejajar dengan tafsir-tafsir lain yang beredar di dunia Islam," ujar Ismail menambahkan. (Rol)
Posting Komentar