Go Ihsan - Peneliti
AS yang juga Direktur Riset dan Program Akademik International Institute of
Islamic Thought, Ermin Sinanovic, menilai umat Islam Indonesia belum
mengglobalkan karyanya, meski Tafsir Al-Azhar karya Hamka telah dikaji di Asia
Tenggara.
"Umat
Islam Indonesia seharusnya lebih banyak menunjukkan karyanya kepada dunia
melalui tulisan, penerbitan, konferensi, film, dan berbagai karya
lainnya," kata Sinanovic di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu.
Menurut
Direktur The Fairfax Institute yang berbasis di Virginia Amerika Serikat ini,
hal itu tentu memerlukan kemampuan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, agar
karya Muslim Indonesia berkualitas dunia.
"Tapi,
hal itu perlu, karena Muslim dari negara lain sangat perlu belajar soal Islam
kepada Indonesia, termasuk keberagamannya, sejarah ormas seperti
Muhammadiyah-Nahdlatul Ulama, perjuangangan, dan karya Muslim Indonesia pada
era penjajahan hingga kontemporer," katanya.
Dengan
kata lain, masih kata dia, umat Islam di Indonesia perlu meningkatkan produksi
budayanya sampai pada kualitas kelas dunia. Sejauh ini, Indonesia hanya dikenal
sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar dunia.
"Tetapi,
Muslim Indonesia belum mampu mendominasi atau sekadar mewarnai khazanah
ke-Islaman di dunia. Seharusnya, potensi Muslim terbesar di Indonesia bisa
dimanfaatkan untuk menambah kajian seputar pemikiran Islam," katanya.
Meski
umat Muslim di Indonesia berjumlah sekitar 200 juta jiwa, tapi jumlah karya
budaya dan buku tidak banyak. "Itu belum bisa memberi pengaruh di
pemikiran Islam internasional," kata dia. (Ant)
Posting Komentar