Oleh: Ina Salma Febriany
Go Ihsan - “Wahai sekalian manusia, sungguh telah datang pada kalian nasihat atau pelajaran dari Tuhan kalian dan obat (penyembuh) bagi apa yang terdapat dalam hati, petunjuk, jugarahmat bagi orang-orang yang beriman,” (Qs Yunus: 57)
Keindahan untaian ayat dan terjemahan surah di atas
mendeskripsikan secara mendetail empat fungsi Alquran. Keempat fungsi tersebut
ialah bahwa Alquran diturunkan (bertujuan untuk) nasihat dan pelajaran, obat
(penyembuh segala macam penyakit), petunjuk, juga rahmat.
Sebab, Allah menurunkan Alquran bukan tanpa tujuan, maka
keempat fungsi ini setidaknya mampu menjadi motivasi tertinggi untuk seluruh
hamba-Nya—baik yang beriman maupun belum meyakini kekuasaan-Nya—untuk berusaha
membaca, menghayati, dan memahami makna Alquran.
Mengapa kaum yang belum beriman juga masuk dalam kategori
ayat di atas? Sederhana saja, sebab Allah menyeru dengan menggunakan sapaan
umum (yaa ayyuhannaas—wahai sekalian
manusia) bukan sapaan khusus—yaa ayyuhalladzina aamanuu (wahai orang-orang yang beriman). Ayat ini
mengindikasikan sinergitas antara keimanan dan Alquran satu; tidak terpisah
agar pahala bagi mereka lebih kekal dan besar.
Artinya, jika seseorang beriman kepada Allah, ditambah
dengan ketaatannya membaca dan mempelajari Alquran; maka itu akan lebih
baik—kendati dengan kebaikan Allah pula, orang yang belum beriman juga akan
mendapatkan kebaikan jika mempelajari Alquran. Kebaikan yang diberikan
Allah inilah senada dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh salah seorang sahabat,
Abu Musa al-Asy’ari RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah
seperti buah utrujah; baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin
yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma; baunya tidak semerbak,
namun rasanya manis. Sedangkan, perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran
adalah laksana buah raihanah; yang baunya harum namun rasanya pahit.
Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah
hanzhalah; baunya tidak wangi dan rasanya juga pahit.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Menurut Faishal bin Abdul Aziz Ali Mubarak dalam Tatrizu Riyadis Shaalihina, hadis di atas menunjukkan keutamaan orang yang
mempelajari Alquran. Tidak cukup dengan keutamaannya saja, Rasulullah SAW
membuat sebuah perumpamaan untuk memudahkan pemahaman umatnya. Adapun yang
dimaksud dengan tilawah (membaca) Alquran mencakup pengamalan (mengerjakan
segala perintah Allah dan menjauhi larangannya) petunjuk Alquran, bukan sekadar
membaca semata lalu mengabaikannya.
Senada dengan pendapat Faishal bin Abdul Aziz, pengamalan
Alquran yang dimaksudnya ialah tadabur Alquran—yang menurut Ibnul Qayyim
al-Jauziyah bahwa tadabur (menyimak) Alquran artinya memusatkan hati ke dalam
makna-maknanya, memusatkan pikiran untuk mengamati dan memikirkannya. Inilah
maksud diturunkannya Alquran dan bukan sekadar membacanya tanpa penghayatan,
pemahaman, dan pengamalan.
Lebih lanjut, Ibnul Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa
tidak ada yang lebih dan paling bermanfaat bagi seorang hamba di dunia dan di
akhirat serta yang lebih dekat dengan keselamatannya selain dari mendalami dan
memperhatikan Alquran serta memikirkan makna ayat-ayatnya. Sebab, makna-makna
ini akan menunjukkan tanda-tanda kebaikan dan keburukan, menunjukkan jalan,
sebab, dan buah kebahagiaan, meneguhkan iman, dan memperhatikan gambaran dunia
dan akhirat; surga dan neraka juga memperlihatkan kebesaran Allah SWT.
Al-Hasan berkata bahwa Alquran diturunkan agar diperhatikan
dan diamalkan. Maka, amalkanlah apa yang kalian baca.
Membaca, menghayati, mengamalkan, dan mengajarkan Alquran
adalah tiga kewajiban yang sepatutnya dilakukan oleh tiap insan yang beriman.
Sebab, iman saja akan kering jika tidak disejukkan dengan kalam-kalam Allah
melalui Alquran. Sebab, membaca dan mempelajari saja akan kosong belaka jika
tanpa keimanan dalam dada.
Semoga kiranya Allah SWT menggolongkan kita seperti buah
utrujah; perumpamaan yang indah dan sebaik-baik hadiah. Buah yang digambarkan
oleh Rasulullah yang wanginya harum dan enak rasanya. Sebaik-baik hadiah bagi
orang beriman yang selalu berusaha untuk membaca, memahami dan mengamalkan
Alquran.Aamiin (Rol)
Posting Komentar