Go Ihsan - Penduduk
Tajikistan yang sebagian besar menganut Islam melakukan pemungutan suara
terkait pelarangan partai berbasis agama dalam sebuah referendum yang
kemungkinan akan menguatkan kekuasaan presiden.
Emomali Rakhmon sudah
memerintah negara republik eks-Soviet di Asia Tengah itu sejak 1992, dan
melewati perang sipil yang berakhir dengan kesepakatan dengan oposisi Islam.
Gerakan untuk melarang
oposisi, Partai Kebangkitan Islam, mulai sejak tahun lalu.
Referendum pada Minggu
ini (23/05) juga meminta pemberi suara untuk menghapuskan pembatasan masa
jabatan presiden.
Pemungutan suara
tersebut juga menentukan soal penurunan batas usia presiden, dari 35 menjadi 30
- langkah yang secara teori akan memudahkan anak Rakhmon, Rustam, yang kini
berusia 29, untuk berkampanye pada 2020.
Tiga
poin ini terkandung dalam undang-undang parlemen perubahan pada konstitusi.
Satu-satunya pertanyaan
dalam formulir pemungutan suara adalah, "Apakah Anda mendukung perubahan
dan tambahan pada konstitusi negara ini?"
Tajikistkan adalah salah
satu negara termiskin di Asia Tengah dan sangat bergantung pada Rusia, separuh
dari Pendapatan Domestik Bruto negara tersebut berasal dari pengiriman uang
dari warga negaranya yang bekerja di luar negeri - kebanyakan di Rusia.
Sejak kesepakatan
pembagian kekuasaan yang mengakhiri perang sipil berdarah pada 1997, kelompok
Islam semakin terdorong keluar dari pemerintahan.
Kekhawatiran kini
tumbuh bahwa konflik Afghanistan bisa meluas melewati perbatasan Tajikistan.
Posting Komentar