Go Ihsan - Islamic
Medical Service (IMS) dalam satu tahun terakhir ini telah menghapus tato dari
tubuh orang-orang yang telah hijrah. Mereka yang menghapus tato di IMS
rata-rata sudah hijrah ke jalan yang baik dan benar sesuai ajaran agama Islam.
Direktur IMS, Imron Faizin
mengatakan, IMS melihat banyaknya orang yang menghapus tato sejak satu tahun
yang lalu. Sebab program penghapusan tato yang IMS lakukan baru satu tahun.
"Secara keseluruhan sekitar 2.700 orang telah dihapus tatonya selama satu
tahun terakhir ini," kata Imron kepada Republika.co.id, Jumat (23/11).
Ia menerangkan, mereka
yang dihapus tatonya berasal dari berbagai latar belakang. Ada dari kalangan
pengusaha, pegawai negeri sipil, TNI, Polri, mahasiswa, wiraswasta dan lain
sebagainya. Anak-anak punk dan anak jalanan juga banyak
yang dihapus tatonya.
Beberapa
waktu lalu ada sekitar 30 anak jalanan yang dihapus tatonya di Pondok Aren,
Tangerang. Rencananya Desember tahun ini akan dilakukan lagi langkah menghapus
tato puluhan anak jalanan. IMS juga ke Nusakambangan untuk menghapus tato
narapidana di sana. Ada sekitar 100 lebih narapidana yang dihapus tatonya di
sana.
Sebanyak 2.700 orang yang
dihapus tatonya berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Cilacap, Solo,
Kediri, Malang, Bali, Lampung, Palembang, Jambi, Bengkulu dan lapas di
Nusakambangan. "Sekarang sedang berlangsung penghapusan tato di Kalimantan
Timur, di Balikpapan, Samarinda dan Bontang, kalau ditambah dengan tiga kota
ini total 3.000-an yang sudah dihapus tatonya," ujarnya.
Imron menjelaskan, alasan
mereka menghapus tato sangat beragam. Ada yang sudah total melakukan hijrah.
Biasanya yang sudah total melakukan hijrah, sudah bagus shalat dan pemahamannya
terhadap Islam. Tapi mereka terkendala dengan tato di tubuhnya sehingga ingin
menghapus tato mereka supaya ibadahnya semakin sempurna.
Ada juga
yang menghapus tato karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Mereka sadar tato di
tubuhnya telah menghambat mereka mendapatkan pekerjaan. Kemudian, ada juga yang
menghapus tato karena sudah berkeluarga. Mereka tidak ingin anak-anak mereka
melihat tato di tubuh ayahnya. "Ada yang menghapus tato karena ingin
menikah, calon mertuanya baru mengizinkan menikahi anaknya kalau sudah dihapus
tatonya," jelasnya.
Imron menjelaskan, ada
juga yang menghapus tato karena akan berangkat umrah. Mereka berpikir tidak
etis menggunakan pakaian ihram dengan tubuh penuh tato. IMS memperhatikan,
banyak anak-anak muda yang hijrah. Mereka membuat tato di usia remaja, saat
menginjak usia dewasa mereka sadar apa yang dilakukannya keliru.
Menurutnya, banyaknya
orang-orang yang melakukan hijrah berdampak terhadap orang-orang di sekitarnya.
Orang-orang di sekitar jadi bertanya-tanya mengapa banyak orang hijrah,
kemudian mereka mencari tahu, terketuk pintu hatinya dan ikut hijrah bersama
orang-orang yang hijrah.(Rep)
Posting Komentar