Go Ihsan - Adanya
tabloid politik yang menyasar masjid-masjid di Jawa Tengah ditanggapi oleh
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas.
Anwar
menerangkan bahwa media mengemban tugas suci, yakni menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi dan mengungkap fakta yang sesungguhnya. Karenanya, ia
menegaskan media harus adil serta tidak boleh mengembangkan hoax dan
provokasi.
“Jangan
menginjak satu, mengangkat yang satu (lainnya). (Tabloid) itu saya rasa bukan
media,” ujarnya kepada hidayatullah.com usai membuka acara Sarasehan Nasional “Penguatan Literasi
Islam dan Kebangsaan Generasi Milenial” di Gedung Perintis Kemerdekaan,
Jakarta, pada Kamis (24/01/2019).
Anwar mengimbau
kepada pengurus masjid untuk kritis serta menahan dan tidak menyebarkan media
yang isinya hoax.
“(Sebab)
menurut MUI, menyebarkan hoax itu sama
hukumannya dengan yang membuat hoax,” ujarnya.
Sebelumnya
diwartakan, sebuah tabloid dengan framing berita yang
diduga sengaja menyerang Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto,
ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Tabloid tersebut dikirim ke
masjid-masjid dengan bungkus amplop cokelat.
Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah mendapatkan informasi tabloid bernama
“Indonesia Barokah” tersebut ada di Kabupaten Blora, Kabupaten Sukoharjo, dan
Kabupaten Magelang. Rata-rata setiap masjid dikirimi tiga eksemplar.
“Ada
pengiriman tabloid rata-rata 1 masjid 3 eksemplar yang dibungkus amplop cokelat
yang dikirim ke Masjid,” kata Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antar
Lembaga Bawaslu Jawa Tengah Rofiuddin kutip Detikcom, Selasa
(21/01/2019).
Dalam
amplop yang dikirim ke masjid disebutkan alamat pengirim berada di Pondok
Melati, Bekasi. Rofi menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan karena ada dugaan framing berita
yang bisa merugikan capres tertentu.
“Tabloid ini
kalau dilihat ada berita yang arahnya bercampur opini dan juga ada semacam
permainan framing sehingga menguntungkan atau
merugikan capres tertentu,” jelasnya.
Dalam
headline halaman pertama ditulis judul “Reuni 212: Kepentingan Umat atau
Kepentingan Politik?” kemudian di kolom Liputan Khusus ada berita berjudul
“Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?” dengan karikatur Ratna Sarumpaet,
Fadli Zon, Sandiaga Uno, dan Prabowo Subianto. Sebagian artikel juga membahas
tentang agama.
Rofi
menjelaskan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dewan Pers karena pengawasan
dan pemantauan media dilakukan Dewan Pers. Ia berharap masyarakat tetap tenang
dengan beredarnya tabloid tersebut.
“Dari
sisi Dewan Pers bisa teliti dan analisis kategorinya apa. Apakah sesuai standar
jurnalistik, bercampur opini, framing tertentu,
atau apa. Kemungkinan kedua bisa analisis status badan hukumnya,” jelas Rofi.
“Posisi
Bawaslu memberikan fakta ada tabloid yang sebelumnya tidak ada terus tiba-tiba
ada dan menyasar Jawa Tengah. Informasinya di masjid-masjid disimpan, tidak
diedarkan,” imbuhnya.
Saat ini
pengkajian masih dilakukan dan menurut informasi tidak hanya di Jawa Tengah, di
Jawa Barat pun tabloid serupa juga ditemukan.(Hidayah)
Posting Komentar