Halloween party ideas 2015

Go Ihsan -  Adanya tabloid politik yang menyasar masjid-masjid di Jawa Tengah ditanggapi oleh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas.
Anwar menerangkan bahwa media mengemban tugas suci, yakni menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan mengungkap fakta yang sesungguhnya. Karenanya, ia menegaskan media harus adil serta tidak boleh mengembangkan hoax dan provokasi.
“Jangan menginjak satu, mengangkat yang satu (lainnya). (Tabloid) itu saya rasa bukan media,” ujarnya kepada hidayatullah.com usai membuka acara Sarasehan Nasional “Penguatan Literasi Islam dan Kebangsaan Generasi Milenial” di Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta, pada Kamis (24/01/2019).
Anwar mengimbau kepada pengurus masjid untuk kritis serta menahan dan tidak menyebarkan media yang isinya hoax.

“(Sebab) menurut MUI, menyebarkan hoax itu sama hukumannya dengan yang membuat hoax,” ujarnya.
Sebelumnya diwartakan, sebuah tabloid dengan framing berita yang diduga sengaja menyerang Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Tabloid tersebut dikirim ke masjid-masjid dengan bungkus amplop cokelat.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah mendapatkan informasi tabloid bernama “Indonesia Barokah” tersebut ada di Kabupaten Blora, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Magelang. Rata-rata setiap masjid dikirimi tiga eksemplar.
“Ada pengiriman tabloid rata-rata 1 masjid 3 eksemplar yang dibungkus amplop cokelat yang dikirim ke Masjid,” kata Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jawa Tengah Rofiuddin kutip Detikcom, Selasa (21/01/2019).
Dalam amplop yang dikirim ke masjid disebutkan alamat pengirim berada di Pondok Melati, Bekasi. Rofi menjelaskan pihaknya mendapatkan laporan karena ada dugaan framing berita yang bisa merugikan capres tertentu.
“Tabloid ini kalau dilihat ada berita yang arahnya bercampur opini dan juga ada semacam permainan framing sehingga menguntungkan atau merugikan capres tertentu,” jelasnya.
Dalam headline halaman pertama ditulis judul “Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?” kemudian di kolom Liputan Khusus ada berita berjudul “Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?” dengan karikatur Ratna Sarumpaet, Fadli Zon, Sandiaga Uno, dan Prabowo Subianto. Sebagian artikel juga membahas tentang agama.
Rofi menjelaskan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dewan Pers karena pengawasan dan pemantauan media dilakukan Dewan Pers. Ia berharap masyarakat tetap tenang dengan beredarnya tabloid tersebut.
“Dari sisi Dewan Pers bisa teliti dan analisis kategorinya apa. Apakah sesuai standar jurnalistik, bercampur opini, framing tertentu, atau apa. Kemungkinan kedua bisa analisis status badan hukumnya,” jelas Rofi.
“Posisi Bawaslu memberikan fakta ada tabloid yang sebelumnya tidak ada terus tiba-tiba ada dan menyasar Jawa Tengah. Informasinya di masjid-masjid disimpan, tidak diedarkan,” imbuhnya.
Saat ini pengkajian masih dilakukan dan menurut informasi tidak hanya di Jawa Tengah, di Jawa Barat pun tabloid serupa juga ditemukan.(Hidayah)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.