Halloween party ideas 2015

Hadist menurut muhaddisin adalah segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, keputusan, tingkah laku atau bentuk-bentuk yang sifatnya penampilan. Contoh orang yang memelihara jenggot berarti mengikuti sunah nabi. Kita perlu dan merasa layak menjadikan hadist atau sunnah sebagai lentera kehidupan karena:

1. Mengikuti teladan dan mengamalkan hadist adalah jalan yang termudah yang paling dijamin untuk masuk surga. Dalam surat an-Nur ayat 54 dikatakan: “Dan jika kalian mengikuti Muhammad maka kalian akan memperoleh petunjuk atau dengan bahasa lain barang siapa yang mengikuti tauladan Muhammad maka ia akan mendapatkan petunjuk, atau jika kita mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad maka kita akan mendapatkan petunjukan dan kita akan dijamin masuk surga. Dalam sebuah hadist juga disebutkan: “ barang siapa yang mencintai aku (kata nabi) maka ia bersamaku didalam surga nanti.

2. Sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad mampu membangun peradaban dan membangun tatanan sosial, politik dan ekonomi yang tak tertandingi sampai saat ini. Sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad pernah diletakkan dalam rangking pertama diantara seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Dia berada di rangking pertama dua peringkat diatas Yessus Kristus yang dianggap sebagai Tuhan. Dalam kajian sosiologi ini didapatkan kesimpulan bahwa Nabi Muhammad mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar di bandingkan dengan pengaruh Yesus Kristus dan San Paulus dalam ajaran kristen.

3. Nabi Muhammad juga berbeda dengan Yesus karena dia adalah seorang pemimpin urusan keduniaan yang briliant, sama ketika saat beliau berperan sebagai pemimpin agama. Oleh karena itu, Nabi Muhammad bisa disimpulkan sebagai pemimpin politik yang paling berpengaruh sepanjang sejarah, telah membantu tatanan sosial yang tidak tertandingi sehingga secara logika kita layak menjadikan Muhammad sebagai suri tauladan karena beliau adalah Visioner yang membangun peradaban.

Tiga poin Nabi membangun keseimbangan sosial :

1. Hidup berdasarkan tenggang rasa.
Dalam hidupnya rasulullah tidak pernah memberlakukan orang lain selain mengedepankan tenggang rasa atau tepo seliro (Bahasa Jawa Red), dan ketika ada masalah apapun tenggang rasa ini dijadikan sebagai sebuah ukuran dan setandar untuk mencapai solusi. Contoh seorang sahabat yang suka mencuri, mabuk-mabukan dan zina ketika berusaha bertaubat namun dia tidak bisa meninggalkan zina. Lantas Rasulullah bertanya kepadanya: “Apakah kamu suka apabila zina ini terjadi pada ibumu? Apa kamu suka apabila zina ini terjadi pada saudara perempuan kamu? Dan apakah kamu suka apabila zina ini terjadi pada anak perempuan kamu? Kesemua pertanyaan itu, sahabat menjawab tidak dan Rasul menjawab begitupun semua orang. Itulah contoh prinsip tenggangrasa yang diajarkan Rasul kepada sahabat.

2. Tidak membuat orang lain berdosa.
Untuk membangun keseimbangan sosial tidaklah cukup hanya dengan menjaga diri kita untuk tidak berbuat dosa. Contoh: teman-teman yang rajin beribaadah disini kalau seandainya tidak menjaga orang lain untuk beribadah maka bangunan sosial yang dimiliki akan bisa keropos. Contoh: Nabi bersabda “Jangan sekali-kali diantara kalian memakai sandal hanya sebelah saja, hendakalah ia memakai sendal itu kedua-duanya atau melepaskannya sama sekali.
Hikmahnya adalah jangan membuat orang berdosa karena dengan hanya memakai sandal sebelah hanya akan mengundang banyak komentar, sedang ghibah adalah perbuatan dosa. Contoh lain: ketika seorang sahabat yang datang terlambat kepada Nabi membuat Nabi merasa berburuk sangka karena keterlambatan sahabat itu.

3. Memilih kemaslahatan daripada kepentingan.
Mengutamakan kebenaran daripada kepentingan, Nabi memberikan tuntunan kepada mukmin untuk memperjuangkan keadilan bahkan hidupnya adalah untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, dan membangun maslahah dan manfaat bagi orang yang ada disekitarnya. Seperti yang di contohkan nabi bahwa suatu hari nabi berjalan bersama Umar bin Khattab, konon ada seorang sahabat yang mana suku nabi pernah mempunyai hutang pada suku orang tersebut. Karena kesalnya orang ini karena hutang tidak terbayar lama maka ia menarik pundak Nabi dari belakang. Dan ketika melihat hal ini ketika umar bin khattab hendak membalas atas perlakuan orang itu kepada Nabi, dengan tenang Nabi mencegah dan berkata “wahai Umar hendaknya kamu menasehati aku untuk segera melunasi hutang itu dan menasehati dia agar berbuat yang lebih baik dalam menagih hutang itu. Karena kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah," ujar Beliau.

Namun sayangnya, yang menjadi kelemahan dalam menjalankan sunnah dan perintah Allah adalah: Kita tidak tahu ajaran itu, dan kita tidak mengerjakannya karena ketidaktahuan itu, Karena itu alangkah lebih baiknya kita mulai saja dengan mengerjakan apa apa yang kita pahami, sambil terus mencari dan mempelajari yang belum kita ketahui. Mudah mudahan kita bisa menjalankan perintah itu secara perlahan tapi pasti.Amiiin.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.