MINNESOTA--Dua pekerja Muslim di pabrik Electrolux di St Cloud, Minnesota telah mengajukan keluhan pada Employee Equal Opportunity Commission (EEOC) mengenai diskriminasi perusahaan pada karyawan Muslim. Kebijakan baru perusahaan itu adalah melarang membawa makanan ke area kerja mulai bulan depan. Padahal, bagi Muslim yang menjalani puasa Ramadhan, mereka perlu untuk berbuka saat matahari tenggelam.
Salah satu pekerja, Ahmed Said, yang telah bekerja untuk Electrolux sejak tahun 2002 mengatakan, para karyawan Muslim hanya perlu membawa makanan ringan ke lantai produksi untuk membatalkan puasa saat matahari terbenam. Said mengatakan kebijakan baru melarang semua makanan di lantai produksi dengan alasan keselamatan.
Said mengatakan hampir 400 karyawan yang bekerja shift malam di Electrolux adalah Muslim. "Sangat berbahaya jika mereka bekerja sementara telah menahan lapar sehari penuh. Kalau terjatuh di atas mesin produksi, misalnya, siapa yang rugi?" ujarnya.
Tony Evans, Wakil Presiden Komunikasi Electrolux di Amerika Utara menyatakan perusahaannya tidak bermaksud mendiskriminasi karyawan Muslim. "Sebagai masalah keselamatan karyawan, Electrolux tidak mengizinkan makanan di daerah produksi di pabrik kami dimanapun," kata Evans dalam emailnya. "Namun, ini tidak berarti bahwa akomodasi yang menguntungkan kedua belah pihak tidak dapat dicapai."
Evans mengatakan solusinya adalah, "cukup mengakomodasi keyakinan keagamaan karyawannya 'tanpa membahayakan keselamatan mereka atau tanaman kebutuhan operasi." Tapi ia tak menjelaskan lebih lanjut apa bentuk solusinya.
Ini adalah permintaan ketiga agen federal untuk menyelidiki keluhan diskriminasi ras dan agama terhadap Muslim di St Cloud. Departemen Pendidikan Amerika Serikat saat ini sedang menyelidiki St Cloud distrik sekolah atas keluhan pelecehan rasial terhadap mahasiswa Islam dan mereka yang berasal dari Somalia.
Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) baru-baru ini meminta FBI untuk menyelidiki insiden vandalisme yang menargetkan sebuah toko kelontong milik Somalia di St Cloud. Seorang individu yang tidak diketahui menulis "GO HOME" dalam huruf merah besar di toko milik seorang Muslim. Sumber: minnesota.publicradio.org/Republika
Tony Evans, Wakil Presiden Komunikasi Electrolux di Amerika Utara menyatakan perusahaannya tidak bermaksud mendiskriminasi karyawan Muslim. "Sebagai masalah keselamatan karyawan, Electrolux tidak mengizinkan makanan di daerah produksi di pabrik kami dimanapun," kata Evans dalam emailnya. "Namun, ini tidak berarti bahwa akomodasi yang menguntungkan kedua belah pihak tidak dapat dicapai."
Evans mengatakan solusinya adalah, "cukup mengakomodasi keyakinan keagamaan karyawannya 'tanpa membahayakan keselamatan mereka atau tanaman kebutuhan operasi." Tapi ia tak menjelaskan lebih lanjut apa bentuk solusinya.
Ini adalah permintaan ketiga agen federal untuk menyelidiki keluhan diskriminasi ras dan agama terhadap Muslim di St Cloud. Departemen Pendidikan Amerika Serikat saat ini sedang menyelidiki St Cloud distrik sekolah atas keluhan pelecehan rasial terhadap mahasiswa Islam dan mereka yang berasal dari Somalia.
Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) baru-baru ini meminta FBI untuk menyelidiki insiden vandalisme yang menargetkan sebuah toko kelontong milik Somalia di St Cloud. Seorang individu yang tidak diketahui menulis "GO HOME" dalam huruf merah besar di toko milik seorang Muslim. Sumber: minnesota.publicradio.org/Republika
Posting Komentar