Halloween party ideas 2015


PADANG,--Tak hanya kalangan mahasiswa saja, tokoh muda Kota Padang Andre Rosiade juga menyayangan jalan cerita yang ditampilkan dalam Film Indonesia yang berjudul “Cinta Tapi Beda” garapan sutradara Hanung Bramantyo. Menurutnya, ada kekeliruan, saat penggarapan cerita yang berlatar belakang Kota Padang, Sumbar ini.

“Saya menilai, Hanung kurang melakukan survey ke Kota Padang, dan kehidupan Minangkabau. Jadi, dengan ‘gampang’ dia menghasilkan tokoh utama, seorang gadis Minang yang beragama Kristen. Seharusnya, ini tidak perlu terjadi, jika penggarapan lebih maksimal dan melibatkan tokoh agama serta tokoh Islam di Sumbar,” kata Andre Rosiade yang mengaku banyak ditanyai beberapa tokoh, terkait kehebohan film ini.
Andre menyebutkan, Minangkabau adalah daerah yang memiliki filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Adapun syarak yang dimaksud adalah agama, dan agama itu berdasarkan Kitabullah yang tak lain adalah Al Quran. Jadi, amat sangat disayangkan, jika menampilkan sosok perempuan Minang yang beragam non Islam.

Andre menyebutkan, Minangkabau adalah daerah yang memiliki filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Adapun syarak yang dimaksud adalah agama, dan agama itu berdasarkan Kitabullah yang tak lain adalah Al Quran. Jadi, amat sangat disayangkan, jika menampilkan sosok perempuan Minang yang beragam non Islam.

“Saya sepakat, jika ada gerakan mahasiswa, dan pemuda Sumbar yang meminta Hanung menghentikan film tersebut yang telah diputar di bioskop-bioskop sejak 27 Desember lalu. Karena, ini bisa menyesatkan, dan memancing keresahan di tengah-tengah masyarakat Kota Padang, dan Sumbar umumnya,” kata Andre yang mengaku tidak akan menonton film tersebut.

Menurut Andre, tidak hanya warga Minang di Sumbar yang terkaget-kaget setelah menonton atau mengetahui synopsis cerita itu, para perantau juga mengaku kecewa. Apalagi, saat pemutaran, bertepatan dengan hari besar agama tertentu, dan liburan panjang.

“Saya tidak bicara, adanya agenda-agenda terselubun di balik cerita dan film ini. Namun, jika telah mengalami kesalahan penafsiran sejak dibuat, tentu akan menimbulkan salah presepsi masyarakat banyak. Sebainya, pemerintah juga turun tangan, dan menyelesaikan masalah ini,” katanya.
Andre mengimbau, seluruh pengelola bioskop di Kota Padang, dan Sumbar umunya, tidak memutar film tersebut. Karena, hanya akan mempermalukan kita sebagai orang Minang yang telah nyata-nyata memeluk agama Islam.

“Lebih baik menonton film lain, seperti Habibie dan Ainun yang dapat menjadi inspirasi dan motivasi,” kata pria yang digadang-gadangkan sebagai calon Wako Padang ini.

Seperti diketahui, “Cinta Tapi Beda” menggambarkan Gadis Padang yang bernama Diana sebagai seorang penganut Katolik taat berhubungan dekat dengan Cahyo laki-laki Jawa seorang Muslim yang taat. Keduanya berencana mau menikah, namun seluruh keluarga besar Diana tidak setuju, karena perbedaan keyakinan..
Akhirnya Diana dijodohkan dengan laki-laki asalah Padang yang juga seorang dokter bernama Oka yang juga Katholik juga. Alur cerita film ini diduga menyimpang dari falsafah ABS SBK. Sebagian lokasi shootingya di Sumbar atau Minangkabau. Film ini dinilai memutarbalikkan fakta dan memojokkan masyarakat Minang yang kental adatnya dengan agama Islam. Dilaporkan : eka/*(Sumbar Online)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.