Go Ihsan - Palestina resmi diakui oleh parlemen Inggris sebagai
negara merdeka. Keputusan parlemen Inggris ini ‘mengikuti’ langkah sebelumnya
yang sudah dilakukan Swedia. Namun, kaum konservatif menilai voting ini tidak
mempunyai konsekuensi politik yang signifikan.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan pada Senin (13/10)
untuk 650 anggota parlemen Inggris, 271 orang menyatakan kesetujuan terhadap
pengakuan kemerdekaan Palestina. Sementara 12 orang menyatakan abstain.
Pengakuan kedaulatan Palestina dinilai menjadi solusi
paling mungkin untuk konflik Timur Tengah. Dengan diakuinya negara tersebut,
posisi mereka diharapkan sejajar dengan Israel dalam pandangan dunia
internasional. Invasi Israel terhadap tanah-tanah Palestina akan dianggap ilegal
dan melanggar Konvensi Jenewa.
Di sisi lain, pengakuan parlemen Inggris ini masih
merupakan satu dari sekian langkah panjang. Hasil voting yang memenangkan
dukungan terhadap Palestina belum bisa memberikan dampak politik langsung.
Parlemen hanya bisa memberikan masukan atas hasil voting ini kepada perdana
menteri Inggris dalam mengambil kebijakan luar negeri.
Namun, dalam sudut pandang berbeda, pengakuan Parlemen
Inggris ini menunjukkan kekuatan Partai Buruh. Mereka sejak 1980 telah aktif
menyebarkan kampanye anti Israel sebagai negara penjajah dan mendukung penuh
kemerdekaan Palestina.
Selama ini, Uni Eropa dikenal sangat bersahabat dengan
Israel. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa 33 persen orang Israel
memiliki kemitraan dagang dengan Eropa. Jika nantinya Uni Eropa bisa didesak
untuk menentang penjajahan Israel, maka negara tersebut bisa menderita kerugian
politik sekaligus ekonomis, mengingat banyak perusahaan Israel yang rentan
digoyang isu seperti ini.
Posting Komentar