Go Ihsan - Institut
Penelitian dan Pengembangan Dunia Arab menyatakan 60% lebih rakyat Palestina
menginginkan Otoritas Abbas untuk segera membatalkan perjanjian Oslo dan klausa
ekonomi dengan Zionis Israel.
Dalam hasil jajak pendapat yang
dikeluarkan Institut pada hari Kamis (05/11) menyatakan bahwa 64% warga
Palestina mendukung penghapusan klausul ekonomi dan perjanjian Oslo dengan
Zionis Israel, sementara 28% menolaknya, dan 8% tidak menentukan pilihan.
Selain itu dalam jajak pendapat yang
dilakukan pada bulan Oktober kemarin, Institut Penelitian dan Pengembangan
Dunia Arab mendapati bahwa 57% warga Palestina meminta Abbas untuk membatalkan
kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah Zionis Israel.
Perjanjian Oslo sendiri
ditandatangani mendiang Presiden Yaser Arafat dan PM Yitzhak Rabin dihadapan
Presiden AS Bill Clinton pada 13 September 1993 di Oslo, Norwegia, sebagai fase
transisi perdamaian antara Palestina dan Israel.
Adapun klausa ekonomi dengan Zionis
Israel ditandatangani
Perlu diketahui akibat dari
perjanjian Oslo penjajah Zionis Israel membagi wilayah Tepi Barat menjadi tiga
zona, A, B, dan C. Berikut penjelasan pembagian wilayah tersebut;
1. Zona A memiliki luas 18% dari
total wilayah Tepi Barat sebesar 5.640 kilometer persegi. Di zona ini Otoritas
Palestina berhak mengontrol penuh wilayah ini baik secara administrasi ataupun
kontrol keamanan.
2. Zona B mewakili 21% dari luas
wilayah Tepi Barat sebesar 5.640 kilometer persegi. Di zona ini Otoritas
Palestina hanya berhak mengontrol wilayah ini secara administrasi, sedangkan
keamanan diserahkan kepada penjajah Zionis Israel.
3. Zona C mewakili 61% dari luas
wilayah Tepi Barat. Di zona ini Otoritas Palestina tidak berhak mengontrol
wilayah ini secara administrasi dan keamanan. Apapun kebijakan yang diambil
Otoritas Palestina di wilayah ini harus mendapat persetujuan oleh Zionis
Israel. (Rassd/EraM)
Posting Komentar