Halloween party ideas 2015

Go Ihsan - Presiden Yahya Jammeh mendeklarasikan negaranya, Gambia -negara di Afrika barat, sebagai negara Islam, pekan lalu. Tapi ia menegaskan bahwa hak-hak warga minoritas Kristen akan tetap dihormati dan tidak akan ada aturan berpakaian atau dress code bagi kaum perempuan.

Jammeh mengumumkan deklarasi tersebut di hadapan para pendukungnya di kota pesisir Brufut, Kamis (10/12) waktu setempat, tapi baru disiarkan televisi dan laman kepresidenan Sabtu (12/12) waktu setempat.

“Nasib Gambia berada di tangan Alloh Maha Besar. Mulai hari ini, Gambia adalah negara Islam. Kami akan menjadi negara Islam yang akan tetap menghormati hak-hak seluruh warganya,” ujar Jammeh, seperti dilansir pengumuman di laman kepresidenan tersebut dan dikutip AFP, Minggu (13/12).

Dalam tayangan pidatonya yang disiarkan GRTV, Jammeh tidak menjabarkan perubahan apa saja yang akan terjadi bagi negara terkecil di Afrika daratan tersebut. Tapi ia menjamin warga Kristen dan pemeluk keyakinan lainnya bisa beribadah tetap secara bebas.

“Warga Kristen akan tetap dihormati hak-haknya. Cara mereka merayakan Natal pun tidak akan berubah,” ujar dia.

Jammeh juga menegaskan, tidak satu orang pun berhak mencampuri kehidupan warga lainnya. Dia juga mengingatkan bahwa negara tidak akan menerapkan dress code terhadap perempuan.

“Tidak akan ada polisi syariah. Cara perempuan berpakaian bukan urusan siapa pun,” ujar dia.
Gambia adalah negara bekas jajahan Inggris yang berbatasan langsung dengan Senegal. Negara yang hanya seluas 10.689 km2 ini terkenal karena pantai-pantai pasir putihnya. Populasinya kurang dari dua juta jiwa dan 90%-nya adalah Muslim.(BS)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.