Go Ihsan - Ketua
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad mengungkap nilai ekonomi dari
wisata halal atauIslamic tourism sangat besar. Karena melibatkan banyak
industri pariwisata, oleh karena itu perlu dipikirkan manfaat apa yang bisa
diperoleh untuk kesejahteraan masyarakat.
Hal
ini terkait dengan Lombok yang telah memenangkan dua penghargaan sebagai The Best Halal Destination dan The best Honeymoon Destination di ajang World Halal Travel Award 2015
di Abu
“Sejak
hampir dua tahun lalu, saya melihat Islamic Tourism sudah berkembang jauh. Setelah mencoba
memahami apa nilai ekonomi dari Islamic Tourism dan Lombok sebagai destinasinya, tentu
saja besar. Dan mungkin harus intropeksi diri apa yang bisa dimanfaatkan dari
penobatan itu bagi kesejahteraan kita,” ujarnya saat menjadi Keynote speaker
dalam acara Bincang Bisnis Keuangan di Mataram, akhir pekan lalu.
Ia menuturkan, Islamic Tourism merupakan bisnis yang besar sebab industri wisata tersebut melibatkan industri transportasi, akomodasi, kuliner serta melibatkan industri kreatif dan melibatkan wisata religi. Selain itu, banyak objek sejarah yang bisa dikunjungi keluarga muslim di Lombok yang harus dipikirkan oleh pelaku usaha dan pemerintah daerah.
Ia menuturkan, Islamic Tourism merupakan bisnis yang besar sebab industri wisata tersebut melibatkan industri transportasi, akomodasi, kuliner serta melibatkan industri kreatif dan melibatkan wisata religi. Selain itu, banyak objek sejarah yang bisa dikunjungi keluarga muslim di Lombok yang harus dipikirkan oleh pelaku usaha dan pemerintah daerah.
Apalagi
menurutnya, kelas menengah muslim di Indonesia semakin berkembang dan bertambah
banyak yang mencapai 50-70 juta jiwa. Selain itu, bagi mereka wisata sudah
menjadi salah satu kebutuhan pokok.
“Saya pikir daripada liburan ke Singapura atau ke Hongkong yang tidak jelas, lebih baik anak kita diajak keliling memahami perkembangan sejarah Islam seperti mengunjungi tempat Walisongo. Oleh karena itu diperlukan pengemasan dan perbaikan terhadap objek wisata tersebut,” ungkapnya.
“Saya pikir daripada liburan ke Singapura atau ke Hongkong yang tidak jelas, lebih baik anak kita diajak keliling memahami perkembangan sejarah Islam seperti mengunjungi tempat Walisongo. Oleh karena itu diperlukan pengemasan dan perbaikan terhadap objek wisata tersebut,” ungkapnya.
Dirinya
menuturkan, bukan pekerjaan mudah membangun Islamic Tourism. Oleh karena itu
diperlukan inisiatif dalam mengembangkan wisata tersebut. Sebab, potensiIslamic Tourism di Lombok, Sumbawa dan Bima banyak.(Rol)
Posting Komentar