Halloween party ideas 2015

Go Ihsan -Saat yang lain sibuk dengan amalan lahiriyahnya, sibukkan dirimu dengan menjaga amalan hati. Dikala mereka bangga dengan prestasi dunianya, tunjukkan prestasimu dihadapan Rabb Penguasa Semesta. Surganya bukan sebab berapa banyak shalat dan puasamu, tapi sejauh mana keikhlasanmu terpelihara.


Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Beliau lalu bersabda:

يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Saat ini akan muncul kepada kalian seorang laki-laki dari kalangan penghuni surga.”

Tiba-tiba muncul seorang laki-laki dari kalangan sahabat Anshar, jenggotnya masih meneteskan bekas air wudhu, sedang tangan kirinya memegang kedua sandalnya.

Keesokan harinya, saat kami sedang duduk-duduk bersama bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau kembali bersabda:

يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Saat ini akan muncul kepada kalian seorang laki-laki dari kalangan penghuni surga.”
Tak berapa lama kemudian, laki-laki Anshar yang sama kembali muncul di hadapan kami.

Keesokan harinya, saat kami sedang duduk-duduk bersama bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau kembali bersabda:

يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Saat ini akan muncul kepada kalian seorang laki-laki dari kalangan penghuni surga.”
Tak berapa lama kemudian, laki-laki Anshar yang sama kembali muncul di hadapan kami.
dari kalangan sahabat Anshar, jenggotnya masih meneteskan bekas air wudhu, sedang tangan kirinya memegang kedua sandalnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam kemudian berdiri dan kami pun bubar. Pada saat itulah Abdullah bin Amru bin Ash mengikuti laki-laki Anshar yang tiga kali muncul di hadapan kami setelah disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.

“Saya sedang terlibat cek-cok dengan ayah saya. Saya telah bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama tiga hari. Jika Anda berkenan, saya ingin menginap di rumah Anda selama tiga hari ini.” Kata Abdullah bin Amru, mencari-cari alasan untuk bisa menginap di rumah sahabat Anshar tersebut.

“Ya, silahkan.” Jawab sahabat Anshar tersebut.

Anas bin Malik berkata: “Abdullah bin Amru bin Ash telah menceritakan bahwa ia telah menginap di rumah sahabat Anshar tersebut selama tiga malam. Selama itu, Abdullah bin Amru tidak pernah melihatnya sedikit pun melakukan shalat malam. Jika ia terbangun di waktu malam, ia hanya membolak-balikkan badannya di atas ranjangnya, berdzikir dan bertakbir, kemudian tidur kembali. Ia baru bangun kembali jika waktunya melaksanakan shalat Subuh.”

Abdullah bin Amru berkata, Hanya saja aku tidak pernah berbicara kecuali hal-hal yang baik. Tiga malam telah berlalu dan aku hampir saja menganggap remeh amal perbuatannya. Maka aku pun menceritakan kepadanya tujuanku.

“Wahai Abdullah (hamba Allah), sebenarnya antara aku dan bapakku tidak ada kemarahan, juga tidak ada hal yang mengharuskanku meninggalkannya. Namun aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda sebanyak tiga kali tentang dirimu:

يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Saat ini akan muncul kepada kalian seorang laki-laki dari kalangan penghuni surga.”

Maka engkau muncul sebanyak tiga kali. Oleh karena itu aku ingin tidur di rumahmu agar aku bisa melihat amal perbuatanmu, sehingga aku bisa meneladaninya. Namun aku tidak melihatmu melakukan banyak amal kebajikan. Jika begitu, amalan apa yang menyampaikanmu kepada kedudukan yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam tersebut?”

Laki-laki Anshar itu menjawab, “Amal kebaikanku hanyalah amal yang telah engkau lihat. Hanya itu amalku.”

Abdullah bin Amru berkata: “Ketika aku hendak berjalan pulang, tiba-tiba laki-laki Anshar itu memanggilku kembali dan berkata:

مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ

“Amalku hanyalah amal yang telah engkau lihat. Namun di dalam jiwaku sama sekali tidak pernah terbetik rasa ghisy (tidak tulus) terhadap seorang muslim pun, dan aku juga tidak pernah iri kepada seorang pun atas sebuah nikmat yang Allah karuniakan kepadanya.”

Mendengar penuturan tersebut, Abdullah bin Amru berkataku:
هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ، وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ

“Inilah sebenarnya amalan yang telah mengantarkanmu kepada kedudukan tersebut. Dan justru inilah amalan yang kami belum sanggup melakukannya.”

(HR. Ahmad no. 12697, Abdur Razzaq no. 20559, Al-Bazzar no. 1981, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 6605, Al-Baghawi no. 3535 dan An-Nasai dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 863. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata: Sanadnya shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim)

Justru saya salut kepada para sahabat nabi seperti sayidina umar , sayidina abu bakar, abdullah bin amr dan yang lainnya, yang mereka ini rajin tahajjud dan membaca Al qur'an serta ibadah yang lain, mengapa ?

Walaupun setingkat Abdullah bin Amru bin Ash, merasa dirinya tidak baik dan mengatakan aku harus mengikuti jalannya sahabat Anshar tentang keikhlasannya dalam beribadah. Inilah kerendahan hatinya yang mengakui kehebatan ibadah orang lain yang walaupun tidak pernah tahujud sekalipun, ia melihatnya dengan kejernihan hatinya ia merasa dirinya tidak pernah sempurna karena ia selalu salah dalam hidupnya, inilah yang disebut khusyu' ,takut kepada Allah.

Orang yang takut kepada Allah akan selalu melihat keadaan dirinya selalu salah , sehingga setiap saat ia selalu istigfar. Kasus sahabat anshar yang tidak pernah sholat malam tetapi ia masuk surga, merupakan kaidah bahasa yang memerlukan kefahaman tinggi tentang uslub peristiwa ini.

Kita memilih dan mengikuti yang mana? Malam tanpa tahajud atau tahajud? Saya memilih tahajud sebagaimana Rasulullah dan sahabat yang tahajud,ketika 'Amr bin ash mengakui ibadah orang lain lebih baik sedangkan dirinya merasakan  tidak baik maka sesungguhnya 'Amr bin ash lah orang yang terbaik. (Abu Sangkan)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.