Go Ihsan - Menjelang momen Ramadan yang merupakan bulan suci bagi umat
Islam, sebuah perusahaan rintisan meluncurkan aplikasi ponsel pintar bernama
Masjidku yang diharapkan bisa menjadi media komunikasi dua arah antara masjid
dan jemaahnya.
Masjidku berupaya memudahkan pengelola masjid dalam menyampaikan dakwah, mengelola kegiatan keagamaan, serta pelaporan infak dan sedekah secara langsung melalui fitur Infaq Online.
Masjidku berupaya memudahkan pengelola masjid dalam menyampaikan dakwah, mengelola kegiatan keagamaan, serta pelaporan infak dan sedekah secara langsung melalui fitur Infaq Online.
Dengan aplikasi yang tersedia secara gratis untuk perangkat
Android dan iOS ini, pengguna dapat mengikuti (follow) kegiatan masjid tertentu
hingga memberi infak dan sedekah secara online kepada masjid melalui jaringan
ATM Bersama milik PT Artajasa Pembayaran Elektronis.
Tak hanya itu, aplikasi ini menyediakan jadwal dan pengingat
ibadah sampai penunjuk arah kiblat. Ada pula fitur pencarian masjid terdekat
dari lokasi pengguna untuk memudahkan pengguna yang ingin menjalankan ibadah.
Adib Toriq dan Muchdlir Zauhariy, merupakan pembuat aplikasi
ini. Mereka berharap Masjidku dapat meringankan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh masjid untuk komunikasi dan penyiaran informasi. "Dengan
begitu kami berharap dapat meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan umat
Islam terhadap masjidnya," ujar Adib Toriq, Chief Technology Officer
Masjidku.
Ia menjelaskan salah satu inspirasi membuat Masjidku salah
satunya adalah karena Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbesar di
dunia dan Masjidku diharapkan dapat mendukung ibadah.
Masjidku mengklaim telah memiliki 1.250 pengguna dengan 11
masjid yang telah bergabung, yaitu Masjid Daarut Tauhid Bandung, Masjid
Jenderal Sudirman Jakarta, Masjid Jami’ Al-Muqorrobin Jakarta, Masjid Baitul
Makmur Boyolali, Masjid Darul Ihsan Bekasi, Masjid Raya Bintaro Jaya Sektor 9,
Masjid Emerald Bintaro, Masjid Nuruddin Jombang-Jawa Timur, Masjid Cahyaningati
Malang, Masjid Al Muttaqien Malang, dan Masjid Abu Dzar Al Ghifari Malang.
Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung,
KH. Abdullah Gymnastiar berpendapat, para pembuat Masjidku berupaya
mengdayagunakan ilmu teknologi informasi untuk menghubungkan masjid dengan
jamaah. “Ini media komunikasi yang sangat baik, sesuai dengan kebutuhan umat
Islam saat ini,” ungkap Abdullah.
Posting Komentar