Seseorang yang terbentuk persepsinya tentang Islam di Eropa, hanya berdasarkan surat kabar yang dibacanya di mana-mana, maka dapat dimaklumi jika orang tersebut akan memperoleh kesan bahwa Islam adalah agama yang memiliki kecenderuangan ekstremisme.
Pernyataan itu disampaikan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, HE Julian Wilson, dalam seminar bertajuk ‘Islam In A Globalising World' di Hotel Intercontinental, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/6) lalu.
Pemberitaan yang dilakukan oleh media di Eropa, kata Wilson, sama sekali tidak memberikan gambaran yang utuh tentang Islam.
Padahal dengan jumlah penduduk Eropa yang begitu besar, terdapat banyak orang Muslim yang memberikan kontribusi berharga kepada masyarakat Eropa.
"Jumlah penduduk Eropa sebesar 5 persen menganut Islam. Terdapat jutaan dari mereka yang memberikan kontribusi kepada masyarakat Eropa," katanya.
Dia mencontohkan, besarnya kontribusi umat muslim di Inggris. Kontribusi positif tersebut menjadi cukup nyata dari daftar penghargaan yang diberikan pada Hari Ulang Tahun Ratu (Queen's Birthday Honours List), di mana 23 orang muslim di Inggris mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang mereka lakukan di berbagai bidang.
Pada tingkat Uni Eropa, jelas dia, ada upaya yang semakin besar untuk melakukan penilaian dan mengembangkan kesadaran tentang dampak yang merugikan dari Islamophobia. Upaya ini sesuai dengan amanat dari Badan Hak Asasi Uni Eropa (EU Fundamental Right), termasuk pemberantasan diskriminasi yang dilakukan atas dasar agama.
Julian Wilson juga optimistis bahwa ada semacam keterbukaan yang semakin besar terhadap dialog antarumat beragama.
Indonesia, kata dia, adalah negara demokrasi terbesar yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Indonesia dalam hal ini memiliki panggilan secara alamiah untuk berperan sebagai pemimpin, dengan mengadakan dialog tersebut yang sesungguhnya telah ditentukan sebagai aspek utama dari kebijakan luar negerinya.
"Sebagai negara demokrasi dari mayoritas muslim yang paling besar, Indonesia mempunyai panggilan jiwa alami untuk memimpin hal ini," katanya, disambut tepuk tangan hadirin. [ain/www.hidayatullah.com]
"Jumlah penduduk Eropa sebesar 5 persen menganut Islam. Terdapat jutaan dari mereka yang memberikan kontribusi kepada masyarakat Eropa," katanya.
Dia mencontohkan, besarnya kontribusi umat muslim di Inggris. Kontribusi positif tersebut menjadi cukup nyata dari daftar penghargaan yang diberikan pada Hari Ulang Tahun Ratu (Queen's Birthday Honours List), di mana 23 orang muslim di Inggris mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang mereka lakukan di berbagai bidang.
Pada tingkat Uni Eropa, jelas dia, ada upaya yang semakin besar untuk melakukan penilaian dan mengembangkan kesadaran tentang dampak yang merugikan dari Islamophobia. Upaya ini sesuai dengan amanat dari Badan Hak Asasi Uni Eropa (EU Fundamental Right), termasuk pemberantasan diskriminasi yang dilakukan atas dasar agama.
Julian Wilson juga optimistis bahwa ada semacam keterbukaan yang semakin besar terhadap dialog antarumat beragama.
Indonesia, kata dia, adalah negara demokrasi terbesar yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Indonesia dalam hal ini memiliki panggilan secara alamiah untuk berperan sebagai pemimpin, dengan mengadakan dialog tersebut yang sesungguhnya telah ditentukan sebagai aspek utama dari kebijakan luar negerinya.
"Sebagai negara demokrasi dari mayoritas muslim yang paling besar, Indonesia mempunyai panggilan jiwa alami untuk memimpin hal ini," katanya, disambut tepuk tangan hadirin. [ain/www.hidayatullah.com]
Posting Komentar