Go Ihsan - (4)
Musnahnya Sistem Mata Uang Kertas dan Kembalinya Era Dinar Dirham
Semakin menambah runyam dan
carut-marutnya kondisi manusia saat itu adalah dimulainya masa kehancuran mata
uang kertas dan kembalinya manusia kepada mata uang yang sesungguhnya, yaitu
dinar dan dirham (emas dan perak).
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa nilai dan harga sebuah mata uang tergantung dengan kredibilitas dan
kekuasaan yang dimiliki oleh kepemimpinan sebuah negara.
Ketika sebuah rezim ditumbangkan,
lalu rezim penggantinya menyatakan tidak diberlakukannya mata uang kertas rezim
sebelumnya, maka dengan sendirinya mata uang kertas tersebut tidak berlaku.
Demikian pula yang kelak akan
terjadi pada Amerika dan negara-negara Eropa pada umumnya.
Ketika itu perekonomian mereka
hancur dihantam gelombang tsunami moneter dan krisis kepemimpinan yang membuat
satu sama lainnya saling berperang untuk berebut kekuasaan.
Faktor lain yang juga mengambil
peran cukup besar adalah kehancuran negeri tersebut karena faktor-faktor alam
berupa bencana alam dalam skala yang sangat besar.
(5)
Kembalinya Manusia Ke Zaman Unta
Hal lain yang juga menggambarkan
betapa mengerikannya huru-hara dan bencana yang akan menimpa manusia adalah
ketika mereka kelak akan kembali ke zaman unta; zaman batu yang jauh dari
teknologi modern.
Analisis tentang kembalinya manusia
ke zaman unta telah banyak dipaparkan oleh para penulis tentang akhir zaman
dengan sudut pandang yang berbeda.
Dasar yang menjadi pijakan asumsi
di atas adalah hadits Rasulullah saw tentang perang Malhamatul Kubra antara
pasukan Al-Mahdi dan pasukan Romawi (Amerika dan Eropa) yang sudah tidak lagi
menggunakan teknologi modern.
(6) Kehancuran Ekonomi Dunia Di Masa Tiga
Tahun Kekeringan
Dengan hancurnya pusat ekonomi
dunia, maka secara otomatis dan sistematis akan berimplikasi pada roda ekonomi
seluruh dunia. Salah satu logika sederhana dalam kasus ini adalah beredarnya
mata uang kertas (mata uang palsu) yang kemudian tidak lagi berfungsi sebagai
alat pembayaran akibat hancurnya negara yang mengeluarkan mata uang tersebut.
Dengan kehancuran dollar, maka
implikasinya juga akan merembet kepada mata uang-mata uang negara lainnya.
Dengan demikian, setiap orang (di negara manapun) yang saat itu masih memegang
mata uang kertas tak ubahnya seperti anak-anak yang bermain dengan mata uang
kertas mainan, yang tak laku untuk digunakan sebagai alat pembayaran atas
barang atau jasa riil yang diinginkannya.
Dalam kondisi seperti itu,
pemenuhan kebutuhan manusia hanya akan terjadi dengan cara jual beli yang
paling adil; barter! Atau dengan menggunakan mata uang yang memiliki nilai
intristik yang adil; emas dan perak.
Dalam kondisi yang benar-benar
membuat setiap orang mengalami depresi berat dan stress yang memuncak, saat
itulah masa-masa sulit yang terjadi karena suasana alam yang tidak bersahabat
akan dimulai.
Peristiwa kemarau panjang dan
kekeringan ekstrim selama tiga tahun yang berimbas pada langkanya bahan pangan
akan terjadi pada detik-detik menjelang keluarnya Dajjal, yang berarti
merupakan kondisi dimana Al-Mahdi baru muncul dan mendeklarasikan kedaulatannya.
(7)
Pembunuhan Dan Peperangan Demi Mempertahankan Hidup
Panjangnya masa kehancuran dan
kerusakan ekonomi yang merata di setiap negeri, terjadinya instabilitas
keamanan, tidak berfungsinya alat-alat negara (para polisi dan aparat) karena
mereka sudah tidak lagi mendapatkan gaji dari pemerintah pusat, berhentinya
mesin-mesin produksi dan pabrik-pabrik makanan dan minuman, tidak berfungsinya
kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan masyarakat, rusaknya teknologi
tranportasi dan komunikasi dan beragam pemandangan mengerikan lainnya, akan
melahirkan satu kengerian baru; berpacunya manusia untuk mempertahankan hidup
dengan cara-cara kalap; membunuh dan merampas serta cara-cara brutal lainnya.
Orang-orang yang kuat akan memangsa yang lemah dan hukum rimba akan mewarnai
setiap kehidupan.
Rasulullah saw bersabda : “Sungguh, menjelang
terjadinya Kiamat ada masa-masa harj.” Para sahabat bertanya :
“Apakah harj itu ?” Beliau bersabda :
“Pembunuhan.” Mereka bertanya : “Apakah
lebih banyak jumlahnya dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya kita dalam satu
tahun membunuh lebih dari tujuh puluh ribu orang?” Beliau bersabda : “Bukan
pembunuhan orang-orang musyrik oleh kalian itu, tetapi pembunuhan dilakukan
oleh sebagian kalian terhadap sesamanya. ” Mereka bertanya : “Apakah
pada masa itu kami masih berakal?“Beliau bersabda .-“Akal kebanyakan manusia zaman
itu dicabut, kemudian mereka dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal, kebanyakan
manusia menyangka para pemimpin itu mempunyai pegangan, padahal sama sekali
tidak demikian. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
Barangkali saat itulah masa yang dijanjikan Rasulullah saw
akan terjadi. Para pemimpin mereka sudah tidak lagi memiliki akal. Perang antar
kelompok, aksi saling bunuh dan rampas bukan lagi berdasar pada agama, bahkan
akal sehat sekalipun. Apa yang mereka lakukan berangkat dari kondisi mengerikan
yang menyebabkan mereka sudah tidak lagi mampu berfikir normal. Tindakan mereka
benar-benar kalap, penuh nafsu, tidak rasional, dan akal manusia saat itu sudah
benar-benar dicabut saking tidak sanggupnya melihat kondisi yang sama sekali
tidak pernah mereka bayangkan.
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber; votreesprit.wordpress.com
Posting Komentar