Go Ihsan - Semasa
remaja, pemilik nama lengkap Rhonda Cowell-Bari ini punya beberapa pengalaman
yang agak menakutkan. Hal serupa barangkali juga kerap menimpa tak sedikit
orang seusianya.
Saat itu dia berumur sekitar 12
tahun. Rhonda berada di titik nadir dan kehampaaan dalam hidupnya. Ia sadar
kondisi sekelilingnya tapi dia merasa seperti berada di tempat lain.
Perempuan kelahiran utara
Wellington, Selandia Baru, itu terus ditarik masuk ke “dunia lain” tersebut.
Rhonda tidak dapat kembali. Dia juga tidak bisa berteriak minta tolong.
Perempuan itu hanya bisa menangis. “Ya Tuhan, bantu saya!”
Semenjak sering mengalami
peristiwa itu, dia meyakini adanya kekuatan yang lebih besar di luar dirinya.
Atmosfer keagamaan Cowell-Bari yang menaunginya begitu kental sejak kecil tak
mampu membendung arus itu.
Anak bungsu dari lima
bersaudara ini lahir dari keluarga besar penganut Kristen. Seperti kebiasaan
keluarga Kristen pada umumnya, ia terbiasa bangun pa gi-pagi tiap akhir pekan.
Bersama kakak- kakaknya, mereka pergi ke sekolah Minggu kendati orang tuanya
tidak memberi keteladanan.
Lima bersaudara itu pergi ke
sekolah Minggu, sementara ibu dan ayahnya tidur di rumah. “Saya berharap
saudara-saudara saya tidak keberatan kalau saya mengatakan ini. Kami
memanfaatkan sekolah Minggu untuk mencari uang sedekah, kemudian menggunakannya
untuk jalan-jalan dan bermain di kolam renang,” aku Cowell- Bari, seperti
dikutip dari onislam.net.
Rhonda memiliki pendidikan
cukup baik. Ia berada di kelompok paduan suara sekolah. Ia juga telah dibaptis–
suatu hal yang dulunya dia anggap wajar dalam fase hidup manusia. Orang tua
sekadar melakukan tugas mereka.
Mereka berharap telah
menempatkan anak-anaknya di jalan yang benar. Namun, dia merasa rutinitas itu
berlalu begitu saja, kian hampa. Perempuan yang gemar melancong ini pun masih
bertahan dalam kekristenan sampai usia 20-an.
Sempat ketika dia berumur 17
tahun, Cowell-Bari mencicipi Buddhisme. Dia mempelajarinya bersama beberapa
teman waktu itu. Itu kali pertama dia menjajal agama lain di luar Kristen.
Rhonda melihat Buddhisme
sebagai ben tuk keekstreman selain agama yang selama ini dia anut, Kristen.
Jadi, dia mulai meninggalkan Kristen dan mengikuti Buddhisme. Beberapa waktu
bertahan menganut ajaran Buddha, Cowell-Bari tak puas. Pada kali kedua, dia
pindah lagi ke agama Hindu.
Menemukan Islam Selepas remaja,
Cowell-Bari pindah ke Inggris. Selama berada di sana, dia mulai mengikuti
kursus perbandingan agama. Dia menjajal semua agama yang ada. Tak terkecuali
Hindu, Buddha, dan berbagai aliran kepercayaan sejenis dari India. Islam
diperkenalkan pada akhir jam kursus.
Memasuki pengujung musim
kursus, saat itulah kebenaran satu per satu dihadapkan ke depan matanya. “Saya
punya teman asal Australia. Dia baru saja kembali dari Palestina atau Israel.
Teman saya memiliki beberapa buku yang dia dapatkan di sana,” tutur Rhonda.
Salah satu bukunya berjudul The
Arab Israeli Question yang membahas konflik Arab-Israel dari sisi politik.
Rhonda meminjam beberapa bukunya dan mulai membaca tentang Islam.
Posting Komentar