Waleed Abdalati - (Foto:Space Daily) |
WASHINGTON – Administrator NASA, Chareles Bolden menyebutkan bahwa Waleed Abdalati akan menjabat sebagai pimpinan ilmuwan di agen markas besar yang mulai bertugas pada 3 Januari tahun depan, di mana ia akan menjabat sebagai penasihat pokok untuk administrator pada program agen ilmiah dan program perencanaan strategi dan investasi, menurut sebuah rilisan berita NASA pada 13 Desember 2010.
Dalam jabatan barunya, Abdalati, yang baru-baru ini menjabat sebagai direktur Pusat Ilmiah dan Observasi Bumi di Universitas Colorado di Boulder, akan memastikan bahwa program ilmiah NASA sejajar dengan tujuan-tujuan ilmiah Gedung Putih.
Seorang ilmuwan es kutub yang menjabat di berbagai posisi di NASA antara tahun 1998 dan 2008, Abdalati sebelumnya adalah pimpinan dari Cabang Ilmiah Cryospheric di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard di Greenbelt.
Penelitiannya selama ini telah selalu berfokus pada studi es kutub yang meliputi penggunaan satelit dan instrumen udara. Ia telah memimpin atau berpartisipasi di dalam Sembilan bidang dan kampanye udara di Artik dan Antartika.
Dalam peranan barunya, ia akan bekerja dekat dengan Gedung Putih Departemen Kebijakan Ilmiah dan Teknologi dan Departemen Manajemen dan Anggaran, menurut rilisan berita tersebut.
"Kami merasa senang memiliki Waleed kembali kea gen tersebut selama periode transisi yang kristis," Bolden menyatakan dalam rilisan tersebut.
"Pengalamannya, jangkauan yang luas dari pengetahuan ilmiah dan keakraban dengan NASA akan sangat menguntungkan agen. Ia akan menjadi seorang penyokong sejati beragam dan banyaknya program ilmiah dan penelitian juga eksplorasi kita."
Abdalati adalah seorang rekanan dari Institut Kooperatif untuk Penelitian di Environmental Sciences, sebuah usaha bersama antara Universitas Colorado di Boulder dan Administrasi Kelautan dan Atmosfir Nasional. Penelitiannya memeriksa bagaimana dan mengapa penutupan es bumi berubah dan apa ati dari perubahan tersebut untuk kehidupan di atas planet bumi.
Abdalati akan melaporkan secara langsung pada Bolden dan mengawasi sebuah staf sekitar lima orang, juru bicara NASA, Michael Cabbage mengatakan.
Abdalati telah menerbitkan lebih dari 50 naskah, bab-bab buku, dan laporan teknis yang berhubungan denagn NASA, dengan perkiraan 1.500 predikat di dalam literatur yang dikaji rekanan.
Abdalati telah menerima berbagai penghargaan untuk penelitiannya dan pengabdiannya untuk NASA, termasuk Penghargaan Awal Karir Kepresidenan untuk Ilmuwan dan Insinyur, sebuah Medali Prestasi Luar Biasa NASA, dan dua penghargaan Prestasi Kelompok NASA.
Abdalati bukanlah Muslim pertama yang menorehkan prestasi di NASA. Beberapa Astronot Muslim lainnya seperti Anousheh Ansari, seorang wanita Muslim pertama yang menjadi seorang penjelajah angkasa, adalah seorang warga negara naturalisasi Amerika.
Wanita tersebut membuta warga Iran bangga akan dirinya di negara asal dan di luar negeri. (ppt/scn/st/ncm) www.suaramedia.com
Penelitiannya selama ini telah selalu berfokus pada studi es kutub yang meliputi penggunaan satelit dan instrumen udara. Ia telah memimpin atau berpartisipasi di dalam Sembilan bidang dan kampanye udara di Artik dan Antartika.
Dalam peranan barunya, ia akan bekerja dekat dengan Gedung Putih Departemen Kebijakan Ilmiah dan Teknologi dan Departemen Manajemen dan Anggaran, menurut rilisan berita tersebut.
"Kami merasa senang memiliki Waleed kembali kea gen tersebut selama periode transisi yang kristis," Bolden menyatakan dalam rilisan tersebut.
"Pengalamannya, jangkauan yang luas dari pengetahuan ilmiah dan keakraban dengan NASA akan sangat menguntungkan agen. Ia akan menjadi seorang penyokong sejati beragam dan banyaknya program ilmiah dan penelitian juga eksplorasi kita."
Abdalati adalah seorang rekanan dari Institut Kooperatif untuk Penelitian di Environmental Sciences, sebuah usaha bersama antara Universitas Colorado di Boulder dan Administrasi Kelautan dan Atmosfir Nasional. Penelitiannya memeriksa bagaimana dan mengapa penutupan es bumi berubah dan apa ati dari perubahan tersebut untuk kehidupan di atas planet bumi.
Abdalati akan melaporkan secara langsung pada Bolden dan mengawasi sebuah staf sekitar lima orang, juru bicara NASA, Michael Cabbage mengatakan.
Abdalati telah menerbitkan lebih dari 50 naskah, bab-bab buku, dan laporan teknis yang berhubungan denagn NASA, dengan perkiraan 1.500 predikat di dalam literatur yang dikaji rekanan.
Abdalati telah menerima berbagai penghargaan untuk penelitiannya dan pengabdiannya untuk NASA, termasuk Penghargaan Awal Karir Kepresidenan untuk Ilmuwan dan Insinyur, sebuah Medali Prestasi Luar Biasa NASA, dan dua penghargaan Prestasi Kelompok NASA.
Abdalati bukanlah Muslim pertama yang menorehkan prestasi di NASA. Beberapa Astronot Muslim lainnya seperti Anousheh Ansari, seorang wanita Muslim pertama yang menjadi seorang penjelajah angkasa, adalah seorang warga negara naturalisasi Amerika.
Wanita tersebut membuta warga Iran bangga akan dirinya di negara asal dan di luar negeri. (ppt/scn/st/ncm) www.suaramedia.com
Posting Komentar