Halloween party ideas 2015

Oleh: Yusdeka Putra
Masalah Utama Kita ...
Masalah utama yang kita hadapi sekarang adalah, bagaimana cara kita memilih sesuatu sebagai diri kita, sebagai badan kita. Diri atau badan yang akan kita pakai sebagai alat kita dalam mengarungi kehidupan ini. Kita mau memilih apa, mau mengakui apa sebagai diri kita, sebagai badan kita.
Kalau kita mau memakai hanya sekedar tubuh, fisik kita sebagai badan atau diri kita, maka tidak ada beda yang signifikan antara kita dengan binatang. Sama..., bahkan level kita bisa lebih rendah dari binatang.
Kalau kita mau memakai pikiran kita atau persepsi kita, yang sangat berkorelasi positif dengan perasaan kita sebagai badan atau diri kita, maka siap-siaplah kita memasuki wilayah keramaian dan gegap gempita pikiran-pikiran dan persepsi-persepsi orang lain disekitar kita. Setiap pikiran yang kita jadikan sebagai diri atau badan kita, maka akan menimbulkan sebuah perasaan tertentu sebagai pasangannya. Pikiran berpasangan dengan perasaaan. Kalau keduanya itu yang kita jadikan sebagai diri atau badan kita, maka kita akan dibawa dari satu pikiran dan perasaan kepada pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan lainnya selama kita memakai pikiran dan perasaan itu sebagi diri atau badan kita. Dan itu bisa berhari-hari, berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun.
Kalau kita mau memakai getaran, gelombang, atau energi sebagai badan atau diri kita, maka mau tidak mau, suka tidak suka, percaya atau tidak, kita akan bersentuhan dengan berbagai getaran, gelombang, atau energi yang memenuhi alam semesta ini. Termasuk getaran, gelombang, energi yang ternyata juga dipakai oleh iblis dan jin sebagai dirinya. Lha..., kok bawa-bawa nama iblis dan jin segala sih?. Bukankah getaran, energi, atau gelombang itu hanyalah sebuah fenomena alamiah biasa?.
Jawabannya singkat saja. Ya begitulah adanya..., begitulah alamnya... Yang pasti getaran iblis atau jin itu sendiri sudah mengalir didalam darah kita, "Jajrid dam...", kata Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadist Beliau. Kan masalah kita sebenarnya hanyalah apakah kita mau percaya atau tidak kepada apa-apa yang dikatakan oleh Beliau.
Sifat alamiah dari alam getaran, gelombang, dan energi ini adalah bahwa yang berfrekuensi sama akan saling beresonansi dan saling memperkuat atau saling memperlemah satu sama lainnya yang ujung-ujungnya adalah penciptaan atau penghancuran materi. Memakai getaran, gelombang, dan energi ini sebagai tubuh atau diri kita, itu sangat identik dengan memasuki wilayah sumber dari segala ilmu. Ilmu tentang penciptaan materi, ilmu tentang penghancuran materi, ilmu tentang awal dan akhir dari keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa. Alam ilmu..., yang sangat sarat dengan segala kombinasi kemungkinan yang mungkin mengada. Hebat dan mengasyikkan. Sungguh...!.
Dan muaranya ternyata adalah sebuah ungkapan protes penuh sejarah yang pernah disampaikan oleh Iblis dihadapan Allah terhadap penciptaan Adam: "Ana khairu minhu..., aku lebih baik dari dia (Adam), aku tercipta dari api, sedang Adam dari tanah...". Memang itu hanya sebuah kalimat pendek saja, namun kalimat itu sungguh mewakili sebuah citra keangkuhan dan kesombongan yang teramat sangat. Dan tentu saja akibatnya juga sangat luar biasa dahsyat bagi siapapun diantara kita yang mengucapkan kalimat yang sama kepada sesama kita.
Sampai disini, dengan menjadikan alam getaran, alam gelombang, atau alam energi sebagai diri atau badan kita, itu tidak memerlukan agama-agama tertentu untuk mendapatkannya. Yang harus kita lakukan hanyalah sebatas olah tubuh, olah pikir, olah rasa disatu sisi, dan dibarengi dengan olah energi, olah getaran, olah gelombang dengan cara-cara tertentu pada sisi yang lainnya. Harus olah dua-duanya. Olah materi dan olah getaran. Dan itu saja sudah cukup. Disini tidak usah membawa-bawa agama tertentu. Tidak usah ditarik-tarik dan disesuai-sesuaikan dengan ajaran agama-agama tertentu. Karena itu hanya akan dilecehkan orang...
Yang pasti, semakin rajin kita mengolahnya, semakin rajin kita menguliknya, semakin rajin kita memikir-mikirkan dan merasa-rasakannya, maka semakin hebat pula yang akan kita dapatkan. Dan biasanya orang-orang banyak yang berhenti disini. Karena disini memang ada nikmatnya. Nikmat mengaku. Ada kita yang mengaku, dan ada diri atau badan kita yang akan kita pakai dan eksplorasi sebagai alat kita untuk mengaku-ngaku kepada orang lain. Cerita kita akan menjadi sangat hebat, runut, santun, meyakinkan, dan masuk akal sekali, karena memang yang sedang kita ceritakan adalah diri atau badan kita sendiri.
Di bagian lain akan kita lihat satu wujud lagi yang bisa kita jadikan sebagai diri atau badan kita, yaitu Ar Ruh.... Bagaimana kalau kita berhasil menjadikan Ar Ruh, sebagai badan atau diri kita?. Namun sabar dulu ya!. Kita habiskan dulu serba serbi tentang An Nafs sampai ke sisi gelombang, energi, atau getaran. Karena memang banyak kita yang berhenti disini, dengan segala kehebatan, ketahuan, dan tentu saja keangkuhan kita didalamnya.
Nah..., apapun yang kita akui sebagai diri kita, itulah yang disebut sebagai AN NAFS. Diri atau badan kita. Dan selama kita memakai sesuatu itu sebagai diri atau badan kita, maka kita akan nyangkut disana. Kita akan tertahan disana. Kita akan lengket dan melekat disana, sehingga kita menjadi sangat sibuk dengan diri kita itu setiap saat. Kecuali kalau badan kita adalah dalam bentuk Ar Ruh....
Sesuai dengan perjalanan waktu, saat ini, tahu-tahu, ujug-ujug, tanpa kita sadari, kita sudah ada saja, kita sudah tahu saja, kita sudah menjalani berbagai proses saja, kita sudah jadi orang saja, kita sudah jadi insinyur saja, kita sudah jadi dokter saja, kita sudah jadi pekerja dengan profesi tertentu saja, kita sudah jadi orang kaya saja, kita sudah jadi orang miskin saja, kita sudah jadi orang yang menderita saja, kita sudah jadi orang yang berhasil saja, kita sudah jadi seorang ahli ini dan ahli itu saja.
Ya ujug-ujug kita kita sudah jadi orang yang seperti sekarang ini saja, lengkap dengan segala ciri-ciri, karakter, nama, atribut, proses berpikir, dan problematika kita. Karena kita sudah jadi seperti sekarang ini, maka kita anggap, kita pikir, kita kira-kira segala ciri-ciri, karakter, nama, atribut, proses berpikir, dan problematika kita itu sendirilah yang kita anggap sebagai diri kita. An Nafs.
Dan entah kenapa kita merasa begitu sulit untuk bisa lepas dari diri kita saat ini. Kita nyangkut di diri kita. Ya..., nyangkut, grounded. Dan apa-apa yang sedang kita alami atau apa-apa yang akan kita hadapi selanjutnya adalah akibat langsung dari nyangkutnya kita di diri atau badan kita itu. Tidak lebih dan tidak kurang.

Prosesnya bagaimana???. (Bersambung)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.