Go Ihsan - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempertanyakan perjuangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pasalnya, sebagai gerakan Islam, organisasi yang dibidani Abu Umar al-Baghdadi itu tak pernah membela Palestina.
Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin mengakui, fatwa MUI yang menyatakan bahwa gerakan ISIS tidak mewakili umat Islam tidak begitu berpengaruh. Sebab, masih ada kalangan masyarakat yang masih meyakini ISIS. Oleh karena itu, fenomena ISIS kembali akan dibahas, terutama mengingat perkembangan situasi dunia saat ini.
"Karena di antara kami mungkin ada perbedaan simpulan berdasarkan perbedaan informasi tentang ISIS," ujar Din Syamsuddin di kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (26/11/2015).
MUI, lanjut Din, mencurigai ISIS merupakan bentukan negara-negara maju. Indikatornya, gerakan tersebut mampu bertahan, dari gempuran berbagai pihak, termasuk dari tentara Suriah, Rusia, Inggris, Prancis serta sejumlah negara Arab, dengan persenjataan lengkap mereka.
"Siapa yang membantu di belakang, untuk kepentingan apa, dan kenapa sampai sekarang ISIS tidak pernah mengeluarkan sepotong kalimat pun untuk membela Palestina, dan mengecam Israel," tegas DIN.
Selain itu, anggota wantim MUI juga melihat aksi teror di Paris pada 13 November lalu oleh ISIS, hanya dijadikan alasan untuk Prancis, terjun ke perang di tanah Suriah dan Irak.
Namun demikian ia belum bisa menentukan, apakah wantim MUI akan kembali membahas soal ISIS dalam rapat bulanan wantim MUI. (RimaN)
Posting Komentar