Widjojo mengatakan bahwa kementerian pertahanan sudah membentuk tim untuk mengatasi cyber war. "Tetapi ini juga perlu didukung juga agar situs ini tidak begitu saja diretas. Selevel dengan hacker lain," katanya.
"Ini kan perang pemikiran, mau gak mau pasti terjadi dan tidak bisa dihindari. Kebebasan dunia maya yang belum punya aturannya," katanya lagi.
Oleh sebab itu, ia meminta kepada pembaca agar mengecek isi dari banyak media untuk menjamin kebenaran isinya. "Satu situs, tidak serta merta jadi rujukan dan jadi wacana dan informasi. Tingkat kebenarannya tentu harus dikroscek ke media lain dari situ akan dilihat mana yang benar," katanya. Srelain itu, ia juga meminta agar pemilik situs, kata dia, harus memiliki tim cyber yang canggih.
Diberitakan sebelumnya, peretas Anonymous mengincar situs-situs yang dianggap pendukung ISIS. Selain situs Front Pembela Islam (FPI), ada beberapa situs lain yang dikenal oleh masyarakat Indonesia seperti Arrahmah dan VOA Islam. "Sepengetahuan saya, dua situs ini adalah situs Islam yang sangat banyak pengunjungnya sehingga mereka tidak pernah terlempar dari 10 besar situs Islam. Mereka sudah punya trust dari masyarakat," kata Widjojo. (kompas)
Posting Komentar