Halloween party ideas 2015

Go Ihsan - Pemimpin Redaksi Energindo sekaligus Wakil Pengurus Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia Widjojo Hartono menganggap peretasan yang dilakukan terhadap situs-situs berita Islam sebagai bentuk perang siber atau cyber war. "Saya berprasangka baik saja kalau pengamanan cyber situs berita Islam sudah canggih tentu bisa memproteksi diri dari peretasan," kata Widjojo saat dihubungi Tempo, Sabtu 21 November 2015. 

Menurutnya, untuk menghadapi ancaman peretasan, pemilik situs harus melengkapi dirinya dengan peretas yang canggih. "Yang belum punya hacker yang canggih, lebih baik memperkuat diri bergabung juga dengan hacker lain untuk memproteksi diri," katanya. 

Terkait dugaan konten radikalisme yang terkandung dalam situs tersebut, ia mengatakan bahwa pemerintah sudah memiliki instrumen resmi seperti Badan Nasional Peninggalan Terorisme (BNPT). "Peretasan ini tidak lepas dari perang siber yang tidak hanya mengancam kedaulatan negara," katanya. 

Widjojo mengatakan bahwa kementerian pertahanan sudah membentuk tim untuk mengatasi cyber war. "Tetapi ini juga perlu didukung juga agar situs ini tidak begitu saja diretas. Selevel dengan hacker lain," katanya. 

"Ini kan perang pemikiran, mau gak mau pasti terjadi dan tidak bisa dihindari. Kebebasan dunia maya yang belum punya aturannya," katanya lagi.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada pembaca agar mengecek isi dari banyak media untuk menjamin kebenaran isinya. "Satu situs, tidak serta merta jadi rujukan dan jadi wacana dan informasi. Tingkat kebenarannya tentu harus dikroscek ke media lain dari situ akan dilihat mana yang benar," katanya. Srelain itu, ia juga meminta agar pemilik situs, kata dia, harus memiliki tim cyber yang canggih.

Diberitakan sebelumnya, peretas Anonymous mengincar situs-situs yang dianggap pendukung ISIS. Selain situs Front Pembela Islam (FPI), ada beberapa situs lain yang dikenal oleh masyarakat Indonesia seperti Arrahmah dan VOA Islam. "Sepengetahuan saya, dua situs ini adalah situs Islam yang sangat banyak pengunjungnya sehingga mereka tidak pernah terlempar dari 10 besar situs Islam. Mereka sudah punya trust dari masyarakat," kata Widjojo. (kompas)


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.