Go Ihsan - Setiap orang
akan mendapat ujian, tak terkecuali orang-orang saleh. Bahkan kebanyakan orang
saleh diuji pada tubuh-tubuh mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah
menganugerahkan anggota tubuh sehingga Anda bisa bersenang-senang dengannya,
dan Allah juga menganugerahkan kekuatan, kehidupan, kemampuan, dan aktivitas.
Tetapi ada hikmahnya kalau pada suatu saat Allah mencabut kekuatan Anda.
Para ulama, ahli sirah, dan
ahli biografi menyebutkan dalam sirah Urwah bin Zubeir ra anak dari sang
pembela Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam yang
merupakan periwayat paling besar dalam kitab-kitab hadits dari Aisyah ra, bahwa
Urwah mengkhatamkan al-Qur’an selama empat hari. Allah hendak mengangkat
derajatnya di sisi-Nya, maka ditulislah baginya suatu ujian, yaitu ketika Urwah
bin Zubeir ra bepergian ke negeri Syam. Di tengah perjalanan, kanker kulit
menyerang kakinya.
Berkumpullah para dokter
mengobatinya. Mereka mengatakan, “Kami akan memotong kakimu dari depan.” Urwah
berkata, “Aku akan sabar dan merasa puas dengan ini.”
Lalu penyakit itu pun
menyerang betisnya, maka mereka mengatakan, “Kami akan memotongnya dari betis.”
Dia mengatakan, “Aku akan bersabar dan merasa cukup dan puas.”
Lalu sakitnya itu menyerang
pahanya. Mereka berkata, “Engkau tidak mempunyai jalan keluar, selain
memotongnya. Kalau tidak, maka kau akan meninggal dunia.” Dia berkata, “Allah
tempat kita meminta pertolongan, sesungguhnya kita milik Allah dan kita akan
dikembalikan kepada-Nya.”
Maka mereka pun mengatakan,
“Kami tidak akan memotongnya, sampai kami memberi kamu minum dengan secangkir
arak.” Dia berkata, “Oh, Maha Suci Allah! Akal yang telah diberikan oleh Allah
kepadaku, lalu aku akan menghilangkannya hanya dengan secangkir arak! Demi
Allah, sekali-kali tidak! Akan tetapi apabila aku berwudhu dan melaksanakan
shalat, maka potonglah pahaku.”
Dia pun berwudhu, menghadap
kiblat, memulai melakukan shalat, dan bermunajat kepada Allah. Dia bersendiri
dengan ayat-ayat Allah, dia mencukur dengan ruhnya bersama ayat-ayat yang jelas
itu. Para dokter itu pun mendatanginya dengan gergaji, lalu mereka memotong
kakinya.
Tatkala darah mengalir dengan
sangat deras, akhirnya dia pun jatuh pingsan. Baru setelah beberapa jam dia
sadar. Dokter berkata, “Semoga Allah memperbaiki duka citamu terhadap anakmu,
dia diinjak-injak oleh binatang ternak sang khalifah sehingga dia meninggal
dunia.”
Maha Suci Allah! Pada saat yang
masih genting ini, masa-masa kritis, baru tersadar bahwa anaknya diinjak-injak
oleh binatang ternak sang khalifah sehingga meninggal dunia. Coba perhatikan
berbagai musibah ini bagaimana dia bisa terjadi dan coba perhatikan lagi betapa
lembut dan bijaksananya Allah swt dalam hal qadha dan qadar.
Maka Urwah mengatakan, “Segala
puji bagi Allah, sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kita
akan dikembalikan. Ya Allah, bagi-Mulah segala puji. Apabila Engkau telah
mengambil, sesungguhnva Engkau telah memberikan. Apabila engkau menguji, sesungguhnya
Engkau juga telah memberikan kesehatan. Engkau telah memberikan empat anggota
badan kepadaku dan Engkau mengambil satu anggota badan saja. BagiMu segala puji
dan kepada-Mu aku bersyukur.” Lalu dia mengatakan,
“Demi
Allah, aku tidak pernah mengulurkan telapak tanganku kepada keraguan, dan Aku
juga tidak pernah membawaku kepada kekejian.”
Pemikiran dan penglihatanku juga tidak pernah menunjuki kepadanya, akal pikiran dan pemikiranku juga tidak pernah membimbingku ke sana.
Dan aku mengetakui bakwa tidaklah aku menderita musibah dari Allah, melainkan musibah itu telah menimpa orang lain sebelumku”
Pemikiran dan penglihatanku juga tidak pernah menunjuki kepadanya, akal pikiran dan pemikiranku juga tidak pernah membimbingku ke sana.
Dan aku mengetakui bakwa tidaklah aku menderita musibah dari Allah, melainkan musibah itu telah menimpa orang lain sebelumku”
Dia pun pulang dengan hanya
mengharapkan pahala dari Allah semata karena Dia-lah yang telah menentukan dan
memberikan ujian.* Bersambung bagian 2
DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, dari bukunyaJangan Takut-Jagalah Allah, Allah Akan Menjaga Anda.
Posting Komentar