Go Ihsan - Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah
Saw bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi seorang muslim lainya, tidak
boleh menganiayanya dan menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa membantu
kebutuhan saudaranya, Allah akan membantu kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan
kesukaran seorang muslim, Allah akan membebaskan darinya satu kesukaran dari
antara kesukaran-kesukaran pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi
(cacat)nya akan ditutup aibnya kelak di hari kiamat.” (HR. Bukhari-Muslim).
Allah
Swt menegaskan, “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan sangat keji
itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka
mendapat azab yang pedih di dunia da di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.” (QS An Nur: 19).
Dari
Abu Hurairah juga ia berkata, Rasulullah saw bersabda:”Janganlah saling hasud
menghasud, saling benci membenci dan saling berpaling, serta janganlah
seseorang diantara kamu menjual atas penjualan kawannya, tapi jadilah kamu
sekalian bersaudara, hai hamba Allah. Seorang muslim itu saduara bagi muslim
lainnya, tidak boleh menzaliminya, dan tidak boleh membiarkannya dalam keadaan
terhina dan tidak boleh merendahkannya. Taqwa itu disini (sambil menunjuk kea
rah dadanya sebanyak tiga kali). Cukup dinilai bertindak jahat, siapa yang
merendahkan kawan muslimnya yang lain. Setiap muslim atas muslim lainnya adalah
haram (terhormat) darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Muslim).
3.
Mendamaikan Perselisihan
Perselisihan
yang terjadi dalam pergaulan, persahabatan dan pergerakan tidak boleh dibiarkan
terus berlangsung. Apabila terjadi perselisihan, maka harus ada pihak yang mau
menengahi atau mendamaikan secara adil, sehingga kedua belah pihak yang
berselisih dan bertikai dapat kembali berdampingan.
Terjadinya
konflik dan berbagai pertentangan hingga terjadi permusuhan diantara sesama
kaum muslimin adalah karena diantara mereka tidak memiliki keikhlasan, atau
keikhlasannya telah hilang dari dirinya.
Maka,
ketika kita melihat perselisihan diantara kaum muslimin, Rasulullah saw
mengajari umatnya untuk mendamaikan, bukan malah mengadu domba hingga
menjadikan perselisihan semakin hebat.“Takutlah kamu kepada Allah dan
damaikanlah persengketaan diantara kamu itu.” (QS. al-anfal:1)
Dan
dari Ummu Kultsum bin ‘Uqbah bin Abu Mu’aith, ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: “Tidak termasuk berdusta orang yang mendamaikan
manusia, yaitu dia mencari kebaikan atau berkata baik.” (HR. Bukhari-Muslim)
Ingatlah
firman Allah Swt, ketika kaum muslimin berselisih paham dengan sesama
muslim:“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap
(golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu,
sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah
kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil,
dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”
(QS. Al-Hujuraat: 9).
4.
Memaafkan Saudaranya
Sesungguhnya
Rasulullah Saw bersabda: “Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, ia akan
mendapatkan pemeliharaan Allah, dan akan dipenuhi dengan rahmat-Nya, dan Allah
akan senantiasa memasukkannya ke dalam lingkungan hamba-hamba yang mendapat
cinta-Nya, yaitu: seseorang yang selalu bersyukur ketika Allah memberi nikmat,
seseorang yang mampu (meluapkan amarahnya) tetapi dia memberi maaf atas
kesalahan orang, dan seseorang yang apabila marah, dia menghentikan amarahnya.”
(HR. Hakim).
Memaafkan
kesalahan saudaranya adalah salah satu dari akhlak yang utama. Seperti halnya
pesan Nabi Muhammad Saw kepada sahabatnya.“Ya Uqbah, maukah kuberitahukan
tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Yaitu, menyambung
silaturahim terhadap orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang
yang menahan pemberiannya kepadamu, dan memaafkan orang yang pernah
menganiayamu.” (HR. Hakim).
Bahkan
dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku
ketika kamu marah, Aku akan mengingatmu jika Aku sedang murka (pada hari
Akhir).”
Rasulullah
Saw lagi-lagi mengingatkan: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh,
namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika
marah.” (HR. Bukhari-Muslim).
Mau
tahu, balasan orang yang menahan marah dan suka memaafkan?“Barangsiapa yang
menyembunyikan kemarahan, padahal dia mampu melakukannya, Allah akan menyerunya
dihadapan para pemimpin makhluk, sehingga Dia memilihkan bidadari untuknya,
lalu menikahkan dengannya sesuai dengan kehendaknya.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi).
Rasulullah
Saw mengingatkan” “Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling
keras dalam pertengkaran.” (HR. Bukhari).
Di
akhir pesan ini, sungguh mulia akhlak seorang muslim, jika ia mendoakan
saudaranya seperti ini: “Dan orang yang datang sesudah mereka (muhajirin dan
Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-sadara kami
yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh,
Engkau Mapa Penyantun, lagi Maha Penyayang.” (QS al-Hasyr: 10).
Rasulullah
Saw juga mengajarkan, “Jika seseorang mendoakan saudaranya tanpa
sepengetahuannya, malaikat berkata, ‘Engkau juga mendapatkannya.” (HR. Muslim)
Mulai
detik ini, yuk kita hilangkan permusuhan dengan sesama muslim, dan para mujahid
yang berjuang di jalan Allah. Tinggalkan segala perbedaan, cari persamaan
diantara kita. Yuk tingkatkatkan fastabiqul khairat, saling memperkuat dan
mengokohkan. Ketakwaan itu bukanlah karena pakaianmu atau rupamu, tapi kebaikan
dan ketulusanmu kepada saudara sesama muslim. Kembalilah pada Al Qur’an dan
as-Sunnah. Semoga Allah merahmati kita semua. [Panji]
Posting Komentar